Rutinitas di pagi hari yang cukup membosankan dan melelahkan sudah saya jalani selama lebih dari satu dekade sebagai wanita karir. Bangun pukul 4 pagi dan menyiapkan makanan untuk keluarga adalah tugas pertama saya sejak membuka mata.
Bersamaan dengan anak-anak yang berangkat ke sekolah, saya pun berangkat ke kantor dan menghabiskan lebih dari 9 jam di luar rumah—8 jam kerja sekaligus dengan waktu di perjalanan.
Setelah itu? Saya masih harus mengurus anak-anak, mendampingi mereka untuk belajar dan menyiapkan pekerjaan rumah mereka. Belum lagi menyelesaikan tugas cuci baju, setrika dan bersih-bersih rumah.
Pukul 10 malam—atau lebih—saya sudah kelelahan karena keesokan harinya—di jam yang sama—saya harus bangun dan mengulang semua kegiatan yang tertulis di atas. Saya dan ribuan perempuan bekerja lainnya harus melakukan hal seperti ini karena banyak alasan, di mana alasan utama adalah ekonomi keluarga.
Saya yakin saya dan ribuan perempuan bekerja yang lain tersebut juga jenuh dan ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Tapi rasanya tidak mungkin.
Krisis finansial tidak terhindarkan dan meningkatnya kebutuhan keluarga sehari-hari, transportasi dan semua pengeluaran rutin membuat kami tidak mungkin kehilangan pekerjaan kami. Ironisnya, tempat kami bergantung tersebut justru membatasi waktu kami dengan suami dan anak-anak sebagai sebuah keluarga?
Seiring dengan berjalannya waktu, saya semakin bisa mengatur waktu berkualitas untuk anak-anak, tanpa mengorbankan karir yang sudah saya bangun bertahun-tahun. Mau tahu bagaimana caranya?
1. Prioritas Waktu
Teori prioritas waktu memang sangat mudah diucapkan, kendati inilah tantangan yang harus ditaklukkan. Karir penting, dan anak jauh lebih penting. Karena kita tidak bisa mengorbankan keduanya, maka buat daftar prioritas dari yang terpenting hingga yang bisa sedikit ditunda.
Pernah kan, Anda mengalami stress karena tanpa Anda sadari, Anda melakukan aktivitas yang tidak terlalu penting terlebih dahulu. Saat ada hal lain yang jauh lebih penting harus dikerjakan, anda pun panik karena tak ada lagi waktu yang tersisa.
Baca juga : Mengapa Wanita Cenderung Kurang Menonjol di Tempat Kerja Dibandingkan Laki-laki?
2. Jangan Bawa Pekerjaan ke Rumah
Pekerjaan Anda tidak akan ada habisnya, secepat apapun kita menyelesaikannya selama delapan jam. Jika Anda membawa pekerjaan ke rumah, kita tidak akan punya waktu beristirahat. Anda pasti akan meluangkan waktu untuk anak-anak.
Tapi saat mereka tidur, Anda akan berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika Anda kurang istirahat, bukan tidak mungkin Anda cepat lelah dan frustasi. Hal ini dapat berimbas pada menurunnya produktivitas atau rasa ingin marah kepada anak-anak.
3. Hari Tanpa Televisi
Tak jarang dari kita ingin bersantai sepulang bekerja dengan menyalakan televisi. Sayangnya, hal ini sama sekali tidak disarankan bagi Anda yang ingin memiliki waktu berkualitas bersama keluarga, terlebih anak-anak.
Sepulang bekerja, anak-anak memerlukan Anda untuk mendampinginya belajar, mendengarkan keluh kesah atau cerita gembira mereka. Manfaatkan minimnya waktu dengan perhatian maksimal.
4. Bagi Tugas atau Sewa Asisten Rumah Tangga
Bagi perempuan bekerja, kedua hal ini adalah hal mutlak. Menyelesaikan begitu banyak pekerjaan dapat menguras waktu dan tenaga, terutama bila mereka masih memiliki anak berusia balita.
Beberapa alasan perempuan bekerja tidak menyewa asisten rumah tangga adalah karena ingin berhemat. Namun, apabila mereka sakit karena terlalu lelah, berapa besar uang yang harus dikeluarkan?
5. Rekreasi
Rekreasi bersama tiap akhir pekan bersama keluarga, atau mengunjungi resto favorit saat ulang tahun anak juga dapat memberikan kesan tersendiri bagi para buah hati. Setinggi apapun karir Anda, tidak akan ada artinya tanpa kehangatan dari keluarga, terutama anak-anak.
Nah Bunda, ayo prioritaskan keluarga di atas karir Anda.
Baca juga artikel menarik lainnya:
Tetap Bekerja dan Tetap Menjadi Ibu yang Baik