Sebagai orang tua, wali, atau pendidik, mungkin tergoda untuk melindungi anak dari hal-hal yang mengganggu di malam hari. Namun, tak ada salahnya membacakan cerita seram yang aman untuk anak-anak, sebab dapat membantu menumbuhkan imajinasi, kreativitas, dan bahkan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi rasa takut dan kecemasan.
Mari membahas bagaimana cara membawakan cerita seram untuk anak-anak, dan contoh judul cerita seram terpopuler yang harus Anda coba.
Artikel terkait: Ajarkan Moralitas, Kenali Manfaat Cerita Dongeng Nasehat untuk Anak-anak
Cara Membawakan Cerita Seram kepada Anak-anak
-
Mulailah dengan memilih cerita sesuai usia
Saat menceritakan kisah seram kepada anak-anak, penting untuk mengingat usia dan tahap perkembangan penonton. Mulailah dengan memilih cerita yang tidak terlalu menakutkan bagi anak-anak, dan perhatikan konten apa pun yang mungkin terlalu gamblang atau intens.
Hindari cerita yang mengagungkan kekerasan, mendorong balas dendam, atau menonjolkan tema yang terlalu gelap.
-
Gunakan nada dan teknik bercerita yang menarik
Dalam hal menceritakan kisah seram yang aman untuk anak-anak, teknik mendongeng memainkan peran penting dalam melibatkan penonton muda. Salah satu cara terbaik untuk menangkap imajinasi anak-anak adalah dengan menggunakan nada yang menarik dan menggabungkan gerak tubuh yang energik dan infleksi suara untuk menciptakan ketegangan dan intrik.
Cerita yang diceritakan dengan baik memiliki kekuatan untuk membawa pendengar ke dunia yang berbeda, di mana mereka merasa sepenuhnya tenggelam dalam narasinya. Dengan menggabungkan teknik mendongeng seperti gerak tubuh dan nada suara, kisah-kisah ini menjadi hidup dengan cara yang memikat pendengar.
-
Bangun ketegangan secara bertahap, namun hindari ini!
Dalam hal menceritakan kisah seram yang aman untuk anak-anak, penting untuk secara bertahap membangun ketegangan dalam cerita, tanpa menggunakan adegan berdarah atau kekerasan yang berlebihan. Idenya adalah untuk merangsang imajinasi dan menciptakan rasa antisipasi, tanpa melewati batasan yang tidak pantas untuk pendengar muda.
Cerita seram yang bagus untuk anak-anak harus selalu memiliki akhir yang positif yang memulihkan ketertiban dan memberikan rasa aman dan nyaman.
-
Gunakan bahasa deskriptif
Penting menggunakan bahasa deskriptif untuk mengatur adegan dan menggambarkan karakter secara efektif. Ini dapat melibatkan penggunaan bahasa sensorik untuk mendeskripsikan pemandangan, suara, dan bau dari latar.
Dalam hal karakter, deskripsikan penampilan fisik dan tingkah laku dapat membantu menghidupkannya dan membuatnya terasa lebih nyata bagi pendengarnya.
-
Pilih cerita yang memiliki moral atau pelajaran
Tidak hanya memberikan hiburan, Anda juga bisa mengasah moralitas dan keterampilan memecahkan masalah mereka. Pendekatannya harus hati-hati, memilih bahasa dan citraan yang ramah anak dan tidak terlalu menakutkan.
-
Masukkan elemen interaktif, seperti mengajukan pertanyaan
Saat menceritakan kisah seram, penting untuk membuat mereka tetap terlibat dan terhibur sepanjang cerita dengan menggabungkan elemen interaktif, seperti mengajukan pertanyaan kepada anak-anak atau membiarkan mereka berpartisipasi dalam mendongeng.
Misalnya, setelah mengatur adegan dan memperkenalkan karakter, tanyakan kepada anak-anak apa yang menurut mereka akan terjadi selanjutnya atau menurut mereka siapa pelakunya. Anda juga dapat membiarkan anak-anak bergiliran menambahkan satu atau dua kalimat ke dalam cerita untuk menjadikannya kolaboratif dan kreatif. Ini tidak hanya menjaga perhatian mereka tetapi juga mendorong imajinasi dan keterampilan berpikir kritis mereka.
Contoh Kisah Seram Populer di Dunia
Cerita seram selalu menjadi sumber hiburan bagi banyak anak, termasuk cerita seperti “The Legend of Sleepy Hollow“, “Hansel dan Gretel”, dan “The Tell-Tale Heart“. Kisah-kisah populer ini sering diceritakan kembali dengan cara yang sesuai untuk anak-anak dan diceritakan dengan cara yang menekankan ketegangan dan ketakutan.
Penggunaan tema dan elemen supernatural seperti penyihir, hantu, dan monster adalah hal biasa dalam dongeng ini. Tujuan dari dongeng ini tidak hanya untuk menghibur anak-anak tetapi juga untuk memberikan pelajaran berharga dan menanamkan moral. Mereka sering memasukkan tema seperti menghadapi ketakutan, membuat keputusan yang bijak, dan mengatasi rintangan.
“Menakutkan” tidak selalu berarti “horor”
Penting untuk diperhatikan bahwa “menakutkan” tidak harus berarti “horor”. Anda juga membacakan dongeng klasik, seperti “Little Red Riding Hood” dan “Tiga Babi Kecil” yang tanpa unsur bahaya dan ketegangan. Kisah-kisah ini dapat diceritakan dengan cara yang menangkap imajinasi anak dan memasukkannya ke dalam plot tanpa terlalu gamblang atau mengganggu.
Hormati batasan mereka dan jangan memaksa
Setiap anak berbeda, sebagai pendongeng kita harus menghormati batasan mereka dan tidak memaksa. Hal ini merupakan tanggung jawab untuk memastikan bahwa cerita yang kami sampaikan memang menyeramkan, tetapi tetap aman untuk anak-anak.
Sebelum menceritakan kisah seram, pastikan untuk membangun lingkungan yang aman dan nyaman serta berkomunikasi dengan anak untuk mengukur minat dan tingkat kenyamanan mereka dengan cerita seram.
Artikel terkait: Mengisahkan Orangtua dan Anak, Ini 3 Contoh Dongeng Anak Populer
Kesimpulannya, tak perlu ragu membacakan cerita seram kepada anak-anak, jangan lupa untuk membangun suasananya dengan latar seram hingga efek suara yang mencekam, elemen-elemen yang menyusun. Akan tetapi, pendongeng tetap harus mengutamakan kenyamanan anak-anak sebelum membacakan cerita seram.
Baca juga:
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Lewat Kegiatan Membaca Dongeng
Pengantar Tidur Si Kecil, Ini 2 Contoh Dongeng yang Bisa Parents Bacakan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.