Pasang surut dalam berhubungan tentu dialami oleh setiap pasangan, khususnya bagi pasangan yang sudah menikah. Perlu Parents ketahui, terdapat beberapa usia pernikahan rawan konflik yang kerap terjadi.
Dalam setiap perjalanan, tahun ke tahun yang dialami tentunya memiliki beragam cerita unik tersendiri. Antara satu pasangan dengan pasangan lainnya tentu memiliki kisahnya masing-masing dalam pernikahan.
Ujian pun bisa datang silih berganti dalam bentuk yang beragam. Para ahli melakukan sejumlah riset terkait dengan hal ini untuk mengidentifikasi usia pernikahan rawan konflik agar bisa diwaspadai oleh setiap pasangan.
Kapan Usia Pernikahan Rawan Konflik Terjadi?
Setelah 3 Tahun
Banyak orang yang berpendapat bahwa hubungan pernikahan akan lebih hambar saat telah melewati tahun ke-3, benarkah? Rupanya pada banyak pasangan, justru hubungan pernikahan bisa saling kuat setelah melewati lika-liku kehidupan tahun-tahun pertama ini.
Memang ini bisa menjadi usia pernikahan rawan konflik, namun pasangan dirasa sudah bisa lebih beradaptasi. Satu sama lain, pasangan bisa saling menerima kelemahan masing-masing.
Jika pernikahan bisa bertahan pada 3 tahun pertama dan belum juga dikaruniai momongan, inilah waktu yang tepat untuk merencanakannya.
Setelah 5 Tahun
Para ahli mengungkapkan bahwa tahun ke-5 bisa menjadi periode yang cukup krusial dalam pernikahan. Tak jarang, konflik pun bisa cukup sering terjadi terkait banyak hal.
Bila belum juga memiliki momongan, biasanya pasangan akan mulai membahasnya. Bila sudah memiliki anak, biasanya konflik akan semakin kompleks. Mulai dari masalah ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.
Bagi pasangan yang keduanya bekerja, seringkali kesulitan menyeimbangkan waktu bisa menjadi permasalahan lainnya di tahun-tahun pernikahan ini. Namun, pasangan yang bisa bertahan pada kondisi ini akan lebih bisa menyesuaikan diri.
Setelah 7 Tahun
Tak hanya pada tahun ke-5, setelahnya tahun ke-7 pun dianggap menjadi periode krusial sebagai usia pernikahan rawan konflik. Para ahli keluarga menyebut tahun ini sebagai The Wall.
Pada periode ini, pasangan akan lebih dihadapkan pada banyak tantangan. Pasangan mungkin merasa rutinitas kehidupannya sangat membosankan setelah 7 tahun bersama. Masalah yang dihadapi bisa berupa konflik yang lebih berat, mulai dari masalah keuangan, perawatan anak, pekerjaan rumah tangga, hingga masalah ego.
Hal yang Memperparah Konflik
Ada beberapa faktor pemicu yang bisa membuat konflik di dalam pernikahan bisa menjadi lebih parah. Tak jarang beberapa hal diketahui bisa menjadi pemicu pasangan memutuskan untuk bercerai, diantaranya :
Kurangnya Kemauan untuk Mendengarkan
Selama pertengkaran, jika kedua pasangan saling melempar ego dan amarah maka tingkat frustasi dan stres bisa meningkat. Inilah yang terkadang bisa memicu perceraian, bila terus didiamkan.
Pasangan yang baik seharusnya tahu saat yang tepat untuk mendengarkan maupun berbicara. Ketika satu berbicara, tentu yang lain perlu mendengarkan. Pakar hubungan mengatakan bahwa memiliki kebiasaan mendengarkan dengan sabar bisa menjauhkan pernikahan dari perpisahan.
Uang
Tak bisa dipungkiri, materi menjadi hal yang penting dalam kehidupan pernikahan. Banyak pasangan yang harus bercerai karena faktor ekonomi.
Anda bisa berkomunikasi terkait dengan hal ini dengan pasangan. Cari solusi terbaik bersama-sama bila Anda mengalami kesulitan secara finansial.
Kebosanan
Rasa bosan sangat mungkin terjadi bila salah satu atau kedua pasangan merasa hubungan yang dijalani begitu hambar. Tak jarang, pelarian kepada orang ketiga atau meninggalkan pasangan menjadi jalan yang dipilih.
Bicarakan baik-baik terkait dengan hal ini. Saling berkomunikasi menjadi cara yang tepat untuk sama-sama mengetahui hal yang diinginkan.
***
Nah, itulah informasi seputar usia pernikahan rawan konflik. Bagaimana cerita Parents dalam mengatasi masa-masa sulit dalam pernikahan?
Sumber : Boldsky, Bright Side
Baca Juga :
5 Cara Menghindari Perselingkuhan, Salah Satunya Pastikan Kehidupan Seks Sehat
5 Langkah Mengatasi Masalah Komunikasi Suami Istri dalam Rumah Tangga