Sudah hampir satu tahun lamanya pandemi virus Corona melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Belakangan ini, angin segar mengenai penemuan vaksin pun menyeruak. Sayangnya, beberapa ahli mengungkapkan vaksin Corona untuk anak maupun ibu hamil masih belum tersedia.
Hal ini diungkapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS). Mereka mengungkapkan bahwa kemungkinan vaksin COVID-19 ini belum akan direkomendasikan untuk anak bila sudah tersedia nantinya.
Mengapa demikian?
Vaksin Corona untuk Anak Belum Direkomendasikan
Dilansir dari Reuters, para ahli mengungkapkan bahwa anak jarang mengalami gejala COVID-19 yang parah. Kelompok usia ini pun belum pernah diuji untuk penggunaan vaksin virus Corona secara eksperimental.
Tak hanya anak-anak, ibu hamil juga termasuk lho, Parents. Kedua kelompok ini memang diketahui belum menjadi sampel penelitian terkait dengan vaksin ini.
Di sisi lain, CDC juga mengungkapkan bahwa hal ini bisa saja berubah sewaktu-waktu. Bila uji klinis dan eksperimen vaksin diperluas pada kelompok tersebut, vaksin bisa saja diperoleh.
Artikel Terkait : Baru Mendarat di Indonesia, Ini 4 Fakta Vaksin Virus Corona dari China
Amerika Serikat Mendistribukan Vaksin Secara Terbatas
Menjadi salah satu negara yang memiliki banyak angka kejadian COVID-19, Amerika Serikat pun bersiap siaga untuk mendistribusikan vaksin Corona. Namun, di negara Paman Sam tersebut vaksin baru akan didistribusikan secara terbatas pada 2020 ini.
Dari distribusi tersebut, hanya beberapa kelompok yang dianggap rentan yang bisa mendapatkannya. Mereka menggunakan empat fase untuk membagikan vaksin pada warga. Fase awal, para petugas kesehatan di garda terdepan lah yang akan mendapatkan vaksin ini.
Di samping itu, seseorang yang usianya masih muda dan sehat kemungkinan belum akan diprioritaskan mendapatkan vaksin. WHO menegaskannya pada Rabu, 14 Oktober 2020.
WHO juga menuturkan bahwa vaksin haruslah berfokus pada kelompok usia yang kebih tua dan kelompok yang rentan seperti petugas kesehatan maupun petugas lini depan lainnya. Rincian terkait dengan hal ini pun masih dirumuskan.
“Orang cenderung berfikir bahwa tanggal 1 Januari atau 1 April (misalnya, saya akan mendapat vaksin, dan semua akan kembali normal, tapi tidak seperti itu,” ungkap kepala ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan.
Ia pun menambahkan bahwa saat ini belum ada vaksin yang benar-benar bisa efektif melawan virus Corona. Barulah sekitar 2021, dunia akan menemukan vaksin yang aman dan manjur, tetapi jumlahnya masih akan terbatas.
Artikel Terkait : Vaksin Belum Ditemukan, Moms Bisa Melindungi Si Kecil dari Virus Corona dengan Cara Ini
“Kita perlu menentukan siapa di antara mereka yang memiliki risiko tinggi,” katanya lagi. Selain itu, bagi mereka yang masih muda dan sehat, kemungkinan akan mendapatkan vaksin bisa sekitar 2022 nanti.
“Saya pikir, rata-rata orang muda yang sehat mungkin harus menunggu hingga 2022 untuk mendapatkan vaksin,” ujarnya.
Senada dengan Soumya, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove, mengungkapkan hal serupa. Ia menegaskan bahwa WHO perlu memvaksinasi kelompok yang paling rentan terlebih dahulu.
“Sebelum kami memvaksinasi semua orang di beberapa negara,” katanya.
Indonesia pun Memprioritaskan Hal yang Sama
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Putranto, angkat bicara mengenai rencana distribusi vaksin di Indonesia. Menurutnya, memang ad da beberapa golongan yang akan diprioritaskan.
Pihak-pihak tersebut merupakan sekelompok orang yang memiliki risiko tinggi terpapar virus Corona. Kelompok tersebut antara lain paramedis, pihak pelayanan publik, TNI/Polri, serta seluruh tenaga pendidik di tanah air.
“Mereka yang di garda terdepan dan peserta Penerima Bantuan Iuran alias PBI dalam BPJS Kesehatan akan ditanggung biaya vaksinnya oleh Pemerintah,” ujar Menkes Terawan seperti dikutip dari CNBC.
Artikel Terkait : Sedang Dilakukan Uji Klinis, Segini Kisaran Harga Vaksin Corona
Mengenai Virus Corona pada Anak
Pada anak, kasus infeksi tanpa gejala merupakan hal yang umum terjadi. Sekitar 10-13% kasus tersebut dialami oleh kelompok usia anak, seperti yang dimuat dalam penelitian University of Pittsburgh Medicine Center.
Padahal, risiko anak mengalami komplikasi dan keparahan kondisi bisa saja dialami. Hal ini diungkapkan oleh riset yang diterbitkan di JAMA Pediantrics.
Kondisi tersebut bisa diperparah bila anak mengalami penyakit penyerta seperti diabetes.
Artikel Terkait : Uji Coba Pertama Vaksin Corona Dilakukan, Begini Hasilnya Menurut Ilmuwan China
Semoga pandemi virus Corona ini lekas berakhir, ya, Parents. Vaksin pun bisa efektif melawan dan melindungi berbagai kelompok usia dan profesi nantinya.
Baca Juga :
Penelitian: Manfaat Vaksin tak Hanya dirasakan Individu, Melainkan juga Komunitas