Keju adalah salah satu produk susu yang paling serbaguna dan disukai, dengan rasa gurih yang dapat digunakan untuk menyempurnakan hidangan asin hingga manis yang tak terhitung jumlahnya. Keju tidak hanya enak, tetapi juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang mengesankan. Termasuk manfaat keju untuk ibu hamil.
Kandungan Gizi
Keju adalah sumber kalsium, lemak, dan protein yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Keju juga kaya akan vitamin A, vitamin B12, zinc, fosfor, dan ribovlafin.
Mengutip Data Komposisi Pangan Indonesia, berikut adalah kandungan gizi dan nutrisi dari keju:
- Kalori: 326
- Protein: 22,8 gr
- Lemak: 20,3 gr
- Karbohidrat: 13,1 gr
- Kalsium: 777 mg
- Fosfor: 338 mg
- Kalium: 82,7 mg
- Zinc: 3,1 mg
- Vitamin A: 227 mcg
- Beta karoten: 128 mcg
- Vitamin C: 1 mg
Bicara mengenai kalori, keju mengandung kalori berbeda tergantung jenisnya. Keju cheddar atau mozzarella mengandung kalori yang tinggi, masing-masing 402 dan 280 kalori per 100 gr nya.
Keju cheddar yang terbuat dari susu murni mengandung sekitar 6-10 gr lemak per satu porsi (sekitar 28 gram). Sementara itu, keju rendah lemak biasanya dibuat dengan menggunakan susu sapi sebanyak 2 persen.
Keju tanpa lemak (nonfat) dibuat tanpa susu atau menggunakan susu skim. Susu sapi yang merupakan bahan dasar keju juga bisa diganti dengan menggunakan susu kedelai.
Sementara itu, eju yang dihasilkan dari 100% susu sapi ataupun hewan lain yang diberi makan rumput memiliki kandungan nutrisi tertinggi, asam lemak omega-3, dan vitamin K2.
Apa Manfaat Keju untuk Ibu Hamil?
Kaya akan kalsium, keju membawa manfaat bagi ibu hamil yakni sebagai berikut.
1. Menunjang Pertumbuhan Tulang Janin
Keju mengandung kalsium yang dibutuhkan selama kehamilan. Tak cuma untuk kesehatan kehamilan, tapi juga janin dalam kandungan.
Salah satu peran penting kalsium dalam tubuh adalah untuk menunjang pertumbuhan tulang. Apabila tak mengonsumsi asupan makanan dan minuman mengandung kalsium yang cukup, Bunda bisa mengalami defisit mineral ini.
Tubuh akan mengambil kalsium tulang Bunda untuk bisa memenuhi kebutuhan janin. Akibatnya, Bumil bisa berisiko mengalami osteoporosis di kemudian hari.
Terlebih tubuh tidak dapat membuat kalsium sendiri, sehingga perlu mengonsumsi makanan yang kaya kalsium seperti keju. Tidak hanya dimakan langsung, Anda bisa mengkreasikan keju dalam menu makanan atau dicampurkan dengan bahan lain yang sehat.
2. Pertumbuhan Jaringan dan Otak Janin
Protein dalam keju juga dibutuhkan selama kehamilan. Mencukupi asupan protein dapat mendukung pertumbuhan janin dan perkembangan otaknya.
Protein di keju juga penting untuk pertumbuhan jaringan, seperti kulit, rambut, otot dan volume darah. Selama kehamilan, ibu hamil membutuhkan setidaknya 60 sampai 100 gram protein setiap hari, tergantung dengan berat badan, aktivitas fisik, dan usia kehamilan.
3. Mencegah Masalah Kesehatan pada Ibu dan Janin
Selama mengandung, ibu hamil membutuhkan vitamin agar selalu sehat, salah satunya Vitamin D. Vitamin D di keju dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi selama kehamilan.
Tubuh ibu hamil membutuhkan vitamin D untuk mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam tubuh. Selain untuk tulang dan gigi, vitamin ini juga penting untuk kesehatan mata dan kulit.
Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menyebabkan pertumbuhan tulang tidak normal, patah tulang, atau rakitis (rickets) pada bayi baru lahir.
Defisiensi vitamin D juga sering dikaitkan dengan sejumlah masalah pada Bunda dan janin. Beberapa di antaranya adalah preeklampsia, diabetes gestasional, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan asma yang terjadi pada masa kanak-kanak.
4. Menurunkan Tekanan Darah
Manfaat keju lainnya adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan adanya kandungan kalsium pada keju.
Riset menyebutkan bahwa mengonsumsi keju dapat membantu memperbaiki fungsi pembuluh darah. Pembuluh darah yang berfungsi dengan baik dapat membantu menjaga kestabilan tekanan darah.
Tak hanya kalsium, kandungan asam lemak tidak jenuh (conjugated linoleic acid atau CLA) dalam keju dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Hal ini dikarenakan jamur hasil fermentasi dari keju dapat memusnahkan bakteri jahat. Dengan begitu, peningkatakan tekanan darah juga dapat diminimalkan.
Selain itu, keju juga mengandung zat yang mampu menghambat kerja angiotensin-converting enzyme (ACE) yang juga berfungi mengontrol tekanan darah dalam tubuh. Dengan rendahnya tekanan darah, maka risiko terjadinya penyakit jantung bisa ditekan.
Memilih Jenis Keju yang Aman untuk Ibu Hamil
Kebanyakan jenis keju aman untuk ibu hamil. Namun, ada beberapa jenis keju yang mungkin tidak aman untuk dikonsumsi karena mengandung bakteri berbahaya seperti Listeria.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ibu hamil 10 kali lebih rentan terkena infeksi listeriosis dibandingkan dengan orang dewasa lainnya. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat yang mengganggu pertumbuhan janin.
Ahli menyarankan ibu hamil menghindari keju atau produk olahan lainnya yang tidak dipasteurisasi. Untuk mengetahui keamanan produk, Bunda perlu cermat membaca label saat memilih keju. Berikut beberapa jenis keju yang aman dikonsumsi ibu hamil:
- Cheddar
- Mozzarella
- Parmesan
- Cream cheese
- Cottage cheese
Berbeda dengan keju yang sudah dipasteurisasi, keju tidak dipasteurisasi umumnya memiliki bentuk yang khas. Keju ini cenderung lunak dan memiliki garis kasar kebiruan. Berikut beberapa jenis keju yang belum dipasteurisasi sehingga tidak aman bagi ibu hamil:
- Feta
- Brie
- Camembert
- Panela
- Roquefort
Kesimpulannya, ada manfaat keju untuk ibu hamil yang bisa menguntungkan untuk janin. Namun, jangan sampai salah memilih jenis kejunya.
Baca Juga:
id.theasianparent.com/aa000588-bolehkah-ibu-hamil-makan-cimol
id.theasianparent.com/aa000606-bumil-makan-ketan-hitam
id.theasianparent.com/aa000566-bolehkah-ibu-hamil-makan-kimchi