Kerusuhan usai pertandingan sepak bola kembali terjadi di liga Indonesia. Kali ini, tragedi terbaru terjadi dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam WIB.
Diketahui, insiden ini bermula ketika Persebaya menang dengan skor 3-2 atas Arema FC. Kecewa dengan kekalahan Arema, suporter Aremania kemudian turun ke tengah lapangan untuk meluapkan kekesalannya. Kisruh antara suporter dengan petugas kepolisian pun tidak bisa dihindari.
Tragedi yang terjadi pada Derby Jawa Timur tersebut dikabarkan menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Insiden ini bahkan menjadi terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan sepak bola dunia.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa jumlah korban meninggal dunia dalam insiden Arema di Stadion Kanjuruhan Malang terus bertambah. Bahkan, masih ada jenazah yang belum teridentifikasi identitasnya.
“Ada yang belum teridentifikasi jenazahnya,” ujar Khofifah.
Berikut ini sederet fakta yang diketahui mengenai insiden yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya.
6 Fakta Terkait Tragedi Kanjuruhan Malang
1. Kronologi Tragedi Kanjuruhan Malang
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang meninggalkan luka yang mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia, khususnya para keluarga korban. Ratusan nyawa melayang akibat kejadian mengerikan tersebut.
Melansir dari Detik.com, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan mengenai kronologi insiden di Stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi pada Sabtu lalu. Nico mengatakan bahwa permasalahan ini bermula dari kekecewaan suporter Arema yang melihat tim kesayangannya kalah.
“Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat setelah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun kalah bertanding di kandang sendiri,” kata Nico saat konferensi pers di Polres Malang, Jawa Timur.
Niko melanjutkan, para suporter yang kecewa tersebut kemudian turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain untuk meluapkan kekecewaannya. Para pemain Arema pun langsung dikawal petugas keamanan saat memasuki ruang ganti.
Namun setelah pemain Arema masuk ke ruang ganti, situasi di lapangan jadi semakin tidak terkendali. Jumlah suporter yang masuk ke lapangan semakin banyak dan mereka mulai melemparkan benda-benda ke lapangan.
Untuk menghalau serangan para suporter ini, polisi lalu menembakkan gas air mata. Tetapi sayang, kondisi justru semakin tidak kondusif. Para suporter yang panik langsung berdesakan mencoba keluar dari stadion tersebut.
“(Lalu) Mereka pergi keluar di satu titik, di pintu keluar yaitu kalau nggak salah pintu 10. Kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi kurang oksigen,” jelas Nico.
“Oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion, kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” sambung dia.
Artikel Terkait: Tragedi Istana Balon Tewaskan 5 Anak, Korban Terhempas Angin Setinggi 10 Meter!
2. Jumlah Korban Tragedi Kanjuruhan Malang
Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan update terbaru mengenai jumlah korban akibat insiden yang terjadi di Kanjuruhan, Malang. Muhadjir mengungkap bahwa total korban yang meninggal dan terluka mencapai 448 orang.
“Hasil akhir dari korban yang sudah diverifikasi semua pihak termasuk Polri dan penyelenggara ada 448 korban,” ujar Muhadjir di Pendopo Panji, Kepanjen, Malang.
Muhadjir kemudian menjelaskan, dari total korban tersebut, sebanyak 125 orang meninggal dunia, 302 orang mengalami luka ringan, dan 21 orang lagi menderita luka berat. Dengan adanya update terbaru ini, dia berharap supaya tidak ada lagi informasi simpang siur mengenai korban tragedi Kanjuruhan.
Pasalnya, banyak kabar beredar yang mengatakan bahwa jumlah korban meninggal dunia mencapai 129 orang. Oleh karena itu, Kapolri Jenderal Sigit Sulistyo menjelaskan kalau sebelumnya masih ada yang tercatat ganda.
“Saat ini data terakhir hasil pengecekan verifikasi Dinkes jumlahnya 125, tadi 129 karena ada tercatat ganda,” kata Sigit saat jumpa pers di Malang, Jawa Timur.
Sigit kemudian mengatakan pihaknya dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) dan tim penyidik akan melakukan langkah-langkah lanjutan untuk menginvestigasi secara tuntas mengenai tragedi di Kanjuruhan ini. Dan hasilnya nanti akan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.
“Yang jelas kami serius dan usut tuntas tentunya. Ke depan terkait proses penyelenggaraan dan pengamanan yang akan didiskusikan, akan menjadi acuan dalam proses pengamanan,” tambahnya lagi.
Artikel Terkait: Rincian Panjang Lapangan Sepak Bola Menurut Standar Nasional dan Global
3. Penyebab Umum Korban Tewas
Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Kepanjen Bobi Prabowo juga menyampaikan penyebab umum korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Menurut penjelasan Bobi, korban meninggal dunia umumnya karena mengalami trauma atau cedera akibat terinjak-injak dan berdesakan. Selain itu, sebagian besar korban juga mengalami sesak nafas dan kekurangan oksigen karena kerumunan dan juga asap dari gas air mata.
“Gangguan pernafasan karena asap, terinjak menjadi satu. Perlu diperiksa lebih lanjut untuk menentukan penyebab utama,” kata Bobi.
Diketahui, ada beberapa jenazah yang ditemukan dengan wajah membiru. Maka dari itu, Bobi menjelaskan kalau jasad korban meninggal yang membiru itu karena kulit wajahnya mengalami iritasi akibat gas air mata.
“Ada yang luka berat, cedera otak. Trauma akibat benturan dan hipoksia karena kekurangan oksigen,” ujarnya.
4. Mahfud MD Tegaskan Tragedi Kanjuruhan Bukan Bentrokan Antarsuporter
Lebih lanjut, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengungkapkan penyebab terjadinya insiden di Stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Dia menjelaskan para korban meninggal dunia karena penumpukan massa.
“Terjadi penumpukan di dalam, proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas (hingga) kekurangan oksigen,” kata Nico saat jumpa pers di Mapolres Malang.
Di sisi lain, Kadinkes Kabupaten Malang Wiyanto Widodo juga menyebutkan penyebab korban meninggal karena sesak nafas dan terinjak-injak karena panik.
Sementara, Menko Polhukam Mahfud Md juga menegaskan bahwa insiden di Kanjuruhan Malang ini bukanlah peristiwa bentrokan antar suporter Arema dengan Persebaya. Melainkan, akibat desak-desakan dan terinjak.
Pasalnya saat pertandingan hari Sabtu lalu, suporter Persebaya diketahui tidak boleh ikut menonton di Stadion Kanjuruhan. Mahfud mengatakan, hanya ada pendukung Arema di lapangan tersebut.
“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton,” tegas Mahfud.
Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tidak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter,” lanjut dia.
5. Kekhawatiran Indonesia Akibat Tragedi Kanjuruhan Malang
Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini rupanya menimbulkan sejumlah kekhawatiran. Ketua Save Our Soccer Akmal Marhali pun mengungkapkan salah satu kekhawatiran yang bisa berdampak pada dunia sepak bola Indonesia.
Dalam keterangannya, Akmal menyoroti kepercayaan yang telah diberikan FiFA kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Menurutnya, jumlah korban dalam tragedi di Kanjuruhan ini bisa membuat posisi Indonesia terancam.
“Indonesia bisa terancam gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia kalau kemudian kasus ini menjadi perhatian khusu FIFA, karena kasus ini terjadi dalam lapangan dan juga melibatkan suporter di lapangan, dengan tumbal nyawa yang sangat banyak,” kata Akmal, melansir dari KOMPAS.com.
“Artinya, FIFA bisa melihat PSSI tidak siap untuk menjalankan tugas sebagai tuan rumah. Khawatirnya nanti, misalnya di pertandingan Piala Dunia U20 ada kasus serupa terjadi seperti ini,” sambungnya.
Diketahui sebelumnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah memberikan laporan kepada FIFA mengenai tragedi yang terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya tersebut.
Artikel Terkait: 10 Pemilik Klub Sepak Bola Terkaya, Harta Tembus Ratusan Triliun!
6. Pernyataan Presiden Jokowi Soal Tragedi Kanjuruhan
Presiden Indonesia Joko Widodo juga buka suara perihal tragedi di Stadion Kanjuruhan ini. Jokowi menyampaikan duka cita dan harapan agar peristiwa memilukan ini tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang.
Selain itu, Jokowi juga telah memberikan arahan kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk merawan korban dengan pelayanan terbaik.
“Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik,” kata Presiden Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden.
“Khusus kepada Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,”imbuh dia.
Demikianlah sederet fakta yang diketahui tentang tragedi Kanjuruhan Malang. Kami segenap tim TheAsianParent Indonesia mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk para korban.
***
BACA JUGA:
Chorong Apink Alami Kecelakaan Mobil, Kondisinya Membuatnya Harus Istirahat Sementara
5 Momen NCT Dream Pakai Bahasa Gaul Lokal yang Hebohkan Penggemar
10 Etika Makan Paling Aneh yang Berasal dari Beberapa Negara di Dunia