Waspadai Rubella (Campak Jerman) Pada Ibu Hamil dan Anak-anak
Rubella atau Campak Jerman bisa jadi tidak begitu berbahaya bagi anak maupun orang dewasa, namun bagi ibu hamil virus ini dapat mengakibatkan bayi cacat lahir hingga keguguran.
Rubella atau sering dikenal dengan Campak Jerman adalah infeksi virus akut yang menular. Penyakit ini umumnya tergolong ringan jika terjangkit pada anak-anak ataupun orang dewasa.
Namun pada wanita hamil, penyakit ini dapat memiliki konsekuensi serius karena dapat menyebabkan kematian janin atau bayi yang lahir kemungkinan besar memiliki cacat bawaan yang dikenal sebagai Congenital Rubella Syndrome (CRS).
Virus rubella ditularkan lewat udara ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Manusia adalah satu-satunya tuan rumah yang diketahui bagi virus ini.
Bahaya Rubella atau Campak Jerman bagi ibu hamil
Rubella sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya. Siapapun yang tidak divaksinasi terhadap Campak Jerman berisiko terkena penyakit ini.
Virus ini paling berbahaya jika ibu hamil terinfeksi pada awal kehamilan, terutama pada 12 minggu pertama (trimester pertama).
Sedangkan Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah kondisi yang terjadi pada janin di dalam rahim ibu yang terinfeksi virus tersebut. CRS dapat mempengaruhi hampir segala sesuatu di tubuh bayi yang sedang berkembang.
Cacat lahir yang paling umum dari CRS dapat mencakup:
- tuli
- katarak
- cacat jantung
- cacat intelektual
- kerusakan hati dan limpa
- berat badan lahir rendah
- ruam kulit pada saat lahir
Komplikasi lainnya dapat mencakup:
-
- glaukoma
- kerusakan otak
- tiroid dan masalah hormon lainnya
- radang paru-paru
- autisme
- diabetes mellitus
Bagaimana gejalanya pada anak-anak?
Tanda dan gejala
Pada anak-anak, Campak Jerman biasanya ringan, dengan sedikit gejala yang terlihat. Ruam merah adalah tanda pertama yang muncul.
Ruam umumnya pertama kali muncul pada wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh, dan berlangsung sekitar tiga hari. Gejala lain yang mungkin terjadi 1 sampai 5 hari sebelum muncul ruam meliputi:
- demam ringan (<39°C)
- mual
- sakit kepala
- mata kemerahan atau bengkak pada bagian putih mata
- tubuh tidak nyaman
- pembengkakan kelenjar getah bening
- batuk
- ingusan
Kebanyakan orang dewasa yang terjangkit biasanya memiliki gejala dengan demam ringan, sakit tenggorokan, dan ruam yang dimulai pada wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Beberapa orang dewasa juga mungkin memiliki sakit kepala, mata merah dan badan pegal-pegal selama 3 sampai 10 hari. Sekitar 25 sampai 50% dari orang yang terinfeksi tidak akan mengalami gejala apapun.
Penyebaran
Rubella atau Campak Jerman menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Orang yang terjangkit virus ini dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain hingga satu minggu sebelum ruam muncul, dan tetap menular sampai 7 hari setelahnya.
Orang yang terinfeksi harus memberitahu teman-teman, keluarga, dan orang-orang yang bekerja dengan mereka, terutama ibu hamil. Jika anak Anda terjangkit rubella, penting untuk memberitahu pihak sekolah atau tempat penitipannya.
Pada ibu hamil, 90% kemungkinan ia menularkan virus ke janinnya. Bayi dengan CRS dapat membawa virus selama satu tahun atau lebih.
Menurut WHO, angka CSR tertinggi ada di kawasan Afrika dan Asia Tenggara di mana cakupan vaksin berada di angka terendah.
Pengobatan
Tidak ada obat khusus untuk mengobati rubella atau membuat penyakit ini sembuh lebih cepat. Dalam banyak kasus, gejala ringan dapat dirawat dengan istirahat dan obat-obatan untuk demam.
Namun, cara terbaik menghindarinya adalah dengan vaksinasi. Vaksin rubella tersedia dalam formulasi monovalen atau lebih sering dalam kombinasi dengan vaksin lain seperti vaksin campak (MR), campak dan gondok (MMR), atau campak, gondok, dan varicella (MMRV).
Referensi: mayoclinic, WHO, CDC.
Baca juga:
Cegah Virus pada Kehamilan dengan Vaksin
Beberapa Penyebab Keguguran yang Sering Dijumpai