Peragaan busana merk pakaian dalam internasional Victoria’s Secret kembali mengundang kontrovesi. Kali ini bukan soal model yang terlalu kurus, pakaian yang sulit dikenakan sehari-hari, maupun penggunaan bahan kulit binatang, melainkan karena Victoria’s Secret gunakan model anak.
Victoria’s Secret gunakan model anak dalam pagelaran busana yang diadakan di China. Seorang anak dengan lingerie yang cukup heboh lengkap dengan bulu dan aksesoris lainnya tampak melenggang di panggung catwalk.
Aksi ini memancing kritikan pedas ke merk pakaian dalam ternama tersebut. Victoria’s Secret gunakan model anak berusia sekitar 5-8 tahun untuk pakaian dalam gaya dewasa.
Aksi ini dikhawatirkan akan mengundang predator seksual, apalagi tempat peragaan tersebut adalah sebuah mall yang terletak di pusat kota dan dipenuhi oleh banyak pengunjung.
Para orangtua pun tak tinggal diam. Mereka mengajukan kritik kepada Victoria’s Secret karena dianggap tak peka terhadap isu seputar kejahatan seksual terhadap anak.
Bagaimanapun keputusan Victoria’s Secret gunakan model anak memang hal yang tidak bijak.
Victoria’s Secret gunakan model anak untuk memamerkan koleksi lingerie-nya.
Selain itu, para orangtua juga mengkritik orangtua si model cilik karena mengizinkan anaknya menjadi model pakaian dalam yang tak sesuai dengan usianya. Kini, para orangtua jadi khawatir dengan keselamatan si anak sendiri dari predator seksual yang banyak beredar di internet maupun masyarakat.
Salah satu orangtua mengatakan, “Aku tidak ingin memberikan pakaian dalam seperti itu untuk anakku yang berusia 4 tahun nantinya. Untuk apa seorang anak memakai pakaian dalam bermotif Leopard dengan bahan lace seperti anak Kim Kadarshian?”
Berbagai reaksi muncul karena Victoria’s Secret gunakan model anak. Banyak yang mengecam agar merk ini tidak mengulangi aksi serupa.
Ada juga yang menganggap bahwa acara ini sama saja mengeksploitasi anak secara seksual.
Barangkali, Victoria’s Secret terinspirasi oleh anak perempuan Kim Kadarshian yang masih balita. Di dalam postingan Snapchat-nya, anaknya tampil dalam busana bikini dengan bahan lace selayaknya pakaian orang dewasa yang menggoda.
Kim Kadarshian pun mendapat kritikan yang serupa karena dianggap membahayakan anaknya sendiri. Sehingga bukannya panen pujian, postingan tersebut malah membuat keluarga Kadarshian di-bully habis-habisan.
Saat ada kasus predator seksual yang menyerang anak, sebenarnya baju yang dipakai anak memang tak bisa disalahkan. Namun, sebagai orangtua sebaiknya waspada karena anak belum bisa membela dirinya sendiri saat terjadi tindakan jahat padanya.
Jangankan disentuh secara fisik, foto-foto anak kita dengan pakaian yang tidak lengkap pun bisa dikoleksi oleh jaringan pedofilia internasional yang banyak dibasmi oleh polisi online. Jika orangtua sendiri yang memakaikan anaknya pakaian yang tidak sesuai dengan usianya, maka itu sama saja dengan ‘mengumpankan’ anak kita ke para penjahat seksual itu.
Bagaimana menurut Parents tentang kasus Victoria’s Secret gunakan model anak ini?
Hati-Hati Saat Memposting Foto Anak
Dirilis tahun lalu oleh London School of Economics, sebuah studi menemukan tiga dari empat orang tua yang secara teratur memposting foto dan video anak-anak mereka ke media sosial dan platform lainnya.
Psikolog anak dan remaja Dr Michael Carr-Gregg mengatakan pada ABC, orang tua harus selalu meminta izin pada anak sebelum memposting foto mereka. Jika anak belum bisa diajak bicara, orang tua tidak boleh memposting gambar mereka sama sekali.
Namun, jika Parents ingin memposting foto anak, pastikan mengikuti aturan ini:
1.Jangan membagikan foto dan video yang berisi detail pribadi, seperti nama lengkap, informasi kontak pribadi, atau seragam yang mengidentifikasi lokasi anak.
2. Jangan pernah menambahkan komentar ke foto yang mengidentifikasi lokasi; misalnya alamat jalan, nama sekolah, atau bahkan fitur pengenal di depan rumah Anda.
3.Hanya berbagi foto dan video dengan orang yang benar-benar Anda kenal dan percayai. Daripada memposting ke semua teman Anda di media sosial, lebih selektif dan gunakan pengaturan privasi di platform media sosial Anda.
4. Pastikan Anda telah memeriksa dengan orang tua lain sebelum memposting dan berbagi gambar yang menyertakan anak-anak mereka.
5. Berhati-hatilah terhadap metadata – sebagian besar foto digital berisi informasi tentang waktu, tanggal, dan koordinat GPS tempat pengambilan foto.
Baca juga:
Waspada! Inilah yang diincar oleh Predator Seksual dari Foto Anak yang Tersebar di Media Sosial
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.