Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Ada tanggung jawab besar untuk mendidik anak dan membentuk karakternya sebagai fondasi hidup mereka ketika dewasa. Dimulai dari rumah, anak wajib mengenal nilai keluarga yang membantu anak membedakan benar atau salah.
Nilai keluarga (family values) adalah prinsip moral dan etika yang dijunjung tinggi dan menjadi dasar berperilaku anggota keluarga. Nilai-nilai keluarga melibatkan semua gagasan tentang bagaimana Anda dan pasangan ingin menjalani kehidupan keluarga, apa yang penting dan tidak penting, hal yang baik dan buruk, serta mana yang benar dan salah.
Di Indonesia, mayoritas nilai keluarga diturunkan dari generasi sebelumnya. Saat seseorang memutuskan untuk menikah, pasangan suami istri membawa nilai keluarga masing-masing. Nilai itulah yang mereka ajarkan pada anak. Padahal, itu semua belum tentu benar.
Nilai Keluarga yang Membantu Anak Membedakan Benar atau Salah
Ada nilai dan norma yang berlaku dalam kebanyakan keluarga di Indonesia yakni sebagai berikut.
1. Nilai Agama
Agama merupakan pondasi dari kepribadian seseorang. Keyakinan pada sang pencipta menjadikan seseorang takut untuk bertindak sesuatu yang buruk.
Agamalah yang menjadi batasan tentang pemikiran atau logika manusia dalam menentukan mana yang baik dan buruk maupun yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Contoh keluarga Muslim akan melaksanakan sholat berjamaah dan sahur di bulan Ramadan, sementara keluarga Kristiani akan beribadah ke gereja setiap hari Minggu.
2. Nilai Moral dan Nilai Kesusilaan
Nilai moral merupakan nilai yang berasal dari hati nurani setiap manusia yang kemudian diterapkan dan diatur oleh norma kesusilaan.
Melanggar norma ini tidak terlalu berat, hukuman yang didapatkan biasanya hanya berupa rasa bersalah dan malu oleh lingkungan sekitar. Contoh, membuang sampah tidak pada tempatnya, tentu malu jika dilihat oleh tetangga.
3. Nilai Dominan
Sesuai namanya, ilai dominan merupakan nilai yang lebih penting dibanding nilai yang lainnya. Nilai inilah yang akan dijunjung tinggi oleh sebuah keluarga untuk diajarkan kepada anak-anaknya dan bisa menjadi kebanggaan saat menerapkannya.
Contoh, seorang ayah mendidik anaknya untuk selalu mengedepankan Tuhan diatas segalanya, sedangkan ibu mengajarkan untuk selalu berusaha yang terbaik.
4. Nilai Etika dan Norma Kesopanan
Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki budaya ketimuran yang kental, masyarakat selalu mengedepankan etika dan kesopanan dalam setiap bertingkah laku, baik dengan orang yang lebih tua, dengan teman sebaya, maupun dengan orang yang lebih muda. Hal ini juga berlaku dalam keluarga.
Misalnya anak belajar sopan santun terlebih kepada orang yang lebih tua, tidak bersuara saat sedang makan, dan kaki tidak naik ke atas meja.
5. Nilai Estetika atau Keindahan
Nilai estetika atau keindahan bersumber pada rasa manusia yang bersifat universal. Nilai keindahan memang ditanamkan dan diajarkan ke anak sejak dini, akan tetapi nilai ini bersifat subjektif.
Maka, orang tua hanya perlu memberitahukan apa yang benar dan yang salah tanpa harus mendikte apa yang harus dilakukan.
Sebagai contoh, orang tua meminta anak merapikan kamar dan mengembalikan barang ke tempat yang seharusnya agar kamar terlihat rapi dan bersih.
6. Norma Adat Istiadat
Adat istiadat yang berlaku dalam sebuah keluarga bergantung pada tempat tinggal keluarga tersebut atau dimana orang tua dibesarkan. Adat istiadat biasanya turun temurun tergantung asal suami dan istri.
Misalnya, Keluarga A terdiri dari Ayah yang berasal dari Maluku dan Ibu berasal dari Jawa Timur. Adat istiadat keduanya sungguh berbeda, namun mereka berhasil mendidik anak mereka dengan adat yang berbeda.
7. Nilai Nasionalisme
Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu sikap atau ajaran untuk menyayangi bangsa dan negara sendiri. Sebelum dilakukan di kehidupan bermasyarakat, orang tua harus memulainya dari rumah.
Contoh nilai yang bisa diterapkan antara lain mengajarkan lagu nasional Tanah Air, mengajarkan anak keberagaman di Indonesia, juga melindungi nama baik keluarga.
8. Nilai Demokrasi
Bukan hanya di ranah pemerintahan, demokrasi juga patut diterapkan di lingkungan masyarakat paling inti yaitu keluarga.
Contoh tindakan demokratis yang bisa dicontohkan orang tua antara lain saling menghormati, terbuka akan kritik dari orang lain, serta memastikan seluruh anggota keluarga mendapatkan hak dan kewajibannya.
Jika anak beranjak dewasa, orang tua bisa mencontohkan hal yang lebih serius. Misalnya melibatkan anak dalam aktivitas pemilu dan bermasyarakat di lingkup yang lebih luas.
Kesimpulannya, setiap keluarga memiliki nilai yang berbeda. Namun, semuanya harus dimulai dari rumah karena orang tua adalah guru utama bagi anak. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
8 Contoh Penerapan Nilai-nilai Nasionalisme dalam Lingkungan Keluarga
8 Contoh Perilaku Sesuai Nilai Pancasila di Lingkungan Keluarga
8 Penerapan Nilai Kemanusiaan di Lingkungan Keluarga, Apa Saja ya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.