10 Jenis Pakaian Adat Bali, Keunikan, dan Makna Filosofisnya

Beda pakaian adat, beda fungsi dan filosofisnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bali ternyata punya beberapa pakaian adat, lho, Parents. Masing-masing pakaian adat Bali itu digunakan untuk kepentingan acara yang berbeda.

Mulai dari acara adat, sembahyang, hingga aktivitas sehari-hari.

Dalam situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dijelaskan mengenai jenis-jenis pakaian adat tradisional Bali.

Buku Tata Rias Pengantin Bali (terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2020) karya Dr. Dra. A.A. Ayu Ketut Agung, M.M. dan Ade Aprilia juga menjelaskan bahwa pakaian adat Bali terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:

  1. Payas Agung
  2. Payas Madya
  3. Payas Nista

Namun, selain itu, ada juga jenis baju adat Bali dan aksesoris lainnya yang kerap digunakan.

Berikut ini nama pakaian adat Bali berikut fungsi dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Artikel Terkait: 11 Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bali yang Sarat Makna

Jenis Pakaian Adat Bali beserta Ciri Khasnya

1. Pakaian Adat Bali Payas Agung

Image: Kompas.com

Baju adat tradisional Bali Payas Agung berasal dari Kabupaten Buleleng di mana tampilannya jauh lebih menawan dan mewah dari baju tradisional Bali lainnya.

Pada masa Kerajaan Badung, Payas Agung khusus digunakan untuk keluarga kerajaan saat menghadiri berbagai acara adat.

Seperti pernikahan, munggah deha (upacara kedewasaan), pitra yadnya (ngaben), mesagih (upacara potong gigi), juga upacara adat penting lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oleh karena kebutuhannya yang khusus, jadi wajar jika penampilan pakaian adat Bali Payas Agung lebih spesial dibanding yang lainnya.

Artikel Terkait: Mengenal Pakaian Adat Aceh yang Dipengaruhi Ragam Budaya

Busana dan Riasan Payas Agung untuk Wanita

Image: Shopee

Untuk perempuan, Payas Agung terdiri dari atasan dan bawahan dengan warna dan corak yang mewah khas Bali.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Atasannya disebut angkin prada (serupa stagen) yang dilengkapi selendang yang disampirkan di bahu.

Bawahan berupa songket khas Bali yang panjangnya sampai semata kaki.

Tatanan rambut Payas Agung adalah sanggul yang dihiasi mahkota berbahan emas. Di atas sanggul diletakkan hiasan bunga cempaka kuning, cempaka putih, dan kenanga yang disusun sangat tinggi.

Tiga bunga itu melambangkan Tri Mukti. Sedangkan posisinya yang tinggi (di kepala) melambangkan kedudukan Tuhan yang tinggi dan diyakini dalam kepercayaan Agama Hindu.

Ketiga bunga ini merupakan simbol dari tiga dewa dalam kepercayaan Hindu.

Jurnal Simbol Tri Murti dalam Payas Aung Pengantin Bali (Ida Ayu Gede Prayitna Dewi) menjelaskan, cempaka kuning sebagai lambang Dewa Brahma, cempaka putih melambangkan Dewa Siwa, dan kenanga adalah lambang Dewa Wisnu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara keluruhan, keindahan bunga-bunga ini melambangkan kepercayaan, kepatuhan, kesucian, kesakralan, kemagisan, dan bagian dari saran sembahyang.

Perhiasan lain yang digunakan saat mengenakan Payas Agung adalah gelang kana, petitis, badong, puspa lembo, subeng, dan lainnya di mana semua berwarna emas.

Riasan wajah juga dibuat khas dengan nilai filosifis yang dalam. Bagian dahi digambar membentuk lengkungan atau srinata.

Melansir Kompas, pada buku Busana Adat Bali (2004) karya Anak Agung Ayu Ketut Agung, fungsi srinata adalah untuk mengoreksi bentuk dahi.

Pada dahi diletakkan bulatan kecil berwarna merah yang melambangkan keselamatan dan kesejahteraan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Payas Agung untuk Pria

Image: Tribun Bali

Kaum pria mengenakan kamben, kampuh, dan umpal bermotif keemasan.

Sama seperti perempuan, kepalanya juga dihias, tapi menggunakan hiasan destar atau udeng yang terbuat dari kain khas bali.

Untuk melengkapi penampilannya dengan Payas Agung, para pria Bali membawa sebilah keris yang dihiasi batu mulia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain membuat menambah kesan mewah, keris juga menunjukkan kekuatan.

Aksesori lainnya ada subeng, gelang kana, gelang naga satu, dan badong.

Artikel Terkait: Mengenal 9 Jenis Pakaian Adat Daerah Maluku yang Sederhana dan Unik

2. Pakaian Adat Bali Payas Madya

Image ki-ka: Goodmind.id, Pinterest

Pakaian adat Bali Madya khusus dikenakan saat melakukan upacara atau persembahyangan ke pura.

Pada pria dan wanita, baju adat Bali Madya memiliki arti atau filosofi yang berbeda.

Secara umum, busana ini mengemban konsep tapak dara atau Swastika. Penjabarannya sebagai berikut:

  • Leher ke kepala disebut Dewa Angga.
  • Pusar ke leher disebut Manusa Angga.
  • Bawah pusar ke kaki disebut Butha Angga.

Baju Adat Bali Payas Madya untuk Pria

Image: My Bali Trips

Yang dikenakan pada konsep busana tradisional Bali Madya pada pria adalah:

  • Udeng

Merupakan kain penutup kepala yang diikat dari dari dua sisi, yakni ujung kanan dan ujung kiri.

Kedua sisi itu melambangkan negatif dan positif di mana setelah saling bertemu keduanya akan menjadi netral.

Udeng juga melambangkan pengendalian diri. Umumnya ada tiga jenis udeng di Bali.

Yaitu, Udeng Jejateran (dikenakan saat ke kuil dan kegiatan sosial), Udeng Kepak Dara (dikenakan para raja), dan Udeng Beblatukan (dikenakan pemimpin agama).

  • Kemeja

Kemeja putih yang melambangkan kesucian dikenakan saat berkunjung ke pura atau sembahyang.

Sedangkan kemeja hitam melambangkan berkabung, biasa dikenakan saat menghadiri upacara Ngaben (upacara kematian).

  • Kamben

Ini adalah kain panjang yang digunakan sebagai bawahan untuk menutupi pinggang hingga sejengkal di atas telapak kaki.

Sama seperti udeng, kamben juga dililit dari kiri ke kanan. Ini mengartikan laki-laki harus memegang kebenaran atau dharma.

Posisi kamben yang sejengkal di atas telapak kaki melambangkan laki-laki harus melangkah lebih jauh karena tanggung jawab yang diembannya.

Lelancingan atau ujung kain yang menyentuh tanah melambangkan kejantanan dan bakti terhadap ibu pertiwi.

Baju Adat Bali Payas Madya untuk Wanita

Pakaian tradisional Payas Madya untuk wanita terdiri dari:

  • Kebaya merupakan atasan yang pemilihan warna dan tujuan penggunaannya juga sama seperti kemeja pada pria.
  • Kamben. Berbeda dari pria, kamben untuk wanita dililit dari kanan ke kiri. Ini simbol sakti atau kekuatan penyeimbang laki-laki di mana si wanita harus bisa menjaga pria dalam menjalankan dharmanya.
  • Bulang atau stagen. Dikenakan setelah mengenakan kamben (sebelum kebaya). Merupakan simbol rahim, serta bermakna agar sebagai wanita harus mampu mengontrol emosinya.
  • Selendang yang diikatkan di pinggang sebagai simbol badan yang sudah terbagi dua, yaitu Manusa Angga dan Butha Angga.
  • Gaya rambut yang dibedakan pada wanita yang belum menikah dan sudah menikah. Yang belum menikah menata rambunya model pusung bonjer, yaitu model rambut setengah diikat dan setengah dibiarkan tergerai (bagian depan). Yang sudah menikah menggunakan model sulinggih, gaya rambut yang diikat seutuhnya menyerupai kupu-kupu berhiaskan bunga cempaka kuning, cempaka putih dan sandat.

Artikel terkait: Pakaian Adat Sunda, Dahulu Dibedakan Berdasarkan Status Sosial

3. Pakaian Adat Bali Nista

Image: My Bali Trips

Pakaian adat Bali Payas Nista dikenal juga sebagai Payas Alit.

Dalam bahasa Indonesia, ‘alit’ berarti kecil, di mana busana ini merupakan busana dalam tingkatan yang paling rendah dibandingkan dua jenis pertama.

Payas Alit kerap digunakan sehari-hari dalam kegiatan ngayah (gotong royong) dan sembahyang harian di rumah ataupun ke pura.

Zaman dahulu, busana ini diperuntukkan rakyat biasa, seperti petani atau nelayan. Meski terkesan kurang mewah, tapi yang mengenakannya tetap terlihat anggun, kok.

Ciri khas dari busana ini adalah warnanya yang putih bersih. Pemakainya mengenakan udheng dan kamen untuk pria, serta selendang dan kamen pada perempuan.

4. Kebaya Bali

Kebaya Bali adalah pakaian adat yang dikenakan oleh perempuan Bali dengan ciri khas lengan dan bahu yang lebih terbuka dibandingkan kebaya dari daerah lain.

Jenis kebaya ini biasanya terbuat dari bahan halus seperti renda atau brokat dengan warna-warna cerah yang melambangkan keceriaan dan keanggunan perempuan Bali.

Pakaian adat ini sering dipadukan dengan kamen (kain bawahan) dan selendang, serta dilengkapi dengan sabuk prada yang diikatkan di pinggang.

Pakaian ini digunakan dalam berbagai acara penting seperti upacara keagamaan, pernikahan, hari raya, dan kegiatan sehari-hari ketika pergi ke pura untuk bersembahyang.

5. Baju Safari

Image: TikTok

Baju Safari merupakan pakaian adat Bali yang dikenakan oleh pria dengan desain menyerupai kemeja berkerah yang dilengkapi kancing dan saku di bagian dada serta bawah.

Baju ini umumnya berwarna putih yang melambangkan kesucian, kebersihan, dan kedamaian.

Meskipun terlihat sederhana, baju safari memiliki makna filosofis yang dalam yaitu pria yang mengenakannya harus selalu menjaga kebersihan, kerapihan, dan kesopanan dalam berperilaku.

Baju safari biasanya dipadukan dengan kamen, saput, udeng, dan selendang pengikat untuk melengkapi busana adat pria Bali dalam upacara keagamaan dan acara adat.

6. Kain Kamen

Image: Lazada

Kain Kamen adalah kain bawahan berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bahan tipis dan digunakan baik oleh pria maupun wanita sebagai pengganti celana atau rok.

Cara pemakaian kamen berbeda antara pria dan wanita.

Pria mengikatkan kamen dari kiri ke kanan dengan membuat lipatan dan simpul di bagian depan yang melambangkan dharma atau pengabdian, sedangkan wanita mengikatkan dari kanan ke kiri sesuai konsep sakti yang bertugas menjaga agar pria tidak melenceng dari ajaran dharma.

Kamen memiliki jarak sekitar satu jengkal dari telapak kaki dengan ujung yang lancip menjulur ke tanah sebagai simbol penghormatan kepada tanah leluhur dan ibu pertiwi.

7. Sabuk Prada dan Selendang

Image: Tokopedia

Sabuk Prada merupakan ikat pinggang khas Bali yang dikenakan oleh perempuan dengan motif tradisional Bali dan warna-warna cerah.

Sabuk ini berfungsi untuk menahan kamen agar tidak melorot sekaligus memperindah penampilan.

Secara filosofis, sabuk prada melambangkan perlindungan terhadap tubuh perempuan terutama rahim sebagai anugerah Tuhan, serta simbol pengendalian diri dari perbuatan buruk.

Sementara selendang atau senteng adalah kain panjang 1-2 meter dengan lebar 10 cm yang diikat di pinggang dengan simpul hidup di sebelah kiri.

Selendang memiliki makna sebagai simbol pembenaran, pengikat niat buruk, dan pemisah antara tubuh bagian atas yang suci dengan bagian bawah.

8. Udeng Kepala

Image: My Bali Trips

Seperti yang sudah dijelaskan, udeng adalah ikat kepala tradisional Bali yang dikenakan oleh pria, terbuat dari kain yang dijahit dan dibentuk simpul di bagian tengahnya.

Terdapat dua jenis udeng yaitu udeng polos berwarna putih yang digunakan untuk upacara keagamaan dan udeng bermotif atau berwarna untuk aktivitas sehari-hari.

Udeng memiliki filosofi mendalam sebagai simbol pemusatan pikiran (ngiket manah) dan pengendalian diri, di mana kain yang menutupi kepala dari dua sisi kanan dan kiri yang bertemu di tengah mengartikan sisi negatif dan positif yang bertemu menjadi netral.

Udeng juga dipercaya sebagai pelindung dari hal-hal berbahaya atau negatif.

9. Saput

Image: Lazada

Saput atau kampuh adalah kain penutup yang digunakan sebagai lapisan luar kamen dengan ukuran lebih kecil dan desain berbeda.

Saput terbuat dari kain tenun endek atau batik bermotif khas Bali yang dikenakan dengan cara diikatkan di pinggang secara melingkar berlawanan arah jarum jam dari kanan ke kiri.

Saput memiliki filosofi sebagai penghadang atau penangkal musuh dari luar serta berfungsi untuk menutup lekuk tubuh.

Salah satu jenis saput yang paling terkenal adalah saput poleng dengan motif kotak-kotak hitam putih yang bersifat sakral dan melambangkan konsep rwabhineda (dua sifat bertolak belakang seperti baik-buruk yang harus seimbang).

10. Payas Alit

Image: Kompas

Payas Alit merupakan jenis pakaian adat Bali yang paling sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan untuk ibadah ke pura.

Kata “alit” dalam bahasa Bali berarti “kecil” yang merujuk pada kesederhanaan pakaian ini dibandingkan payas agung dan payas madya.

Payas Alit untuk pria terdiri dari udeng, baju safari atau kemeja putih, kamen, dan selendang, sedangkan untuk wanita terdiri dari kebaya, kamen, selendang, dan penataan rambut pusung gonjer atau pusung tagel.

Pakaian ini didominasi warna putih dan penggunaan unsur-unsurnya tidak semuanya bersifat wajib, memberikan fleksibilitas dalam pemakaian sehari-hari sambil tetap menghormati nilai-nilai adat dan budaya Bali.

Artikel Terkait: 10 Potret Anak Artis Indonesia dengan Pakaian Adat Khas Bali, Gemas!

Apa pun tingkatan pakaian ini secara adat, ketiga pakaian adat Bali ini tetap cantik saat dikenakan, ya, Parents.

***

Baca Juga:

Baju Adat Betawi untuk Laki-laki, Perempuan, dan Pakaian Pengantin

16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Ada Rebab dan Kecapi

Beraneka Ragam, Ini 25 Tarian Tradisional dari Berbagai Provinsi di Indonesia