Parents tentu sudah paham betul tentang pentingnya vaksin tetanus. Pasalnya, seorang anak yang tidak mendapat vaksin tetanus bisa terserang penyakit yang bisa merenggut nyawa.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, tetanus adalah penyakit neuromuskuler akut yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Spora bakteri yang ditemukan di tanah ini dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang terbuka (misalnya luka).
Jika spora memasuki luka dan menembus kulit, bakteri ini bisa masuk lebih dalam dari oksigen, mereka menghasilkan spora dan menghasilkan racun yang masuk ke aliran darah. Setelah terekspos spora ini, penyakit klinis mulai timbul dari 3-21 hari (biasanya dalam 8 hari).
Kisah seorang anak yang orangtuanya menolak vaksin tetanus
Ilustrasi anak terkena penyakit tetanus
Pada 2017, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang tidak menerima imunisasi tetanus mengalami luka di dahi saat bermain di lahan pertanian. Luka anak itu dibersihkan dan dijahit di rumah.
Enam hari kemudian, ia sering menangis, kejang otot rahang, dan kejang otot tangan yang tidak disengaja, diikuti dengan leher dan punggung yang melengkung (opisthotonus).
Kondisi leher dan punggung yang melengkung (opisthotonus) yang melengkung itu seringkali orangtua menganggap anak terkena kutukan. Sehingga bisa membuat anak terlambat mendapat pengobatan yang tepat.
Namun, untungnya pada hari itu, orangtua anak itu menghubungi layanan medis darurat, yang mengangkutnya secara langsung ke pusat medis pediatrik. Anak itu kemudian dinyatakan menderita penyakit tetanus dan memerlukan sekitar 8 minggu rawat inap, diikuti dengan perawatan rehabilitasi, sebelum ia dapat melanjutkan aktivitas normal.
Dia dirawat di unit perawatan intensif anak dan dirawat di ruangan yang gelap dengan penyumbat telinga, dan stimulasi yang minimal (stimulasi meningkatkan intensitas kejang).
Anak itu membutuhkan 57 hari rawat inap, termasuk 47 hari di unit perawatan intensif. Biaya rawat inap berjumlah $ 811.929 (tidak termasuk transportasi udara, rehabilitasi rawat inap, dan biaya tindak lanjut rawat jalan) atau kurang lebih 11 miliar rupiah.
Pasien dewasa terjangkit penyakit tetanus Sumber: facebook.com/MeddyBear
Pentingnya vaksin tetanus bagi anak
Meluasnya penggunaan vaksin yang mengandung toksoid tetanus telah menyebabkan penurunan 95% dalam jumlah kasus tetanus. Serta, penurunan 99% dalam jumlah kematian terkait tetanus sejak 1940-an.
Dari 2009 hingga 2015, 197 kasus tetanus dan 16 kematian terkait tetanus dilaporkan di Amerika Serikat. Orang orang yang tidak divaksinasi akan sangat berisiko tinggi terinfeksi.
Vaksin tetanus dapat membantu mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Empat jenis vaksin yang digunakan saat ini melindungi terhadap tetanus, yang juga melindungi terhadap penyakit lain yaitu:
- Vaksin difteri dan tetanus (DT)
- Vaksin Difteri, tetanus, dan pertusis (DTaP)
- Vaksin tetanus dan difteri (Td)
- Vaksin tetanus, difteri, dan pertusis (Tdap)
Bayi dan anak-anak di bawah 7 tahun menerima DTaP atau DT, sementara anak yang lebih tua dan orang dewasa menerima Tdap dan Td.
CDC merekomendasikan vaksinasi tetanus untuk semua bayi dan anak-anak, praremaja dan remaja, dan orang dewasa. Bicarakan lebih lanjut dengan petugas kesehatan, jika Anda atau anak ingin melakukan vaksin tetanus.
Baca juga:
Ini dia 9 penyakit yang hampir punah berkat adanya vaksinasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.