Seorang WN Belanda cari ibu kandung di Indonesia, lantaran mereka telah berpisah sejak tahun 1979. Dia adalah Widya Astuti Boerma, perempuan berusia 44 tahun yang telah diadopsi pasangan warga Belanda saat usianya masih 5 tahun.
Sayangnya, ia tak yakin dengan tanggal kelahirannya dan nama orangtua kandungnya. Hal itu lantaran dokumen adopsi, termasuk akta kelahiran telah dipalsukan oleh pihak Panti Asuhan Kasih Bunda.
Kisah WN Belanda Cari Ibu Kandung setelah Berpisah Lama
Menurut dokumen panti asuhan tempat ia dititipkan kala itu, Widya lahir pada 6 November 1975 di Jakarta dari pasangan Sunarti dan Kartono. Namun, Widya yakin jika lahir di Yogyakarta dan orangtuanya bekerja di Keraton Yogyakarta. Sebab, ia ingat saat kecil pernah berlutut di depan Sultan.
“Saya masih ingat orangtua saya berlutut di hadapan Sultan,” ujarnya.
Artikel Terkait : Bagaimana Langkah yang Sah Adopsi Anak Menurut Hukum Indonesia?
Sebelum diadopsi, Widya juga ingat ia dan orangtuanya pindah ke Metro, Lampung. Ia berasumsi keluarganya pindah ke Lampung dalam program transmigrasi pemerintah. Salah satu kenangan yang masih menempel di ingatannya yaitu ketika terjadi kebakaran di rumah yang ia tinggali bersama orangtuanya.
“Setelah itu saya tidak yakin apakah ayah saya meninggal saat insiden itu,” ceritanya.
Setelah itu, Widya dan ibunya hijrah ke Jakarta dan hidup di jalanan, bahkan tidur di kolong jembatan. Dahulu, ibu Widya sering menitipkan dirinya kepada orang lain setiap berangkat kerja.
Pernah Dititipkan ke Panti Asuhan
Suatu hari di sebuah stasiun di Jakarta, ibu kandungnya meminta Widya ikut bersama perempuan keturunan Tionghoa bernama Utari (bukan nama sebenarnya). Awalnya, Widya mengira dirinya dititipkan sementara seperti biasa.
“Ibu kandungku tidak pernah bilang kalau hari itu menjadi pertemuan terakhir kami,” tutur Widya.
Utari kemudian membawa Widya ke Panti Asuhan Kasih Bunda. Tak banyak kenangan yang diingat Widya saat tinggal di sana. Dia hanya ingat pernah dihukum karena banyak menangis dan mengompol.
Sekitar tiga pekan berada di Panti Asuhan Kasih Bunda, Utari mengajak Widya ke sebuah penginapan di Jalan Raden Saleh, Jakarta. Di sana Widya bertemu dengan orangtua angkatnya. Hingga pada Agustus 1979, Widya dan orangtua angkatnya terbang ke Belanda.
Kembali ke Indonesia dan Bertemu Ibu Kandung
Widya mengatakan, dari keterangan ibu adopsinya, dia sering menunggu ibu kandungnya. Sampai akhirnya pada tahun 1991, orangtua adopsinya membawa Widya berkunjung ke Indonesia dan mengunjungi panti asuhan tersebut.
“Saya tanya apakah saya bisa bertemu dengan ibu kandung saya. Panti asuhan bilang ‘oh, bisa. Gampang’,” katanya.
Widya lantas dipertemukan dengan seorang perempuan yang disebut-sebut sebagai ibu kandungnya di Bandung.
Artikel Terkait : Kasus adopsi anak ilegal, keluarga histeris saat serahkan anak ke dinas sosial
Menurut informasi pihak panti, ibu kandungnya sudah menikah kembali dan memiliki tiga anak. Namun, Widya ragu jika perempuan itu ibu kandungnya.
Ia merasa tak memiliki ikatan batin dengan perempuan tersebut, begitu juga wajahnya yang tidak mirip. Di akun Twitter sahabatnya, Tazia Teresa, bahkan mengunggah video pertemuan Widya saat itu.
Hal yang semakin membuatnya ragu yaitu perempuan yang mengaku sebagai ibu kandungnya memberikan sebuah surat berisi permintaan uang.
“Saya merasa tidak nyaman dan sedikit tersinggung. Benar-benar waktu yang sulit untukku saat itu,” ucap Widya.
Meski puluhan tahun terpisah, Widya tak pernah lupa dengan kenangan bersama ibu kandungnya. Ia kerap bertanya-tanya apakah saat itu ibunya tak mampu merawatnya, hingga ia diadopsi oleh orangtua lain.
Widya, WN Belanda yang Cari Ibu Kandung, Tidak Pantang Menyerah
Dalam pencarian ibu biologisnya, Widya bergabung dengan My Roots, komunitas yang beranggotakan orang-orang Indonesia yang diadopsi ke Belanda, baik saat bayi maupun balita.
Sejak 2018, Widya sekali mengunjungi Indonesia dan mencari informasi ibu kandungnya ke Keraton Yogyakarta. Namun, hasilnya nihil.
“Staf keraton menyarankan saya mencari informasi ke Dinas Transmigrasi, dan saya berencana mengunjungi Lampung,” tutur Widya.
Rencananya, Widya akan mencari tiga anak perempuan dalam foto yang ditemuinya di Bandung pada 1991. Ia ingin melakukan tes DNA untuk memastikan apakah perempuan tersebut benar ibu kandungnya atau bukan.
Widya menulis surat terbuka, berjudul surat untuk ibu. Surat itu diutlis Widya dan telah dialihbahasakan oleh temannya, Tazia Darryanto. Surat ini berisi sedikit kenangan yang dapat diingat Widya tentang hidupnya dahulu bersama sang ibu di Indonesia.
Demikian kabar WN Belanda cari ibu kandungnya di Indonesia. Semoga Widya Astuti segera bisa dipertemukan dengan orangtuanya.