Hidup berjalan secara dinamis, dan seringkali terasa seperti roda yang berputar. Terkadang, kita berada di puncak dunia, namun di lain waktu kita berada di titik terendah. Ini bisa sulit untuk diatasi, terutama untuk anak-anak. Untuk itu, penting bagi orang tua mengajarkan cara meningkatkan resiliensi pada anak. Kalau kata zaman sekarang, jangan sampai anak tumbuh dengan mental tempe.
Untuk membantu mereka menghadapi saat-saat sulit dengan ketahanan, orang tua dan pengasuh dapat menggunakan strategi sederhana untuk mendorong perkembangan kecakapan hidup. Berikut ulasannya untuk Anda semua,
Cara Meningkatkan Resiliensi pada Anak
1. Bantu Anak Mngembangkan Growth Mindset
Meningkatkan ketahanan pada anak-anak, dan membantu mereka mengembangkan Growth Mindset atau mindset yang berkembang merupakan bagian penting dari perjalanan mengasuh anak.
Seorang psikolog di Stanford University menyebutkan bahwa growth mindset adalah salah satu kunci untuk meraih kesuksesan.
Individu yang memiliki growth mindset akan selalu percaya bahwa bakat yang dimilikinya selalu dapat dikembangkan. Hal itu bisa diraih dengan berbagai cara misalnya bekerja keras, menggunakan strategi yang tepat saat bekerja, hingga mendengarkan masukan dari orang lain.
Dengan kata lain, orang yang memiliki growth mindset akan berpikir bakat yang dimilikinya sejak lahir adalah sebuah permulaan. Bakat tersebut tidak akan menjadi patokan kesuksesann semata dan ia akan terus belajar.
2. Latih Si Kecil Memecahkan Masalah
Untuk membantu menumbuhkan ketahanan pada anak-anak, penting untuk mencontohkan perilaku pemecahan masalah yang baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengenalkan anak pada berbagai cara berpikir dan pemecahan masalah, seperti brainstorming, berpikir kritis, dan keterampilan analitis.
Misalnya ketika anak berebut mainan dan bertengkar dengan teman sebaya, jangan langsung membela mereka. Biarkan ia berlatih menyelesaikan masalah yang dialaminya.
3. Ajari Anak Belajar dari Kegagalan
Ingin anak tumbuh jadi sosok tangguh, penting untuk membiarkan mereka mengalami kegagalan dan belajar darinya. Membiarkan anak-anak gagal dan kemudian mengajari mereka cara pulih darinya membantu mereka memahami bahwa kegagalan adalah bagian normal dari kehidupan, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Ketika anak dibiarkan mengalami kegagalan, penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan dan bimbingan serta membantu mereka mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik darinya.
Kegagalan bukanlah indikasi nilai mereka dan bahwa mereka mampu mencapai kesuksesan. Dengan melakukan ini, anak-anak belajar bagaimana mengembangkan keterampilan koping yang kuat, yang dapat membantu mereka menjadi lebih tangguh dalam menghadapi kegagalan di masa mendatang.
4. Mengekspresikan Emosi dengan Cara yang Sehat
Anak-anak sering merasa sulit untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat. Untuk memfasilitasi perkembangan sikap tangguh pada anak, orang tua harus fokus mengajari mereka cara mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat.
Ini dapat mencakup memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan emosi mereka di lingkungan yang terbuka dan menerima, memvalidasi perasaan mereka, dan memperkenalkan mereka ke berbagai strategi koping yang dapat membantu mereka mengatasi situasi atau emosi yang menantang dengan lebih baik.
5. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Menciptakan lingkungan yang mendukung adalah kunci untuk membantu anak-anak menjadi lebih tangguh. Ketika anak-anak didorong untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya dan membuat rutinitas, mereka menjadi lebih nyaman di lingkungannya, yang dapat membuat menghadapi tantangan hidup menjadi lebih mudah.
Membantu mereka memecahkan masalah, memvalidasi perasaan mereka, memperkenalkan strategi penanggulangan, dan mengajari mereka untuk meminta maaf atas kesalahan mereka juga dapat membantu membangun ketahanan.
6. Dorong Anak untuk Merawat Diri
Mengembangkan kebiasaan perawatan diri dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan resiliensi pada anak. Ini bisa termasuk mengajari mereka untuk mempraktikkan kebersihan yang baik, tidur yang cukup, dan makan makanan bergizi.
Memberi mereka kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas yang mereka sukai juga bermanfaat, seperti berolahraga, membaca, atau mengerjakan kerajinan tangan.
Selain itu, penting untuk mendorong anak menemukan cara yang sehat untuk mengatasi stres dan kecemasan, seperti meditasi dan menulis jurnal.
7. Jadi Orang Tua Teladan
Mengajari anak-anak bagaimana menghadapi kesulitan dengan ketahanan sangat penting untuk perkembangan mereka. Mencontohkan empati dan pengertian adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak membangun ketahanan saat menghadapi situasi yang menantang.
Dengan mendemonstrasikan bagaimana memahami dan berempati dengan orang lain, serta bagaimana bersikap baik dan suportif, anak-anak dapat belajar bagaimana menghadapi situasi sulit dengan lebih baik.
Selain itu, mengingatkan anak-anak bahwa tidak apa-apa membuat kesalahan, dan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran, akan membantu mereka membangun ketahanan dan mengatasi tantangan hidup dengan lebih baik.
8. Terbuka Terhadap Kritik
Dunia di luar sana akan keras bagi anak, dan tidak selamanya Anda akan terus berada untuknya. Alasan ini menjadi krusial untuk orang tua mengajari anak agar berpikiran terbuka dan mau menerima kritik.
Ini berarti mengajari mereka cara menerima dan menggunakan kritik secara konstruktif, daripada menganggapnya sebagai serangan pribadi.
Mendorong anak-anak untuk mendengarkan pendapat orang lain, belajar dari mereka dan menanggapi dengan bijaksana akan membantu mereka membangun ketangguhan, karena keterbukaan pikiran seperti ini merupakan keterampilan hidup yang penting.
9. Bantu Anak Melatih Keterampilan Berkomunikasi
Membina keterampilan komunikasi pada anak-anak adalah bagian penting untuk membantu mereka meningkatkan ketahanan mereka.
Mengajari mereka cara yang tepat untuk mengekspresikan diri dan nilai mendengarkan membantu mereka membangun kepercayaan diri dan keterampilan memecahkan masalah.
Saat anak-anak melatih keterampilan komunikasi, mereka akan menjadi lebih nyaman dalam situasi sosial dan lebih mampu mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Selain itu, ini akan memberi mereka kesempatan untuk belajar bagaimana meminta maaf atas kesalahan mereka, bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan membangun hubungan yang sehat dengan teman sebayanya.
Kesimpulannya, mengembangkan resiliensi pada anak merupakan bagian penting dalam mengajarkan mereka bagaimana menghadapi tantangan dalam hidup. Yuk lakukan, dan semoga membantu agar anak menjadi tangguh dan lebih siap menghadapi masa depan.
Baca Juga:
10 Cara Memotivasi Anak dengan Memuji Sekaligus Mengkritik, Cek!
Tips Bagi Orangtua Cara Mengajari Anak Mengenali Perasaannya Sendiri
Tips untuk Parents: Cara Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.