Kontroversi Tren ‘Unboxing by Husband’ di TikTok, Dianggap Tak Sesuai Kaidah Islam

Dianggap haram, simak adab bermedia sosial menurut pandangan Islam!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baru-baru ini dunia TikTok dihebohkan oleh tren Unboxing by Husband. Tren TikTok ini muncul di Malaysia dan diikuti warganet sejak beberapa waktu lalu. Mayoritas diikuti oleh pengantin baru yang mengabadikan momen bahagia mereka sesaat setelah resmi jadi pasangan suami-istri.

Tren Unboxing by Husband atau 'Unboxing Pengantin' memperlihatkan pasangan pengantin baru di mana mempelai pria melepaskan aksesori dan kerudung dari kepala mempelai wanita usai menikah. Lokasi video umumnya diambil di kamar.

Selagi sang pria mencopoti aksesori kepala, pasangan wanitanya tampak mengabadikan momen itu melalui kamera ponsel sambil tersenyum di depan cermin kamar masing-masing. Dapat dipahami bahwa banyak yang ikut serta dalam tren ini untuk mengenang hari bahagia sekaligus mengumumkan status mereka sebagai suami dan istri yang sudah sah.

Tren Unboxing by Husband Menuai Kecaman oleh Warganet

Akan tetapi, tren yang marak di Malaysia ini justru menuai kritikan keras. Tidak sedikit warganet yang menilai kalau aksi 'unboxing' tersebut menyalahi kaidah Islam.

Mengingat sebagian besar pasangan yang mengikuti tren ini adalah Muslim dan memakai hijab. Melansir dari Malay Mail, ada beberapa pandangan warganet yang kontra terhadap tren tersebut, di antaranya:

"Apakah kamu tidak merasa malu merekam video seperti itu? Aurat istri harus dijaga oleh suaminya," komentar warganet.

"Pasangan pengantin zaman sekarang ini sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak pantas hanya untuk tren semata, tapi sebenarnya itu mempermalukan diri sendiri dan keluarga," tulis warganet lain.

Artikel terkait: Anak Dikeluarkan dari Sekolah karena Main Tiktok, Peringatan Bagi Parents!

Departemen Keagamaan di Malaysia Angkat Bicara Soal Tren Unboxing by Husband

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tren ini juga disoroti departemen keagamaan di Malaysia, Jabatan Agama Islam Perak. Lewat unggahan Facebook, pihaknya mengingatkan kaum Muslim agar tidak mengikuti tren Unboxing by Husband.

"Aksi 'unboxing' ini bukanlah bagian dari ajaran Islam, karena dari situlah dimulainya dosa dan mengundang fitnah," demikian ditulis dalam unggahan Facebook resmi Jabatan Agama Islam Perak.

Ulama Pencetus Ummah (PU) Syed Kecam Tren Unboxing by Husband dan Anggap Bidah

Terkait dengan tren video tersebut, banyak pihak yang angkat bicara. Termasuk pendakwah asal Malaysia, Pencetus Ummah (PU) Syed, yang menuliskan pendapatnya di unggahan laman Instagram pribadinya, @pusyed_official, baru-baru ini.

Mengutip dari Liputan 6, PU Syed menyebut video semacam itu sebagai haram dan tidak boleh dijadikan konten.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Unboxing istri atau Unboxing by Husband adalah bidah lain yang sedang viral dan banyak dilakukan pasangan muda di media sosial!” tulisnya.

Membongkar aurat itu HARAM, apalagi mengekspos aurat istrimu! Kalian bisa bangga dan mencintai konten-konten HARAM hanya untuk mendapatkan banyak klik (di laman sosial)!” tambahnya.

PU Syed juga mengatakan bahwa video tren tersebut adalah “omong kosong”.

Istri adalah hak kita. Kita tidak boleh berbagi dengan orang lain kecantikannya, manisnya, semua untuk kita sebagai suami,” tuturnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Kita bisa jadi anak muda yang mencoba hal-hal baru, tapi juga harus mematuhi aturan Tuhan dan jangan pernah melakukan hal seperti itu. Janganlah berpartisipasi karena tidak membawa keuntungan apa pun," sambung PU Syed yang bernama Mohd Bakri Al-Yahya itu.

Artikel terkait: Demi Beli HP untuk Hadiah Anak, Ayah Ini Rela Jual Becak Satu-satunya

Viral Unboxing by Husband, Begini Adab Bermedia Sosial dalam Pandangan Islam

Mengutip dari Tirto.id, berdasarkan jurnal Adab Bermedia Sosial Dalam Pandangan Islam oleh Juminem (2019), terdapat beberapa tuntunan dalam penggunaan media sosial sebagai berikut:

1. Menyampaikan Informasi dengan Benar

Tidak merekayasa atau memanipulasi fakta, serta menahan diri untuk tidak menyebarluaskan informasi tertentu di media sosial yang fakta atau kebenarannya belum diketahui secara pasti. 

2. Menghindari Suuzan atau Buruk Sangka, Gibah, Fitnah, dan Tajassus

Dalam bahasa hukum, penyampai informasi melalui media sosial hendaknya memegang teguh "asas praduga tak bersalah". Prasangka yang tidak berdasar dapat membahayakan, karena dapat memicu bullying dan pembunuhan karakter.

3. Meneliti Fakta

Untuk mencapai ketetapan data dan fakta, seorang Muslim hendaknya mengecek dan meneliti kebenaran fakta dengan informasi awal yang diperoleh agar tidak terjadi ghibah, fitnah, dan tajassus. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Menghindari Namimah atau Mengadu Domba 

Namimah atau mengadu domba maksudnya membawa suatu berita kepada pihak tertentu dengan maksud untuk mengadu domba pihak tersebut dengan pihak lain. Namimah juga dapat berarti provokasi untuk tujuan tertentu.

Artikel terkait: Terpisah Selama 20 Tahun, Dua Anak Kembar Ini Bertemu karena TikTok

5. Menghindari Sukriyah 

Sukriyah berarti merendahkan atau mengolok-ngolok orang lain. Mengolok-ngolok, merendahkan orang lain, mencaci-maki, atau melakukan tindakan penghinaan dapat menumbuhkan kebencian.

6. Bijak dalam Bersosial Media 

Setiap Muslim hendaknya bijak dalam menggunakan media sosial dengan mengedepankan etika, logika, dan perasaan serta berbagi nasihat yang baik, bijak, dan ikhlas.

7. Menghindari Hal-Hal Negatif 

Setiap Muslim hendaknya menghindari mengunggah maupun membagikan foto atau video berpose vulgar atau berkonten pornografi, berlebihan dalam bersukacita, mengeluh, hingga berdoa di media sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Demikian kisah tren viral di Malaysia Unboxing by Husband yang menuai kontroversi, tidak hanya oleh warganet tetapi juga petinggi agama pun angkat bicara. Ada baiknya kita sebagai makhluk bersosial juga dapat bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak menimbulkan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. 

Baca juga:

id.theasianparent.com/black-out-challenge

id.theasianparent.com/pria-nikahi-tiga-wanita

id.theasianparent.com/artis-tiktokan-bareng-suami