Ulat Gigi Penyebab Gigi Berlubang, Mitos atau Fakta? 

Ada kepercayaan yang beredar bahwa ulat gigi menjadi penyebab sakit gigi berlubang dan karies. Bagaimana kebenarannya? Simak faktanya di sini

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ulat gigi sering disebut sebagai faktor pemicu sakit gigi, benarkah demikian? Ternyata, ulat gigi bukan penyebab dari sakit gigi yang kerap kita alami. Disinformasi yang mengatakan ulat gigi adalah penyebab karies dan sakit gigi ini telah tersebar sejak beberapa tahun silam, terutama di platform WhatsApp dan Facebook.

Sebelum hoaks ini tersebar, kepercayaan yang ada di masyarakat awam mengenai kabar ulat gigi pun sudah beragam. Orang-orang yang memercayai mitos ulat gigi dikhawatirkan akan mencari pengobatan yang tidak tepat ketika mengalami sakit gigi. Sebab mereka hanya akan mencari cara agar ulat gigi bisa keluar, dan berharap sakit giginya sembuh seketika.

Padahal, mereka seharusnya menerima perawatan seperti tambal gigi, perawatan saluran akar, atau mungkin pencabutan gigi. Jadi jika mitos ini terus dipelihara, maka kesehatan gigi dan mulut akan sulit untuk dijaga.

Artikel terkait: Apa Kata Dokter tentang Bleaching Gigi?

Fakta Gigi Berlubang Bukan karena Ulat Gigi 

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ulat gigi penyebab karies dan sakit gigi hanyalah mitos. Mitos tersebut sebenarnya sudah terbukti kebohongannya sejak lama, karena perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi membuat manusia sudah bisa melihat struktur gigi. 

Seperti mengutip dari Health.detik, Drg. Dr. Mochamad Fahlevi Rizal, SpKGA(K), praktisi kesehatan gigi mengatakan, gigi berlubang terjadi karena terkikisnya email gigi oleh zat asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat, baik sukrosa, glukosa, laktosa, dan lain-lain oleh bakteri buruk dalam mulut. 

Gigi berlubang ini memang erat kaitannya dengan bakteri, kebersihan gigi, dan makanan yang dikonsumsi. Gigi berlubang terjadi akibat penipisan lapisan gigi oleh bakteri yang diperparah oleh penumpukan makanan atau konsumsi makanan tinggi karbohidrat seperti gula atau manisan.

Tumpukan makanan ini akan merangsang pertumbuhan bakteri di mulut sehingga membentuk karang gigi. Lalu, karang gigi akan menyebabkan demineralisasi gigi sehingga gigi jadi rapuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kerapuhan gigi yang berlangsung lama akan berujung pada gigi berlubang. Bila gigi berlubang tidak ditangani, kerusakan dapat mencapai akar gigi sehingga membutuhkan pencabutan gigi.

Tidak benar bahwa gigi berlubang disebabkan ulat gigi atau. Namun demikian, kondisi gigi berlubang mempermudah makanan tersangkut sehingga bakteri makin merajalela tumbuh di dalam gigi. 

Artikel terkait: Anak Terlambat Tumbuh Gigi? Jangan Panik, Ini Penjelasan Dokter Gigi

Awal Mula Mitos Ulat Gigi

Mitos ini sebenarnya sudah dimulai sejak ribuan tahun lalu di Mesir kuno. Bukti soal pemahaman tentang ulat gigi juga ditemukan di kerajaan Romawi kuno dan Jerman.

Pada masa itu, ilmu pengetahuan belum maju. Belum pernah dilakukan penelitian lebih jauh soal penyebab gigi berlubang. Sehingga, ulat gigi dijadikan jawaban mengenai rusaknya kondisi gigi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu pada tahun 1728, seorang ahli asal Perancis mulai meneliti lebih jauh tentang penyebab gigi berlubang secara ilmiah. Hasilnya, kepercayaan tentang ulat gigi ternyata tidak benar.

Hasil penelitian soal kondisi gigi ini terus dikembangnan, hingga akhirnya saat ini kita bisa mengetahui bahwa ada banyak faktor yang bisa menyebabkan gigi berlubang, dan ulat gigi bukanlah salah satunya.

Penanganan Gigi Berlubang yang Benar

Menurut drg. Komang Teguh Kelana, Sp. BMM., M.Ked., Klin, Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, seperti dikutip dari Kortugi.id bahwa supaya gigi berlubang bisa diatasi hingga tuntas, Anda perlu ke dokter gigi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dokter gigi memiliki beberapa metode yang akan dilakukan untuk mengatasi gigi berlubang, seperti:

1. Tambal Gigi

Kalau lubang yang ada belum terlalu besar dan saraf gigi belum mati, berarti gigi masih bisa ditambal. Jika lubang gigi sudah ditutup, maka Parents bisa menggunakannya lagi seperti biasa tanpa harus khawatir nyeri dan sisa makanan yang terselip.

Artikel terkait: 5 Cara Merawat Gigi Bayi dan Balita Selain Dengan Sikat Gigi

2. Perawatan Saluran Akar

Jika lubang gigi sudah terlalu besar hingga menyerang saraf gigi, maka penambalan biasa sudah tidak bisa dilakukan. Artinya, perlu menjalani perawatan saluran akar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat melakukan perawatan ini, dokter akan mengeluarkan saraf gigi yang sudah mati dan menggantinya dengan bahan khusus yang juga mengandung obat untuk meredakan nyeri dan mencegah infeksi. Setelah perawatan saluran akar selesai, maka gigi baru bisa ditambal.

3. Cabut Gigi

Kalau gigi sudah terlalu rusak untuk ditambal atau dirawat saluran akarnya, maka pilihan terakhirnya adalah dicabut. Mencabut gigi akan membuat Anda terlihat ompong dan perlu dilanjutkan dengan perawatan gigi palsu agar gigi-gigi yang masih ada tidak bergeser ke area yang ompong.

Bila mempunyai gigi berlubang dan ingin menanganinya, Parents dapat memeriksakan diri ke dokter gigi untuk mendapat penanganan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Jangan lupa untuk menyikat gigi minimal 2 kali sehari dan kunjungilah dokter gigi Anda minimal setiap 6 bulan.

Itulah informasi tentang ulat gigi. Bila masih ada teman, keluarga, atau tetangga yang percaya mitos ulat gigi, cobalah untuk menasehatinya agar kesadaran dan pengetahuannya soal kesehatan gigi dan mulut lebih baik. Semoga bermanfaat!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/gigi-anak-berlubang

id.theasianparent.com/menambal-gigi

id.theasianparent.com/memutihkan-gigi-secara-alami-dalam-3-menit