Ibu bekerja atau working mums sering kali menjadi sasaran kritik terkait perilaku negatif generasi muda. Banyak anak diduga kurang kasih sayang karena orangtua sibuk bekerja. Membuat anak tumbuh jadi pembangkang, terlibat seks bebas atau narkoba. Padahal, ibu bekerja atau dirumah tak perlu dibandingkan.
Pendapat negatif semacam ini kadang membuat ibu bekerja merasa bersalah. Namun jangan khawatir Bunda, perlu merasa bersalah menjadi ibu berkerja.
Faktanya, banyak sejumlah dampak positif menjadi ibu bekerja, serta hal-hal positif yang bisa didapatkan oleh putra-putrinya.
1. Anak lebih mandiri
Anak-anak ibu bekerja terbiasa melakukan semua hal sendiri. Tidak ada yang mengambilkan mereka makan siang atau menyiapkan baju ganti sepulang sekolah.
Kebiasaan ini mereka lakukan bertahun-tahun, sehingga menumbuhkan sikap mandiri sedikit demi sedikit. Saat dewasa mereka tak akan syok jika terpaksa menjalani hidup jauh dari Anda.
2. Ibu bekerja punya waktu main gadget
Ibu bekerja telah meninggalkan anak seharian, jadi dirinya sadar setiap waktunya bersama anak itu berharga. Smartphone atau tablet tidak akan disentuhnya ketika ia sedang makan malam bersama anak, atau menemani anak pergi tidur.
Saat di rumah perhatian ibu bekerja hanya tertuju pada satu hal, yaitu anak-anaknya.
3. Ibu bekerja tidak mudah depresi
Depresi tidak melulu dipicu oleh hal-hal yang ada di luar diri kita. Marah, cemas dan kesedihan berasal dari dalam diri, dan bisa bikin kita mengalami depresi.
Ibu bekerja tidak ada waktu menyimpan perasaan negatif semacam ini. Ia punya hal lain untuk dipikirkan dan dikerjakan, semua harus selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tidak ada waktu untuk melamun, apalagi tenggelam dalam penyesalan.
4. Ibu bekerja adalah teladan bagi anak-anaknya
Anak perempuan akan punya gambaran, menjadi wanita dewasa bukan hanya menemukan kekasih dan menikah. Wanita juga bisa mengembangkan potensi dan memiliki posisi.
Memiliki anak bukan penghalang bagi wanita untuk mencapai tujuan hidupnya, selama ia masih bernyawa.
Sementara anak laki-laki akan terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga. Ia tidak akan merasa gengsi mencuci piring atau membersihkan rumah, karena tidak ada orang di rumah selain dia.
Baginya, tidak ada yang namanya pekerjaan wanita atau pekerjaan pria. Semua pekerjaan itu penting, apa yang ia butuhkan tidak akan terpenuhi jika ia berdiam diri saja.
5. Anak ibu bekerja lebih baik dalam hal akademis
Ibu bekerja punya jadwal yang harus dipatuhi setiap saat. Ia harus bangun lebih pagi agar bisa menyiapkan sarapan dan membangunkan anak-anak.
Ia tidur setelah anak-anaknya tidur, agar bisa mengecek PR dan menyiapkan bahan untuk bekerja esok hari.
Anak-anak ibu bekerja menirukan semua yang dilakukan bundanya. Mereka akan lebih sering membaca, seperti ibunya yang sering membaca laporan dan kertas-kertas kerja.
Anak-anak ini bisa dapatkan nilai rapor yang bagus, karena mereka rajin membaca dan tahu kapan mereka harus bermain atau belajar.
6. Me time produktif
Semua ibu membutuhkan me time agar mereka bisa beristirahat sejenak dari kesibukan rumah tangga yang menguras emosi dan tenaga. Ibu bekerja sangat beruntung karena ia memiliki me time 8 jam selama 5-6 hari per minggu.
Me time ibu bekerja bisa sangat melelahkan. Meski demikian, ia boleh bangga karena me time-nya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
7. Ibu bekerja lebih bahagia
Manusia yang tak melakukan apapun dan tidak dibutuhkan siapapun merasa tertekan, ia merasa hidupnya tidak bermakna.
Menjadi ibu rumah tangga, pekerja freelance dan ibu ketua PKK sekaligus memang melelahkan. Emosi bisa terpancing jika sang ibu tidak trampil mengendalikannya.
Cobalah Anda berdiam diri sejenak di malam hari, ingatlah apa yang Anda lakukan seharian. Semua kesibukan ini membuat kita merasa diri kita itu penting dan berharga.
Kita bahagia karena kehadiran kita diperhitungkan, dan perasaan semacam ini tidak bisa dibeli dengan uang.
8. Lingkungan pergaulan yang luas
Dengan bekerja seorang ibu punya kesempatan mengenal masyarakat. Kita bisa berinteraksi dengan banyak orang, mulai dari teman kerja, atasan, kepala HRD, direktur sampai petugas cleaning service.
Bumi ini terasa lebih indah karena kita punya banyak teman, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
9. Pengetahuan dan ketrampilan yang terus berkembang
Kestabilan situasi keuangan rumah tangga kadang membuat para ibu berpuas diri dan berhenti belajar. Padahal, knowledge is power. Ilmu pengetahuan dan skill akan membantu manusia mencari cara meraih impiannya.
Impian pun tak terbatas pada semua yang berbau materi, bisa juga sesuatu yang remeh namun mendatangkan kepuasan dalam diri Anda.
Misalnya, Anda ingin punya kebun sayur sendiri di rumah. Atau Anda ingin bisa Muay Thai boxing (olah raga tinju khas Thailand yang sekarang lagi ngetren) dan menang.
Menekuni sebuah pekerjaan akan ‘memaksa’ ibu untuk terus belajar sesuatu yang baru setiap hari. Itulah yang nantinya akan membuat pengetahuan terus bertambah, skill semakin berkualitas dan rasa percaya diri pun semakin kuat.
10. Teguh pada pendirian
Ibu yang bekerja di kantor sering jadi bulan-bulanan para ahli parenting, dan kita tahu apa sebabnya. Para ibu bekerja tidak perlu gentar menghadapi tudingan semacam ini.
Toh, Anda sudah biasa berdebat dengan kolega, klien maupun atasan tentang masalah pekerjaan, ya nggak?
Semua ibu, baik bekerja maupun tidak, pasti tahu apa yang terbaik untuk anak mereka. Mari putar balikkan pendapat miring ini dengan mendidik anak secermat mungkin, agar ia tumbuh menjadi orang yang berguna.
Selamat bekerja. Bukan saatnya lagi membandingkan antara ibu bekerja atau dirumah saja. Setuju?
Baca juga:
Dilema Ibu yang Bekerja
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.