Kisah Zahran Auzan, Remaja Indonesia Berhasil Juarai MHQ Internasional Arab Saudi

Hadiah berupa beasiswa menjadi ganjaran Auzan usai menjuarai lomba menghafal Al Qur'an di Arab Saudi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hafiz cilik asal Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Zahran Auzan belum lama ini meraih kemenangan dalam ajang Musabaqah Hafalan Alquran (MHQ) Internasional Tahun 2022 di Arab Saudi. Dia memulai hafalan Al-Quran semenjak usia empat tahun.

Dalam usia yang masih amat belia, bocah berumur 13 tahun ini berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Meski berusia 13 tahun, buah hati pasangan Ismuddin dan Aminatun Zahriah ini sudah hafal Al-Quran dan mampu bersaing dengan peserta lainnya dari berbagai negara. Total ada 50 negara yang mengirimkan wakilnya.

Kisah Zahran Auzan

Ayah Auzan, Ismuddin, tak kenal lelah membimbing anaknya menjadi penghafal Al-Quran. Di samping berprofesi sebagai penjahit, dia menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajarkan Al-Quran kepada Auzan. 

“Setelah usia sembilan tahun, dia bisa menghafal sendiri. Paling bertanya Abi, nanti waqaf di mana. Saya bekerja di rumah jadi bisa memantau, menjahit hanya 3-4 jam, cukup untuk menyambung hidup untuk besok, karena yang terpenting untuk anak, yang paling penting kebutuhan pokok ada,” kata Ismuddin. 

Ismuddin mengungkapkan, dalam membimbing anaknya tidak ada kesulitan berarti. Hanya saja jika Auzan tengah lelah, maka dia akan berhenti untuk belajar, kemudian memenuhi keinginan anaknya. Terkadang, Auzan dan ayahnya pergi berjalan-jalan dengan menggunakan sepeda motor agar kembali menemukan suasana hati yang lebih baik lagi. 

Adapun Auzan memulai sekolah dari rumah semenjak usia sembilan tahun. Setelah itu, dia menambah hafalan Al-Quran sebanyak satu hari satu halaman. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Dia mulai menghafal dari pukul 09.00 sampai zuhur selesaikan satu halaman, atau kalau bisa dihafal satu atau dua jam setelah itu dia bebas bisa ngapain saja. Setelah itu, dia makan, tidur, menjelang Ashar murajaah, setelah maghrib dia bisa murajaah lagi hafalan yang tadi sampai isa, mau tidur murajaah lagi,” kata Ismuddin.

Artikel terkait: Mengajarkan anak membaca Alquran, ini cara yang bisa Parents lakukan!

Persiapan Perlombaan MHQ di Arab Saudi

Di samping itu, dalam mengikuti perlombaan MHQ di Arab Saudi, Ismuddin mengatakan, Auzan memiliki waktu tiga bulan untuk persiapan. Dia mengungkapkan, LPTQ Sumut memintanya untuk bersiap-siap untuk mengikuti MHQ di Arab Saudi. 

“Kami persiapkan diri, maksimal saja, untuk juara gak mikir, yang penting tampil maksimal. Baca Al-Quran karena Allah, malaikat mendengarkan, manusia yang menilai tidak usah dipikirkan. Walaupun ada banyak tantangan dia bisa maksimal, ada grogi tapi tertutupi,” ucap Ismuddin. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Mendengar juara dua tidak menyangka, gembira, kalau Allah berkehendak, walaupun bersaing dengan abang-abang usia hampir 25 tahun, nggak ada yang nggak mungkin. Banyak doa restu dan dari Allah, senang, gembira, terharu, Allah berkehendak kepada kita nggak menyangka. Ini juga bisa jadi ujian kalau sombong, lengah pada pujian, sanjungan bisa membahayakan. Jaga pesan itu Auzan untuk tetap istiqamah, ini bisa jadi istidraj,” lanjutnya.

Di sisi lain, ibunda Auzan, Aminatun Zahriah (42), berhenti mengajar semenjak kelahiran Auzan pada 2009. Dia ingin fokus merawat dan mendidik Auzan. Ismuddin mengingatkan pada Aminatun agar bisa hidup sederhana karena hanya mengandalkan penghasilannya sebagai seorang penjahit. 

“Menghafal Al-Quran saya mulai dari empat tahun dari orang tua langsung. Usia sembilan tahun sudah hafal enam juz, dibimbing sama orang tua sendiri. Kemudian sembilan tahun tidak lagi sekolah, full di rumah selama 1,5 tahun bisa hafal 24 juz. Jadi hafal 30 juz umur 10,5 tahun,” kata Auzan.

Auzan akan Terus Belajar

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ismuddin mengungkapkan, ke depan Auzan akan terus belajar agar dapat mengikuti perlombaan cabang lainnya seperti musabaqah tafsir Al-Quran. Menurut dia, membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk mempelajarinya. 

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengaku bersyukur atas kemenangan hafiz Indonesia Zahran Auzan yang berhasil mendapatkan juara dua pada Musabaqah Hafalan Al-Quran Tingkat Internasional di Arab Saudi. Auzan berhasil mendapatkan juara dua pada cabang 30 juz. 

“Alhamdulillah, tentu kita bersyukur dan berbahagia atas prestasi tersebut,” kata Kamaruddin. 

Kamaruddin mengatakan, Kementerian agama dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) terus mengawal dan melakukan pembinaan terhadap hafiz hafizah Indonesia. 

“Di samping Kemenag melaksanakan MTQ tingkat nasional juga mengirim hafiz hadizah Indonesia dalam kancah kompetisi Internasional seperti ke Arab Saudi, Iran, Turki, Kuwait bahkan ke Amerika Serikat,” ucap Kamaruddin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Hebat! Balita 2 tahun sudah hafal 42 surat Al Qur’an, ini yang dilakukan orangtuanya!

Jadi Kebanggaan

Sebelumnya, Kasubdit Lembaga Pengembangan Tilawah dan Musabaqah Al-Quran dan Al-Hadits Kementerian Agama, Rijal Ahmad Rangkuty mengaku bangga dengan Zahran yang berusia 13 tahun mampu sejajar dengan delegasi dari negara lain. 

Zahran menyisihkan peserta yang berasal lebih dari 50 negara. Semoga menjadi motivasi bagi semua untuk terus belajar dan tidak lelah berikhtiar. 

“Ini merupakan berita gembira untuk masyarakat Indonesia sekaligus penanda bahwa generasi kita mampu bersaing di kancah internasional,” kata Rijal. 

Rijal mengatakan, bimbingan dan pembinaan yang diberikan orang tua Auzan dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi Sumatra Utara bisa diteladani daerah lain. Menurut dia, capaian Auzan menjadi bukti pentingnya pendidikan sejak dini. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ini inspirasi untuk anak-anak dan orang tua seluruh Indonesia. Ini salah satu keberhasilan pembinaan dan pendidikan sejak dini yang diberikan orang tua dan LPTQ Sumatra Utara,” kata Rijal. 

Rijal berharap, capaian Zahran terus berlanjut, tidak hanya dari Sumatera Utara. Rijal berharap lahirnya hafiz, qari, mufassir, dan muhaddits kelas internasional dari berbagai daerah di Indonesia. 

Pada cabang 30 juz MHQ Internasional di Arab Saudi, juara satu diraih Achmad Achiri asal Maroko. Sedangkan juara tiga diraih Abdoulie Njie asal Gambia. Juara satu berhak mendapatkan uang pembinaan 200 ribu riyal, juara dua mendapatkan 185 ribu riyal, dan juara tiga mendapatkan 170 ribu riyal.

Dapat Hadiah Beasiswa dan Umrah

Musabaqah Hafalan Al-Qur’an (MHQ) Tingkat Internasional di Arab Saud yang bertajuk ‘King Abdul Aziz Internasional Holy Qur’an Contest’ merupakan event tahunan yang diselenggarakan di Arab Saudi. Pada tahun ini, King Abdul Aziz International Holy Quran Contest digelar dari tanggal 10-21 September di Masjidil Haram, Mekkah.

Tahun ini merupakan event ke-42 dengan memperlombangan kategori hafalan, membaca dan tafsir Alquran. Zahran Auzan sangat bersyukur bisa meraih peringkat kedua pada ajang internasional tersebut.

Auzan pun mendapat hadiah beasiswa dan umroh dari Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. Hadiah ini diberikan sebagai salah satu bentuk apresiasi Edy Rahmayadi untuk Zahran Auzan yang telah mengharumkan nama Sumut dan Indonesia di tingkat dunia.

“Kami semua bangga kepada Auzan, terkhusus saya, Auzan berhasil mengagungkan Al-Quran. Saya berharap ilmu yang Auzan miliki terus berkembang dan juga akademinya,” kata Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi berpesan kepada Auzan agar terus belajar dan mempergunakan ilmu yang didapatkan untuk membantu orang lain dan mensyiarkan Islam. Menurut Edy, ini langkah awal bagi Zahran Auzan dan diharapkan terus menimba ilmu.

“Terus berjuang, bukan berarti sudah selesai, jadikan ilmu yang Auzan dapati berguna kepada makhluk Allah lainnya. Itu tugas kita, sampai kita kembali nanti ke Allah,” pesannya kepada Zahran, yang hadir bersama sang ayah, Ismanuddin. 

Ismanuddin sangat berterima kasih kepada Edy Rahmayadi yang telah memberikan perhatian lebih kepada hafiz dan hafizah Sumut. Menurutnya, ini menjadi dorongan kepada anak-anak untuk lebih bersemangat mendalami Al-Quran. 

“Kami sebagai orang tua sangat berterima kasih kepada Pak Gubernur atas perhatian yang diberikan selama ini. Selama beberapa tahun ini kami lebih diperhatikan dan terus dimonitor sehingga kami memiliki semangat yang luar biasa,” katanya.

Baca juga:

Usia Ideal Anak Masuk Taman Pendidikan Alquran (TPA) Berserta Pembagian Jenjangnya

Ingin Anak jadi Hafidz? Ini 7 Tips Mengajarkan Anak Hafal Al Quran

Jadi Hafiz Quran Muda, Begini Cara Fairuz Mendidik Faaz