Vagina bengkak setelah berhubungan seksual, pastilah membuat Anda khawatir. Tentunya hal ini juga sangat mengganggu dan membuat Anda merasa tidak nyaman, bahkan mungkin mulai membenci aktivitas seksual yang memicu terjadinya vagina bengkak.
Namun, apakah penetrasi yang menyebabkan vagina bengkak setelah berhubungan seks? Atau ada penyebab lainnya?
Penyebab terjadinya vagina bengkak setelah berhubungan badan
#1: Seks yang kasar
“Salah satu penyebab vagina bengkak adalah hubungan seks yang kasar. Jika ini adalah penyebabnya, Anda mungkin juga mengalami sedikit pendarahan, dan mendapati bahwa daerah kewanitaan sedikit hitam dan biru,” jelas Alyssa Dweck, MD, ob-gyn di Westchester dilansir dari Women’s Health.
Untuk meringankan bengkak tersebut, Anda bisa berendam air hangat selama sekitar 15 hingga 20 menit.
#2: Reaksi alergi
“Sangat mungkin vagina Anda mengalami reaksi alergi akibat suatu produk, seperti kondom lateks, atau bahkan sperma,” kata Dr. Dweck.
Alergi semen juga bisa menjadi sebab vagina bengkak. Alergi semen adalah reaksi alergi langka terhadap protein yang ditemukan dalam semen yang dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, nyeri, gatal, dan terbakar di area genital.
Namun memang, pembengkakan vagina setelah hubungan seks adalah akibat dari sensitivitas tubuh Anda atau alergi terhadap iritasi umum, seperti produk dengan spermisida (nonoxynol 9), wewangian, lateks, dan obat-obatan vagina.
Untuk mencari tahu penyebab pembengkakan ini, Dr. Dweck merekomendasikan agar Anda berhenti menggunakan produk kewanitaan, dan perhatikan bagaimana tubuh Anda merespons.
Artikel terkait: “Alergi sperma membuatku susah punya anak…”
#3: Infeksi jamur membuat vagina bengkak
Pembengkakan vagina dapat menjadi gejala infeksi jamur. Gejala infeksi lain termasuk:
- Nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seks
- Kemerahan di area kewanitaan
- Ruam minor
- Keluarnya cairan putih tanpa bau busuk.
Artikel terkait: Waspadai Infeksi Jamur Saat Hamil yang dapat memengaruhi kesehatan janin
#4: Vagina kering
“Kadar estrogen yang rendah karena menopause, perimenopause, laktasi, atau kontrol kelahiran juga dapat menyebabkan kekeringan di daerah vagina,” kata Dr. Dweck.
Saat vagina kering dan Anda tetap melakukan hubungan seksual, Anda juga mungkin juga merasa vagina tidak elastis dan bengkak.
#5: Infeksi Menular Seksual (IMS)
Trikomoniasis adalah penyebab umum dari vulva yang memerah dan membengkak yang juga dapat menyebabkan perdarahan setelah berhubungan seks, iritasi, dan bau.
#6: Selulitis
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada kulit dan jaringan di bawahnya yang dapat menyebabkan kulit daerah kewanitaan menjadi bengkak, merah. Tanda-tanda lain selulitis, yaitu demam, mual, muntah, dan kulit hangat saat disentuh.
#7: Vagina bengkak yang disebabkan kehamilan
Karena perubahan hormon yang terjadi saat Anda hamil, tubuh Anda mulai membengkak, termasuk di daerah vagina Anda. Selama kehamilan, ada juga peningkatan aliran darah dan tekanan dari rahim, yang dapat meningkatkan pembengkakan di bagian vagina.
***
Bila vagina bengkak disertai dengan rasa sakit bahkan perdarahan, sebaiknya segeralah menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca juga:
13 Hal Tak Biasa yang Terjadi pada Vagina Setelah Melahirkan