Menyusui adalah salah satu cara paling alami dan penting untuk memberikan nutrisi pada bayi baru lahir. Ini adalah fase penting dalam perjalanan seorang ibu. Namun dalam fase ini, ibu akan lebih emosional, sensitif, dan tak jarang juga mereka cenderung ‘meledak-ledak’. Kenapa ibu menyusui sering mudah marah?
Dalam artikel ini, kita akan lebih memahami mengapa ibu menysui serin marah, dan mencari cara mengelola emosinya dengan tepat. Simak ulasannya yuk!
Kenapa Ibu Menyusui Sering Mudah Marah?
Ibu menyusui sering menghadapi banyak stres dan depresi karena tanggung jawab baru dan perubahan gaya hidup. Hal ini bisa makin parah bila tidak ditangani dengan baik. Khawatirnya, hal itu juga bisa berdampak langsung pada kesejahteraan si ibu, bahkan perkembangan bayinya. Apa saja faktor yang membuat ibu menyusui lebih mudah marah?
1. Stres dan Kelelahan Emosional
Penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui mengalami tingkat stres dan kelelahan emosional yang lebih tinggi daripada ibu yang tidak menyusui, yang mungkin menjadi penyebab ibu menyusui sering marah. Hal ini dikarenakan menyusui merupakan salah satu fase terberat yang harus dilalui seorang ibu, sehingga wajar jika ibu menyusui lebih emosional.
Jika tidak ditangani dengan baik, emosi yang meningkat ini dapat menyebabkan stres dan depresi pada ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk memiliki support system dan sumber daya yang tepat untuk membantu mereka mengelola stres dan emosi yang menyertai.
2. Depresi Pascapersalinan
Depresi pascapersalinan adalah salah satu masalah kesehatan mental paling umum yang memengaruhi ibu menyusui. Depresi pascapersalinan adalah gangguan mood yang ditandai dengan kesedihan yang intens dan dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.
Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan harga diri dan mengganggu kemampuan ibu untuk terikat dengan bayinya, sehingga ibu kesulitan untuk merawat dirinya sendiri. Karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk mengetahui tanda-tanda depresi pascapersalinan dan mencari bantuan dari ahli kesehatan mental jika diperlukan.
3. Penurunan Harga Diri
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa ibu menyusui memiliki harga diri yang lebih rendah daripada ibu yang tidak menyusui. Ini mungkin salah satu alasan mengapa ibu menyusui sering marah atau terpengaruh secara emosional.
Menyusui adalah proses yang menuntut yang membutuhkan banyak waktu dan energi ibu – keduanya dapat merusak harga dirinya. Hasil dari ini dapat meningkatkan tingkat stres, yang dapat menyebabkan perasaan mudah tersinggung, frustrasi, dan marah.
Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk menerima dukungan emosional yang diperlukan untuk membantu mereka mengatasi tantangan menyusui.
4. Stres Pengasuhan yang Lebih Tinggi
Penelitian menunjukkan bahwa stres pengasuhan lebih tinggi pada ibu menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Ini karena menyusui adalah salah satu fase terberat yang harus dilalui seorang ibu, dan emosi seringkali memuncak selama periode ini.
Jika ibu tidak mampu menangani tuntutan menyusui dengan baik, hal itu dapat menyebabkan meningkatnya stres bahkan depresi. Inilah sebabnya mengapa ibu menyusui sering marah. Penting untuk dicatat bahwa stres mengasuh anak tidak terbatas pada ibu menyusui, tetapi faktor lain, seperti usia bayi dan keadaan emosi ibu secara keseluruhan juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan stres.
5. Perubahan Hormon
Menyusui adalah salah satu fase terberat yang harus dilalui seorang ibu. Karena ini adalah proses alami, hal itu dapat menimbulkan berbagai emosi, mulai dari merasakan kegembiraan dan kepuasan setelah berhasil menyusu hingga merasa kewalahan dan stres saat menghadapi kesulitan. Pergeseran hormon yang terkait dengan menyusui, seperti oksitosin dan prolaktin, dapat menyebabkan perasaan sedih, cemas, dan lelah. Perubahan hormonal ini, dikombinasikan dengan stres fisik dan psikologis saat menyusui, dapat membuat ibu merasa kewalahan, cemas, dan marah.
Penting bagi ibu menyusui didukung dan diberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan fisik dan mental yang terkait dengan menyusui.
Artikel terkait: Fungsi hormon prolaktin bagi ibu menyusui, Bunda wajib tahu!
6. Kurang Tidur
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap stres dan depresi ini adalah kurang tidur, yang umum terjadi pada ibu menyusui. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan hormon stres dan selanjutnya menyebabkan perasaan depresi, serta mudah marah. Oleh karena itu, kurang tidur bisa menjadi penyebab utama kenapa ibu menyusui sering marah-marah.
7. Mengalami Perasaan Bersalah
Tidak jarang ibu menyusui mengalami perasaan bersalah dan tidak mampu dalam hal pengalaman menyusui. Hal ini seringkali menimbulkan keadaan emosional yang pada gilirannya dapat menyebabkan stres dan depresi jika tidak dikelola dengan baik.
Emosi yang terkait dengan menyusui dan rasa bersalah serta ketidakcukupan dapat bermanifestasi sebagai kemarahan, yang menyebabkan mengapa ibu menyusui sering marah. Masalah ini semakin diperparah jika ibu mengalami kesulitan menyusui dan mengalami kurangnya dukungan atau pendidikan.
Oleh karena itu, penting untuk memberi ibu menyusui pengetahuan, dukungan, dan dorongan yang diperlukan untuk memungkinkan pengalaman menyusui yang lancar dan bebas stres.
8. Tingkat Dukungan Sosial yang Rendah
Ibu menyusui seringkali marah karena tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi yang mungkin mereka alami pada fase ini. Tingkat dukungan sosial yang rendah dikaitkan dengan tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi, yang tidak dikenali dan tidak diobati.
Inilah mengapa penting bagi ibu menyusui untuk memiliki akses ke dukungan sosial yang memadai untuk membantu mereka mengatasi pergumulan emosional yang menyertai fase ini.
9. Kurangnya Asupan Nutrisi yang Tepat
Memang benar bahwa ibu menyusui seringkali lebih emosional, namun hal ini belum tentu disebabkan oleh stres dan depresi yang terkait dengan proses tersebut. Nutrisi yang tepat juga sangat penting bagi ibu menyusui untuk menjaga emosinya.
Selama tahap menyusui, tubuh ibu mengalami perubahan hormonal karena menyesuaikan diri untuk memproduksi ASI untuk bayinya. Meskipun ini sangat normal, sulit untuk ditangani tanpa nutrisi yang tepat. Ibu menyusui perlu memastikan mereka mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang yang mencakup semua nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, dan vitamin D. Ini akan membantu mengatur hormon dan menjaga emosi ibu.
Artikel terkait: 15 Nutrisi yang Baik untuk Ibu Menyusui dan Tumbuh Kembang Bayi
Kesimpulannya, menyusui adalah fase yang krusial dan menantang bagi para ibu. Meskipun dapat melelahkan secara emosional, penting bagi para ibu untuk mencari dukungan pada orang-orang di sekitar mereka untuk mendapatkan bantuan.
Dukungan dan pengertian emosional dapat membantu mengurangi stres dan depresi yang berhubungan dengan menyusui. Bimbingan dan perawatan yang tepat dapat membantu memudahkan transisi bagi ibu baru dan membuat pengalaman menyusui lebih menyenangkan bagi semua yang terlibat.
Baca juga:
Tipe bayi menyusui berdasarkan zodiak, sesuaikah dengan karakter bayi Bunda?
Penuh Cinta Kasih, 7 Kiat Menyapih Anak Minim Drama yang Layak Dicoba