Tumor otak pada anak seringkali diawali dengan gejala sakit kepala biasa pada umumnya. Seperti halnya yang terjadi pada Ellie kecil berusia 12 tahun, yang mengalami tumor setelah berkali-kali mengalami sakit di kepalanya.
Ellie tumbuh sebagai seorang gadis yang begitu familiar dengan fasilitas teknologi disekitarnya, khususnya komputer. Memiliki keingintahuan dan sedikit kecanduan akan teknologi membuatnya banyak menghabiskan waktu di depan layar kaca.
Orangtuanya percaya bahwa kebiasaan itulah yang melatarbelakangi anaknya mengidap tumor di otak sebesar 4 cm.
Kisah tumor otak pada anak
Terbangun karena sakit kepala
Kondisi Ellie terlihat baik-baik saja hingga memasuki musim panas, 2012. Ia seringkali merasakan gejala sakit kepala yang ringan.
Ellie yang tak terlalu mengeluhkan sakitnya itu membuat ibunya tak terlalu khawatir. Sang ibu hanya menganggap itu sebagai sakit kepala biasa yang diakibatkan oleh screen time sehingga merasa tak perlu memberikan obat atau perawatan medis.
Seiring berjalannya waktu, Ellie mulai sering terbangun dari tidurnya karena sakit kepala. Namun, kedua orangtuanya masih belum menganggap itu sebagai ‘alarm’ dari sakit seriusnya.
Orangtuanya membawa Ellie ke dokter anak yang kemudian diresepkan antibiotik dengan diagnosis awal sinusitis.
Pada 1 Oktober, Ellie kembali terbangun dengan rasa sakit di kepalanya yang tak tertahankan. Berbeda dari sebelumnya, kini Ellie pun mengalami muntah.
Saat itu sang ibu memberikan ibuprofen agar Ellie bisa kembali tidur nyenyak. Beberapa hari setelahnya, gadis kecil itu pun masih mengalami muntah ketika terbangun hingga ia tidak bisa sekolah. Saat itu orangtuanya masih mengira Ellie mengalami migrain biasa.
Diagnosis dan perawatan Ellie
Semakin khawatir akan kondisi anaknya, Ellie kembali dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya dokter merekomendasikan untuk melakukan MRI. Melalui serangkaian pemeriksaan yang telah dilakukan, pada 5 Oktober Ellie pun didiagnosis mengidap tumor di otaknya.
Untungnya, dokter belum menganggap kondisi Ellie terlambat, tumor sebesar 4 cm tersebut diangkat pada 8 Oktober. Operasi untuk mengeluarkan tumor di otaknya memerlukan waktu 8 jam.
Operasi pun berjalan lancar, Ellie dirawat selama 1 minggu di rumah sakit tersebut. Setelah 3 hari beristirahat di rumah, ia pun bisa kembali menjalani hari-harinya di sekolah seperti sedia kala.
Perawatan dan pemantauan secara berkala masih terus dilakukan. Ia pun kembali sehat seperti anak lain sesusianya walaupun meninggalkan bekas luka di belakang kepalanya.
Gejala tumor otak pada anak
Kasus Ellie tentu sebaiknya menjadi perhatian bersama bagi kita sebagai orangtua ya, Parents. Cepat tanggap terhadap berbagai gejala tumor otak pada anak menjadi kunci penting untuk menyelamatkannya.
Memang gejala awalnya seringkali ditandai seperti sakit kepala biasa, namun waspadai bila sakit tersebut sering terjadi, khususnya disertai mual dan muntah. Gejalanya memang bergantung pada ukuran, jenis, laju pertumbuhan, hingga lokasi dari tumor itu sendiri.
Selain gejala yang sudah disebutkan, ada beberapa tanda lain yang sebaiknya diwaspadai, seperti :
- Merasa adanya peningkatan tekanan di kepala.
- Muncul masalah penglihatan ganda dan kabur.
Tanda dan gejala lain bisa saja terjadi bergantung dari kondisi tumor, seperti :
- Mengalami kejang padahal tidak memiliki riwayat kejang
- Fontanel atau titik lunak di tengkorak terlihat lebih penuh pada bayi
- Mengalami kesulitan menelan
- Cara bicara tidak jelas
- Gerakan mata abnormal
- Kesulitan mendengar
- Kesulitan menyusui atau sulit makan
- Masalah dengan keseimbangan
- Kehilangan sensasi di anggota gerak seperti lengan dan kaki.
- Sulit berjalan
- Salah satu sisi wajah terlihat terkulai
- Kesulitan dalam mengingat
- Perilaku anak berubah, bisa jadi lebih pemarah atau sering menanagis
Bila si kecil mengalami berbagai tanda di atas, sebaiknya segera periksakan ya, Parents!