Kita tentu tahu bahwa sebisa mungkin kita harus menghindari penggunaan antibiotik yang berlebih. Sayangnya, jenis obat yang satu ini, paling sering dan mudah sekali untuk diresepkan, bahkan untuk penyakit yang belum tentu disebabkan oleh virus sekalipun.
Penggunaan antibiotik memang menjadi kunci untuk mengatasi masalah infeksi, mulai dari infeksi yang ringan seperti infeksi telinga hingga penyakit infeksi berat.
Tapi satu yang harus kita selalu ingat; bahwa semakin banyak atau semakin sering menggunakan antibiotik maka keefektifannya akan semakin berkurang.
Lebih buruk lagi, pemakaian antibiotik yang terus menerus dapat menyebabkan Resistensi Antibiotik atau biasa dikenal dengan nama Anti Microbial Resistence (AMR).
Kesalahan yang sering dilakukan dalam penggunaan antibiotik
Ada beberapa kesalahan yang telah lazim kita lakukan terkait dengan penggunaan antibiotik. Kebiasaan itu adalah:
- Umumnya kita menganggap bahwa antibiotik dapat mengobati semua penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus. Akibatnya, antibiotik seringkali menjadi cadangan obat di rumah.
- Ketika mendapat resep antibiotik dari dokter, obat tersebut tidak kita konsumsi sampai habis; meski bagian apoteker sudah menyarankannya.
- Pemakaian yang tidak sesuai indikasi. Contoh paling mudah adalah penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit flu. Mudah sekali kita meminta resep antibiotik ketika penyakit ini menyerang.
Padahal flu bisa juga disebabkan oleh alergi, atau flu timbul karena merupakan gejala dari penyakit lain. AMR tidak terjadi hanya karena konsumsi antibiotik yang terus menerus, pemakaian yang tidak sesuai dengan indikasi juga menjadi salah satu penyebab penyakit ini.
Akibat dari kesalahan penggunaan antibiotik
- Ada banyak masalah yang timbul karena kesalahan penggunaan antibiotik ini, di antaranya:
Bakteri atau mikrobiologi yang menjadi sasaran penggunaan antibiotik menjadi lebih resisten atau lebih kuat. - Meningkatkan biaya dan lamanya waktu perawatan.
- Muncul penyakit lain sebagai efek samping dari penggunaan obat ganda dan dosis tinggi.
Bagaimana mencegah resistensi antibiotik
Cara terbaik untuk mencegah timbulnya resistensi ini adalah bijak dalam menggunakan antibiotik. Langkah-langkah lain yang bisa kita tempuh adalah:
- Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter dan ikuti juga petunjuk pemakaiannya. Termasuk menghabiskan dosis yang telah diberikan meskipun Anda sudah merasa sembuh.
- Berani bertanya tentang obat yang diresepkan. Saat berkunjung ke dokter untuk konsultasi, selalu tanyakan apa yang menjadi penyebab penyakit Anda. Bila kemudian mendapat resep baru, tanyakan kepada dokter atau apoteker, obat mana yang termasuk antibiotik.
- Jangan meminta antibiotik kepada dokter.
- Hindari membeli dosis antibiotik baru berdasarkan resep lama, karena belum tentu saat itu Anda membutuhkan dosis atau jenis yang sama.
- Hindari juga membeli antibiotik yang diresepkan untuk orang lain. Gejala yang Parents rasakan bisa jadi sama, namun diagnosa dokterlah yang paling tepat.
- Bila Anda ragu dengan 1 dokter, carilah informasi ke dokter lainnya.
Resistensi antibiotik kini telah menjadi masalah global, dan banyak sekali faktor yang menyebabkan timbulnya masalah ini.
Untuk itu bila Anda ragu tindakan apa yang harus diambil terkait penggunaan resep antibiotik yang diberikan, Anda dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id
Referensi: depkes.go.id, WHO, tempo.co
Baca juga:
11 Daftar Antibiotik Anak yang Aman Diberikan dan Aturan Pemberiannya