Seorang wanita obesitas di Kalimantan Tengah menjadi bahan perbincangan. Pasalnya, wanita bernama Titi Wati ini menjadi salah satu manusia tergemuk dengan berat badan mencapai 350 kg.
Wanita obesitas ini berat badannya terus meningkat selama 7 tahun terakhir. Boleh dibilang, kegemukan yang dialaminya sudah masuk kategori ekstrem.
Wanita obesitas berbobot 350 kg yang kini susah gerak
Bukan hanyna sulit bergerak, bahkan, untuk berdiri saja ia tidak kuat. Seperti dilansir dari Antara, Senin (7/1/2019) kini Titi hanya bisa tengkurap di tempat tidur di rumah kontrakannya.
“Setiap kali bangun tidur bagian kaki saya selalu sakit seperti keram, kemudian badan terasa sakit semua,” katanya.
Wanita 37 tahun tersebut merasakan berat badannya meningkat drastis dalam tujuh tahun terakhir. Akibatnya, kini Titin makin kesulitan bergerak dan lebih banyak berbaring dengan posisi tengkurap.
foto: antara
Wanita obesitas dengan berat badan 350 kg ini mengaku pernah memiliki tubuh ideal saat masih berusia 21 tahun. Pada wawancara yang dilakukan Detik.com, Selasa (8/1/2019), wanita yang biasa disapa Titin ini menunjukkan fotonya di masa muda.
Dia juga heran mengapa mengalami perbedaan drastis terhadap tubuhnya di usia ke-37.
“Ini saat usia 21 tahun,” tutur Titin saat menunjukkan fotonya.
Titin mengatakan dirinya mulai mengalami keanehan pada 2012. Dia merasakan berat badannya tak ideal. Titin tak mengerti mengapa pada 2012 berat badannya mencapai 100 kg lebih.
Bahkan, pada 2013, ketika usia 31 tahun, berat badannya mencapai 167 kg. Setelah itu, berat badannya terus naik hingga pada 2018 mencapai angka 350 kg.
Kini wanita obesitas ini hanya bisa pasrah dan mengharapkan bantuan dari para dermawan untuk mengembalikan berat badannya ke ukuran normal.
Berbagai cara dilakukannya untuk menyembuhkan wanita obesitas tersebut, di antaranya dengan mengonsumsi minuman herbal penurun berat badan. Cara itu diakuinya menunjukkan hasil karena berat badannya sempat berkurang.
Namun, karena harga minuman herbal itu makin mahal, ia tidak sanggup lagi membelinya, sehingga akhirnya pola makannya pun kembali membuat berat badannya naik lagi. Titin mengaku sudah tidak ada biaya untuk pengobatan.
Anak Titin yang bernama Herlina mengharapkan agar ibunya bisa mendapatkan uluran tangan dari para dermawan serta pemerintah untuk membantu pengobatannya.
“Kami pasrah dan apa boleh buat, dengan kondisi perekonomian kami yang tidak mampu melakukan pengobatan ibu agar bisa kembali normal seperti sediakala,” ujar Herlina.
Menurut dokter spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah – Puri Indah, dr Raissa E Djuanda, M Gizi, SpGK, hal yang menyebabkan wanita obesitas ini pasti diakibatkan oleh pola makan yang berlebihan tanpa adanya aktivitas fisik.
“Kemudian bila sudah seekstrem ini ada kemungkinan mengidap penyakit lainnya, gangguan hormon sih yang paling sering jadi penyebabnya,” lanjut dr Raissa.
Ia juga menambahkan bahwa penyebab obesitas lainnya ialah terdapat masalah di otak. Gangguan tertentu di otak cenderung akan membuat seseorang merasa lebih cepat lapar dan terus menerus merasa lapar.
Seseorang yang mengalami obesitas akan berkurang kualitas hidupnya. Selain tidak dapat melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, penderita obesitas biasanya juga akan menghindari tempat-tempat umum.
Dilansir dari Mayo Klinik, seseorang yang mengalami obesitas, kemungkinan besar akan mengalami sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius, termasuk:
- Trigliserida tinggi dan kolesterol HDL (low-density lipoprotein)
- Diabetes tipe 2
- Tekanan darah tinggi
- Sindrom metabolik – kombinasi gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi dan kolesterol HDL rendah
- Penyakit jantung
- Kanker, termasuk kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kantong empedu, pankreas, ginjal, dan prostat
- Gangguan pernapasan, termasuk sleep apnea, gangguan tidur yang berpotensi serius
- Penyakit kantong empedu
- Masalah ginekologis, seperti infertilitas dan menstruasi yang tidak teratur
- Disfungsi ereksi dan masalah kesehatan seksual
- Osteoartritis
Jika seseorang berisiko kegemukan, maka bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan yang tidak sehat.
Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan sama dengan cara menurunkan berat badan, di antaranya: olahraga setiap hari, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang Anda akan makan dan minum.
Foto: Antara
Baca juga:
Penelitian: Anak dari Orang Tua Obesitas Cenderung Lambat Belajar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.