World Glaucoma Week 2023: Ini 5 Fakta Glaukoma yang Sebabkan Kebutaan Permanen

Bisa sebabkan kebutaan permanen, ini berbagai hal yang Parents perlu ketahui mengenai Glaucoma

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernahkah Parents mendengar penyakit mata Glaukoma? Tepat di 12-18 Maret 2023 ini diperingati sebagai World Glaucoma Week 2023, lo!

Glaucoma atau Glaukoma adalah kondisi rusaknya saraf mata akibat adanya tekanan tinggi pada mata. Penyakit ini bisa menyebabkan kebutanaan permanen sehingga setiap orang, khususnya yang memiliki faktor risiko sebaiknya mengetahuinya.

Hal inilah yang juga menjadi penyebab Hari Glaucoma Sedunia secara rutin diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit ini. Parents, berkaitan dengan hal ini Jakarya Eye Centre membahas mengenai topik Glaucoma ini pada JEC Eye Talks – JEC World Glaucoma Week 2023, Kamis (09/03/2023).

Dalam kesempatan ini hadir Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Subspesialis Glaukoma, dan Ketua JEC Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals & Clinics dan Dr. Rini Sulastiwaty Situmorang, SpM , selaku Dokter Subspesialis Glaukoma serta Kepala Divisi Riset dan Pendidikan JEC Eye Hospitals and Clinics.

Nah Parents, simak yuk berbagai fakta menarik mengenai Glaucoma berikut ini.

Artikel Terkait: Bisa Sebabkan Kebutaan, Ini yang Harus Parents Ketahui tentang Glaukoma

World Glaucoma Week, Begini 5 Fakta Mengenai Glaucoma

1. Sebanyak 80% Terjadi Tanpa Gejala

Parents, di berbagai belahan dunia sendiri kondisi Glaucoma ini angka kejadiannya masih begitu tinggi. Di Asia termasuk Indonesia angkanya pun masih begitu tinggi. Menurut dokter Rini, di era pandemi selama 3 tahun terakhir angkanya meningkat jhingga 81,7%.

“Di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan karena penderita baru mencari pengobatan ketika sudah stadium lanjut. Lebih-lebih 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Oleh karena itu, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol. Kalau sudah bisa dikontrol, kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah,” ungkap dokter Widya.

2. Penyakit yang Belum Dapat Disembuhkan Tapi bisa Ditata Laksana

Menyadari gejala dan risikonya memang menjadi hal yang penting, sebab penyakit ini belum bisa disembuhkan. Sebab menurut dokter Widya, masalahnya terdapat pada saraf optik.

“Glaukoma tidak dapat disembuhkan, tapi bisa di-manage progresivitasnya. Jadi, deteksi dini dan lakukan penanganan yang tepat harus dilakukan, mewaspadai faktor risiko juga menjadi bagian dari pencegahan yang tepat,” tutur dokter Rini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Ada Beberapa Kondisi yang Membuat Risiko Lebih Tinggi

Parents, terdapat dua jenis glaucoma, yakni primer dan sekunder. Glaukcoma primer terjadi karena orang tersebut memiliki genetik dan faktor risiko Glaucoma. Menurut dokter Rini, Glaucoma primer ini belum diketahui penyebab pastinya.

Di sisi lain, ada juga glaucoma sekunder yang kerap timbul karena adanya penyakit mata lain. Kondisi kelainan pada sistemik pun bisa jadi pemicunya.

Menurut dokter Widya, ada beberapa faktor risiko yang harus diwaspadai misalnya saja:

  • Berusia lebih dari 40 tahun, meskipun kondisi ini pada akhirnya bisa terjadi pada siapa pun.
  • Ada genetik atau turunan dari keluarga.
  • Memiliki ekanan bola mata tinggi di atas 21 mmHg.
  • Mengalami gangguan mata lain seperti miopia dan hipermitropia.
  • Terjadi kelainan sistemik, seperti diabetes dan hipertensi

Artikel Terkait: 5 Rekomendasi Klinik dan Rumah Sakit Mata di Jakarta yang Bisa Dipilih

4. Glaucoma Bisa Terjadi pada Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski usia menjadi salah satu faktor risiko, menurut dokter Widya dan dokter Rini kondisi ini juga bisa saja dialami oleh bayi dan anak-anak. Jadi, Parents sebaiknya juga mewaspadai kondisi ini terjadi pada buah hati.

“Ada yg disebut glaukoma developmental. kalo di bawah 3 tahun disebut glaukoma infantil pada bayi karena tidak terbentuk jaringan keluar atau saluran humor aqueous mata sehingga sehingga cairan di bola mata tidak keluar. Akibatnya, tekanannya jadi naik. Tindakannya harus dilakukan dengan bedah,” tutur dokter Widya.

Di sisi lain, ada juga Glaucoma anak juvenile yang bisa terjadi di atas 3 tahun. Biasanya, dilakukan tindakan bedah, seperti memasang implan khusus untuk anak. Tentunya, penanganan dan tata laksana akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan anak.

5. Glaucoma Bisa Disebabkan Faktor Luar seperti Obat Tetes Mata

Parents, berbicara mata sebagai salah satu organ yang sensitif, kita harus lebih waspada bila memiliki masalah. Sebab, penanganan yang salah atau kurang tepat bisa menyebabkan masalah lainnya.

Dokter Rini menceritakan bahwa kerap kali menemui pasien Glaucoma sekunder karena salah satu penyebabnya ialah adanya obat tetes mata dengan kandungan steroid. Akibatnya, tekanan di bola mata menjadi lebih tinggi dan berujung mengalami Glaucoma.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Waspadai gejala Glaukoma Kongenital, penyebab kebutaan pada anak

Demikian penjelasan mengenai fakta Glaucoma, bertepatan dengan World Glaucoma Day 2023. Sebagai bentuk screening, pastikan Parents dan keluarga memeriksakan kesehatan mata saat mengalami masalah, selain itu rutin juga memerikasakan kondisi kesehatan mata 6 bulan sekali. Semoga bisa bermanfaat, Parents.

****

Baca Juga:

Mengenal Heterochromia yang Sebabkan Kedua Mata Berbeda Warna

10 Vitamin Mata yang Bagus untuk Penglihatan Sehat, Cek!

Mencegah glaukoma hingga kanker, ini segudang manfaat goji berry untuk kesehatan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

nisya