Mengenal Tradisi Among-among Bayi dalam Budaya Jawa yang Penuh Makna

Mengakar di budaya Jawa, ini filosofi dan ulasan mengenai tardisi Among-among

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Masyarakat Jawa tradisional hingga kini masih kerap mempraktikkan tradisi Among-among bayi. Dalam bahasa Jawa, among berarti pengasuh untuk bayi.

Among-Among merupakan bagian integral dari budaya dan sering dilihat sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih. Terutama atas berkah kesehatan dan keselamatan bagi anak-anak dan keluarga.

Hal ini diungkapkan dengan cara memberian makanan berupa nasi dan lauk pauk. Kebiasaan ini pun sudah dilakukan secara turun temurun dan masih dilakukan hingga sekarang.

Dalam artikel ini, TheAsianparent akan mengulas seputar budaya Among-among yang masih lestari. Yuk simak hingga selesai.

Artikel Terkait: 153 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Jawa Keraton dan Maknanya

Tradisi Among-among Bayi

Ya, tradisi ini merupakan salah satu perwujudan rasa syukur atas kesehatan dan keselamatan bayi. Keluarga biasanya membagikan makanan seperti nasi dan lauk pauk ke tetangga.

Hal ini menjadi salah satu cara menunjukkan rasa hormat kepada masyarakat dan berakar kuat pada budaya masyarakat Jawa. Kebiasaan ini sebagai salah satu cara merayakan lahirnya kehidupan baru dan menunjukkan penghargaan atas dukungan dan kebaikan masyarakat sekitar.

Adat ini diyakini juga bisa membawa keberuntungan dan perlindungan bagi anak-anak, serta membangun hubungan baik antar warga desa. Nasi menjadi makanan yang paling umum dibagikan, karena merupakan makanan pokok di Indonesia, dan sering disertai dengan pilihan lauk pauk. Tindakan kebaikan dan kemurahan hati ini adalah bagian penting dari budaya Jawa yang dijunjung tinggi, yang telah dipertahankan dari generasi ke generasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak hanya sebatas sebagai rasa syukur saja, lo. Dalam budaya Jawa, Among-mong dipandang sebagai simbol persatuan, perdamaian, dan keharmonisan. Hal ini dilihat sebagai cara untuk memperkuat ikatan antara keluarga, masyarakat, dan lingkungan.

Praktik Tradisi Among-among

Biasanya setiap selapan atau 35 hari sekali dibuat bancakan atau selamatan doa bersama. Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu weton.

Pada praktiknya, tidak ada aturan pasti dalam hal penyediaan makanan. Biasanya, akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keluarga yag bersangkutan. Contoh sederhana makanannya ialah tumpeng, jajanan pasar, urap, jenang, hinggga bunga.

Artikel Terkait: Mengubur Ari-ari Hingga Cukur Rambut Bayi, Ini 6 Upacara Kelahiran Bayi dalam Adat Jawa

Rasa Syukur pada Pamomong

Dalam adat Jawa, manusia lahir ke dunia bersama dengan 4 saudara yang menyertainya atau biasa disebut sedulur. Empat sedulur tersebut antara lain air ketuban (kawah) sebagai kakak atau kakang, plasenta (ari-ari) sebagai adhi atau adik, darah (getih), tali pusat (tali puser), serta tubuh bayi itu sendiri (dhiri) sebagai pusatnya. Keempat hal ini akan selalu menyertai seorang anak mulai dari kandungan, lahir, hingga kelak meninggal dunia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain menjadi ungkapan rasa syukur pada lingkungan, tradisi ini merupakan bentuk apresiasi pada pamomong atau sadulur. 

Pentingnya Kerabat dan Tetangga dalam Budaya Jawa

Pentingnya kerabat dan tetangga dalam budaya Jawa tercermin dalam praktik tradisional ini. Dipercaya tradisi ini mengakar kuat dan masih lestari karena budaya yang memiliki esensi tinggi dalam hal bersosialisasi dalam kehidupan bertetangga.

Masyarakat beranggapan bahwa selain keluarga, tetangga dan kerabat biasanya selalu ada untuk memberikan kasih sayang dan dukungan. Menghormati dan mengapresiasi tetangga menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dari budaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 38 Nama putri kerajaan Jawa untuk inspirasi nama bayi perempuan Anda

Jadi, tradisi Among-among menjadi cara masyarakat Jawa menunjukkan rasa syukur atas kesejahteraan anak. Tradisi ini merupakan bagian penting dari budaya dan membantu memperkuat ikatan komunitas.

Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan Anda.

****

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga:

Mitos Bayi Lahir 7 Bulan, Cek Penjelasan Mitos dan Fakta Ilmiahnya di Sini!

Mitos Jawa Bayi Tidak Boleh Tidur di Tengah, Seperti Apa Faktanya?

Seputar Mitos Bayi Meninggal dalam Kandungan, Ini Ulasannya

 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan