Rapat wali murid adalah sebuah momen yang sebaiknya Anda gunakan sebaik mungkin untuk menjalin komunikasi yang lebih intens dekat guru atau wali kelas putra-putri Anda. Meski demikian, hindarilah melakukan 10 hal berikut agar kesempatan baik ini tidak menjadi sia-sia.
1. Datang tanpa persiapan
Pada saat penerimaan rapor, para orangtua musti menghadap guru wali kelas secara bergiliran dan tiap orangtua biasanya hanya diberi waktu sekitar 15 menit atau bahkan kurang.
Buatlah sebuah daftar tentang apa saja yang ingin Anda tanyakan pada guru wali kelas anak, agar waktu pertemuan lebih efektif.
2. Malu bertanya
Malu bertanya, sesat di jalan, demikianlah kata pepatah. Jika bapak/ibu guru mengatakan sesuatu istilah yang tidak Anda mengerti, segera tanyakan apa artinya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa mendatang.
3. Tidak siap mendengar masalah yang dialami anak
Wajar jika orangtua ingin anaknya mendapat nilai yang terbaik di sekolah. Tapi, kenyataan kadang tidak seindah harapan dan Anda tidak siap mendengarnya.
Tujuan rapat wali murid adalah untuk membicarakan tentang perkembangan anak dan masalah yang mereka hadapi.
Jangan datang ke sekolah dengan angan-angan yang indah-indah tentang nilai akademis anak. Sebaliknya, bersikaplah terbuka agar Anda dan guru wali kelas dapat menemukan penyelesaiannya.
4. Tidak bertanya secara mendetil
Jangan ragu untuk menanyakan secara spesifik masalah yang sedang dialami anak, atau kenakalan apa sajakah yang telah dilakukannya di sekolah.
Hal ini perlu Anda lakukan supaya memiliki bukti ketika hendak meng-cross check-kannya dengan apa yang dikatakan anak tentang perilakunya.
5. Bersikap defensif
Memang benar bahwa orangtua adalah ‘pengacara’ anak ketika mereka menghadapi masalah di sekolah. Meski demikian, Anda tak perlu bersikap seperti pengacara sungguhan yang marah-marah karena menganggap kliennya tidak bersalah (seperti yang di TV itu lho Bun). Tetaplah tenang dan dengarkan semua penjelasan sang wali kelas sampai ia selesai berbicara.
6. Menyalahkan guru
Anda tersinggung karena guru wali kelas mengatakan anak Anda berada di peringkat terbawah di kelasnya. Emosi kadang membuat kita tak dapat berpikir jernih dan memberondongkan peluru kesalahan ke segala arah, termasuk pada guru anak Anda.
Anak kan hanya ada di sekolah selama beberapa jam, selebihnya ia berada di rumah. Apakah Anda sudah cukup mengawasi perilaku anak di rumah? Tanyakanlah hal ini pada diri kita sendiri sebelum menyalahkan siapapun.
7. Tidak kooperatif
Mungkin Anda merasa kesal dan marah sekali pada anak ketika ibu/bapak guru membongkar semua ‘aib’nya. Hindarilah ini agar Anda tetap dapat berpikir jernih dan segera mendiskusikan solusi terbaik bersama guru.
Baca juga: Ciri dan Cara Mengatasi Anak Bandel
8. Malas mencatat
Masa-masa kuliah atau sekolah bagi Anda sudah lama berakhir. Tapi itu bukan berarti Anda harus meninggalkan kebiasaan mencatat hal-hal penting, misalnya kurikulum apa yang akan diterapkan, atau tanggal berapakah ujian akhir semester akan dilakukan.
9. Tidak menunjukkan rasa hormat
Memang benar Anda sudah membayar sejumlah uang untuk biaya sekolah anak. Tapi itu bukan berarti Anda berhak untuk memperlakukan guru mereka dengan tidak hormat. Coba bayangkan bila semua orang di dunia ini kaya, tapi nggak ada satupun yang mau jadi guru.
10. Terlambat
Nah, ini dia ‘penyakit’ yang umum diderita para orangtua saat mereka diundang menghadiri rapat wali murid. Karena datang terlambat mungkin Anda melewatkan banyak hal penting yang ingin dibicarakan guru. Dan tidak mungkin dong beliau harus mengulangi semuanya dari awal hanya untuk Anda seorang.
Selamat rapat bersama ibu dan bapak guru, Parents.
Baca juga:
SD Terbaik di Jakarta Menurut Akreditasi BAN-SM