Sudah menjadi tanggung jawab orangtua untuk mendidik dan mengajarkan anak-anaknya. Tidak hanya tentang pelajaran di sekolah tetapi juga tentang nilai-nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat. Berikut ini beberapa hal yang perlu diajarkan pada anak.
20 Nilai-nilai kehidupan yang perlu Anda ajarkan pada anak
Ada yang bilang dunia telah berubah menjadi kejam, lebih kejam dari dunia yang kita tahu saat masih anak-anak. Apakah Anda merasa khawatir anak-anak tak akan bisa bertahan menghadapi semua itu?
Jangan risau, Parents. Anda tidak sendiri. Di sinilah tempat kita bisa berbagi tentang segala kerisauan dan kegalauan orangtua modern.
Kita mendidik dan mengasuh anak dengan sebaik mungkin. Coba telusuri kembali apakah Anda sudah menerapkan 20 nilai-nila kehidupan harus diajarkan pada anak, seperti di bawah ini.
1. Ketabahan hati
Orangtua mana sih yang ingin melihat anaknya menangis? Kita ingin mereka bahagia, tapi kita juga manusia. Kadang ada hal yang tak berjalan sesuai rencana, dan kita tak bisa memenuhi apa yang mereka inginkan.
Ketabahan adalah hal yang perlu diajarkan pada anak, agar ia tak mudah patah arang menghadapi halangan.
Ia pasti akan kecewa, kesal, bersedih, mungkin membenci kita. Jika Anda merasa yakin bisa memenuhi janji itu di hari lain, katakan : “Maaf, Sayang. Hari ini kita memang ngga bisa jalan-jalan ke kebun binatang. Tapi minggu depan pasti bisa.”
2. Menyayangi diri sendiri
Christina Perri mengatakan, “Anda perlu mencintai dan menjadi diri Anda sendiri 100 persen, sebelum Anda dapat mencintai orang lain.”
Seseorang yang sayang pada dirinya sendiri akan menghindari perbuatan yang membuat ia merasa tidak nyaman, merasa terbebani dan tidak sehat secara fisik dan psikis.
Misalnya, terjerumus gaya hidup tidak sehat (sering makan junk food, malas olah raga, sering keluar malam, seks bebas, dll.) atau melakukan tindakan yang melanggar hukum (korupsi, narkoba, kekerasan, penipuan, dll.).
Ini bisa Anda ajarkan dengan membiasakannya makan, tidur, mandi di jam yang sama, memakaikan pakaian yang pantas jika keluar rumah, mengajaknya berolah raga dan awasi apa jajanan yang dimakannya.
Baca juga : 6 Alasan Mengapa Ibu Harus Mencintai Diri Sendiri
3. Menenangkan diri
Emosi yang meluap-luap bisa menyakiti perasaan orang lain. Seseorang yang temperamental juga tak akan punya teman, karena semua orang takut kepadanya.
Anda bisa melatih anak menenangkan diri sejak ia masih bayi. Segera gendong dan ajak bicara bayi Anda saat ia menangis. Hindari berteriak atau berbicara kasar pada anak.
Dekap balita sesering mungkin, misalnya saat ia bermain, hendak tidur atau saat Anda sedang berjalan-jalan bersamanya. Ini perlu diajarkan pada anak agar ia tahu, tidak perlu mengamuk untuk mendapatkan cinta dan perhatian Anda.
4. Memusatkan perhatian
Kerja keras saja bukan jaminan kesuksesan. Fokus pada apa yang ada di depan juga perlu diajarkan pada anak. Tanpa fokus anak tidak akan bisa menguasai satu skill secara tuntas dan menjadi orang dewasa berkualitas.
Anda bisa melatih kemampuan anak memusatkan perhatian melalui permainan. Misalnya puzzle, Lego, bermain halma, catur, ular tangga atau monopoli.
5. Loyalitas/ kesetiaan
Loyalitas bukan hanya diperlukan dalam dunia kerja. Setia pada keluarga, saudara atau sahabat juga diperlukan. Demikian juga setia pada prinsip, keimanan dan cita-cita.
Loyalitas membuat hati manusia merasa damai, karena tahu dirinya dibutuhkan.
Anda bisa mengajarkan tentang loyalitas pada anak dengan meminta bantuannya mengerjakan sesuatu untuk ayah, ibu, kakak atau adiknya. Misalnya, meminta anak memberikan kue pada ayah yang baru pulang dari kantor.
6. Keteraturan
Keteraturan juga bisa diajarkan pada anak sejak usia dini. Rumah yang rapi dan jadwal yang teratur adalah anugerah bagi semua anak, meski Anda bukan orangtua kaya raya.
Dengan keteraturan anak akan merasa tenang dan nyaman. Bayi dengan jadwal sehari-hari yang teratur juga lebih jarang rewel dan lebih jarang sakit.
7. Berhemat
Berhemat tidak sama dengan pelit lho, Bunda. Membelikan anak mainan yang mahal-mahal memang tidak dilarang, toh itu uang Anda sendiri.
Bagaimana jika anak minta dibelikan mainan mahal setiap hari? Bisa-bisa uang belanja habis di pertengahan bulan.
Anda bisa mengajarkan anak berhemat dengan bilang, “Ok, hari ini Ibu belikan Lego baru. Doakan Ayah agar punya uang banyak, biar Adek bisa punya mainan baru lagi bulan depan.”
8. Integritas
Usaha mencapai cita-cita akan sia-sia jika tanpa integritas. Orang yang tanpa integritas cenderung memilih cara singkat mencapai apa yang ia inginkan, dan cara instan cenderung tidak halal.
Mari tumbuhkan integritas dalam jiwa anak dengan membiasakannya melakukan apapun secara tuntas. Misalnya dengan memintanya membereskan mainannya sendiri sebelum tidur tanpa ada yang tertinggal.
9. Mendengar
Banyak sekali orang yang ingin berbicara, tapi hanya sedikit yang mau mendengar. Banyak orang ingin unjuk gigi, tapi jarang ada orang yang mau mengapresiasi.
Cara membiasakan anak agar mau mendengar cukup mudah kok. Berbicaralah sesering mungkin kepada anak, bahkan meski ia masih bayi.
Membaca dongeng juga akan membiasakan anak mendengar. Jangan lupa beri contoh dengan mendengarkan celotehan anak, meski Anda sedang ngantuk berat.
Baca juga : 10 Cara Mengasuh Anak Agar Peduli pada Sesama
10. Berpikir rasional
Berpikir secara logis perlu diajarkan pada anak, meski Anda tidak berkeinginan memiliki anak jenius. Anak perlu memahami adanya sebab akibat, bahwa segala hal yang ada di alam terbentuk melalui proses.
Anda bisa mengajarkan hal ini dengan mengajaknya membuat susu (jika anak Anda minum susu formula), menemani Anda memasak, atau mengamati pepohonan atau tanaman yang ada di depan rumah.
Jika telah cukup umur ajak ia membuat binatang atau boneka menggunakan malam/ plastisin.
11. Berbeda itu keren
Tiap manusia lahir dengan ciri fisik yang berbeda, nama mereka juga berbeda. Agama dan suku berbeda, nasib pun tidak sama.
Putra kecil saya merasa dirinya berbeda dari teman-temannya karena ia tidak punya ayah. Saya tahu saya tidak bisa menghentikan ejekan teman-temannya. Jadi saya siapkan ia untuk menerima apa yang ada dalam dirinya.
Saya katakan kepadanya, “Mengapa malu karena tidak punya ayah? Kami semua sayang kamu. Kamu pandai berenang, teman-temanmu mengejek kamu begitu karena mereka iri tidak bisa berenang.”
12. Mengakui kesalahan
Anak berkarakter keras kepala sering membantah jika pendapat kita tak sejalan dengan keinginannya. Kadang kita kesal dan letih menghadapi kelakuannya.
Sesekali biarkan ia melakukan kesalahan dan mendapat hukuman dari guru di sekolah. Ini adalah cara paling efektif agar si keras kepala tahu dan mengakui kesalahan yang ia buat.
13. Memaafkan dan melupakan
Orang bisa memaafkan, tapi belum tentu bisa melupakan. Akibatnya, ia menyimpan dendam dan keinginan untuk membalas tidak bisa dihentikan.
Baca juga : Mengajarkan Anak Tentang Memaafkan
Ketika anak bercerita tentang teman yang mem-bully dia, minta ia memaafkan si teman. Jangan ungkit kembali kesalahan si teman, agar ia bisa melupakan kekesalan yang ia rasakan.
14. Minta tolong
Setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain agar bisa hidup, meski ia hidup berkecukupan. Cara minta tolong yang baik perlu diajarkan pada anak, agar orang yang dimintai tolong bersedia membantu dirinya.
Ajarkan cara mengatakan, “Tolong …” yang pantas, sopan dan tulus. Awasi jangan sampai ia menjadi manja karena selalu minta tolong atau minta dibantu melakukan hal-hal sederhana.
15. Menghargai orang lain
Anak-anak muda jaman sekarang punya masalah serius terkait cara menghargai orang lain. Kalau sudah begini, orangtualah yang akan disalahkan karena tidak bisa mengajarkan cara menghargai orang pada anak-anak mereka.
Biasakan anak berkata, “Permisi,” saat lewat di depan orang yang lebih tua. Minta anak untuk tenang saat Anda berbicara pada tamu, suami atau siapa saja di rumah.
Baca juga : 7 Tata Krama yang Harus Diajarkan Pada Anak
16. Mengingat kebaikan
Kita menjadi sukses berkat kerja keras, itulah keyakinan sebagian orang. Tidak juga, kata saya. Ada banyak orang yang campur tangan dalam keberhasilan kita meraih sukses, dan kita sering kali melupakan mereka.
Mengingat kebaikan orang lain harus diajarkan pada anak, agar ia menjadi pribadi yang rendah hati dan bersedia menolong orang lain.
Ingatkan anak siapa yang memberinya sepeda baru, baju atau mainan kesukaannya. Ini perlu Anda katakan pada anak agar ia tidak menyombongkan apa yang sudah ia miliki saat ini.
17. Tidak ada yang gratis di dunia ini
Saya tahu Anda mampu menyediakan segala kebutuhan anak. Jelaskan bagaimana cara Anda mendapatkan uang, agar ia tahu tidak ada hal di dunia ini yang bisa didapat dengan mudah.
Anda bisa menjelaskannya saat anak sudah cukup umur, misalnya saat ia sudah SD.
Anak yang lebih besar perlu diajari cara menghasilkan uang. Tentu dengan cara-cara yang sederhana dan tidak merebut hak mereka untuk bermain dan belajar.
18. Berpikiran terbuka
Manusia di belahan Bumi lain bisa menciptakan teknologi mutakhir karena pemikiran mereka terbuka buat segala kemungkinan. Sementara manusia di belahan Bumi lain hanya jalan di tempat karena tak menyadari perubahan alam.
Berpikiran terbuka perlu diajarkan pada anak, agar ia bisa menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan.
Anda bisa mengajarkannya dengan membongkar mainan Lego lamanya, lalu menyusun sebuah bangunan, mobil atau orang-orangan dengan bentuk berbeda.
19. Memilih
Anda tak akan selamanya berada di samping anak. Maka bukan tindakan bijaksana jika Anda selalu merasa tahu apa yang ia inginkan. Suatu saat ia akan menjalani hidup tanpa Anda, dan memutuskan banyak hal tanpa bantuan Anda.
Latih kemampuan anak memilih agar ia tahu apa yang ia inginkan, atau rasakan. Semangatnya untuk mengaktualisasi diri akan menyala, karena ia hidup dengan apa yang dipilihnya sendiri.
Anda bisa melatih kemampuan ini dengan selalu memberikan beberapa pilihan biskuit kesukaan, baju dengan warna berbeda atau mainan dengan bentuk berbeda. Jangan lupa tanyakan mengapa anak memilihnya.
20. Merelakan
Suatu saat anak akan mengalami rasanya kehilangan sesuatu. Mungkin kelinci kesayangan, mainan kesayangan atau teman sekelas yang pindah sekolah.
Ia perlu memahami hal-hal semacam itu tidak terelakkan. Semua terjadi bukan karena ia nakal atau telah berbuat tidak baik. Anak perlu tahu cara merelakan untuk membebaskan dirinya dari kesedihan, dan beraktivitas kembali seperti biasa.
Anda bisa menumbuhkan sikap ini dengan kata-kata seperti, “Si Belang mati karena ia sudah waktunya mati. Jangan sedih, Adek. Besok kita beli kelinci lagi.”
Parents, mari ajarkan hal-hal baik di atas pada anak agar ia menjadi manusia yang lebih berkualitas, secara fisik maupun psikis.