7 Tips yang Bisa Dicoba Parents untuk Menjaga Psikologis Anak di Masa PJJ

Pandemi tidak hanya berdampak pada kita para orangtua, anak-anak pun turut merasakan perubahan proses belajar mengajar, yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ). Bagaimana tips untuk menjaga psikologis anak agar tidak terdampak di masa PJJ ini?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring tentu menjadi tantangan tersendiri di tengah pandemi ini. Sayangnya, psikologis dan emosional anak bisa saja terdampak negatif dengan perubahaan kebiasaan proses belajar mengajar ini. Bagaimana tips untuk menjaga psikologis anak di masa PJJ?

Pembelajaran secara daring membutuhkan konsentrasi tinggi serta fokus, tidak hanya dari murid dan guru, orangtua pun harus aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran daring agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Peran orangtua di sini tentu tak terlepas dengan menjaga psikologis dan emosional anak agar tetap seimbang dalam proses pembelajaran. Kira-kira, apa saja hal yang bisa kita lakukan untuk si buah hati, ya?

Artikel Terkait: 5 Cara Memahami Kondisi Psikologis Anak Agar Kesehatan Mentalnya Terjaga

6 Tips untuk Menjaga Psikologis Anak di Masa PJJ

1. Pahami Karakteristik Anak

Pemerhati pendidikan anak, Damar Wijayanti, SIP., Dipl. Edu. Montessori menghimbau orangtua untuk dapat memahami terlebih dahulu karakteristik anak dalam belajar untuk menjaga keseimbangan emosionalnya, terutama dalam masa PJJ seperti sekarang ini.

“Dengan memahami karakter si buah hati, kita mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mendukung kemampuan belajarnya secara optimal.” ia memaparkan dalam webinar bertajuk ‘Inovasi Nestle Dancow FortiGro dengan Kandungan 2x Minyak Ikan – Bantu Penuhi Nutrisi Anak untuk Bantu Optimalkan Pembelajaran Jarak Jauh’.

Menurut Damar, anak usia sekolah, yaitu 5 hingga 12 tahun berada dalam tahap developmental plane ke-2. Di tahap ini, kecepatan belajar anak cenderung melambat dibandingkan sebelumnya dan lebih tenang dalam belajar, seperti bisa duduk diam dan mengikuti peraturan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Anak usia 6-9 tahun memiliki antusiasme natural untuk belajar hal baru. Sedangkan, dari usia 9-12 tahun, anak tidak hanya mencari pengetahuan baru, namun juga bisa berpikir kritis terhadap ilmu barunya tersebut,” ungkapnya.

2. Berikan Rasa Aman dan Nyaman, Tips untuk Menjaga Psikologis Anak di Masa PJJ

Damar menganjurkan agar orangtua menghindari memberikan ancaman, menghukum, atau memburu-buru anak. Jika anak merasa ‘terancam’, fungsi eksekutif otak anak tidak akan bisa berjalan dengan baik karena ia lebih fokus pada ketakutan dan kekhawatirannya.

Selain rasa aman, berikan pula rasa nyaman. Buatlah anak merasa dicintai apa adanya dan diterima oleh lingkungannya. Sebelum mulai belajar, Parents bisa memberikan waktu untuk melakukan kegiatan yang ia senangi untuk menjaga mood anak. Anak yang lebih bahagia akan lebih fokus dalam belajar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Sediakan Variasi Pembelajaran

Orangtua dituntut pula untuk kreatif di masa PJJ ini. Ada kalanya anak lebih menyukai cara pembelajaran lain yang tidak monoton dan membosankan. Sebaiknya, orangtua mulai mendengarkan pendapat anak tentang cara apa yang ia sukai untuk belajar dengan menyenangkan.

Artikel Terkait: 7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk Bagi Perkembangan Psikologis Anak

4. Fasilitasi Berinteraksi dengan Teman

Damar Wijayanti menambahkan bahwa pada usia 5-12 tahun, ketertarikan anak bukan hanya sekadar eksplorasi fisik saja seperti sebelumnya, namun lebih ke orang-orang yang ada di lingkungannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Anak akan lebih suka berinteraksi dengan teman peer group (sebaya) dibandingkan orangtuanya. Mereka butuh kesempatan untuk bermain, berinteraksi, dan merasakan ia diterima di lingkungannya.” Damar menjelaskan.

Di masa PJJ, anak akan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan teman sebayanya di sekolah. Untuk menyiasatinya, orangtua bisa memfasilitasi anak untuk berinteraksi dengan teman sebelum memulai pelajaran daring atau membahas pelajaran bersama, bisa menggunakan video call dan lain sebagainya.

5. Libatkan Anak dalam Menyusun Jadwal

Penting untuk menetapkan peraturan dan batasan-batasan selama anak mengikuti pembelajaran daring. Parents dapat menyusun jadwal kapan harus mulai belajar dan kapan boleh bermain.

Jangan lupa untuk melibatkan anak agar ia termotivasi untuk mengikuti jadwal yang telah ia susun bersama-sama dengan Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Menjaga Psikologis Anak di Masa PJJ, Penuhi Nutrisinya

Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp. KJ (K), Psikiater Anak dan Remaja, menjelaskan bahwa untuk dapat belajar dan menyerap informasi dengan baik, fungsi eksekutif otak anak harus berjalan dengan baik.

“Fungsi eksekutif mencakup keterampilan kognitif yang memungkinkan anak untuk berpikir kritis, membuat rencana, fokus, mengingat perintah, mengerjakan tugas, dan melakukan aktivitas mental,” jelasnya.

Dalam sistem pembelajaran jarak jauh, anak memerlukan tingkat konsentrasi yang lebih dibandingkan dengan belajar bersama guru dan teman-temannya di kelas. Oleh karena itu, penting untuk memastikan fungsi eksekutif anak yang mengatur atensi anak tersebut optimal.

Sejak dini, fungsi eksekutif anak harus diberikan stimulasi yang tepat dan terus diasah agar dapat berkembang dengan baik. Salah satu faktor yang berpengaruh akan perkembangan ini adalah asupan nutrisi yang baik, terutama DHA atau Omega-3.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“DHA paling banyak ada di otak bagian depan. Menurut penelitian, kadar DHA yang rendah berhubungan dengan penurunan kemampuan belajar anak. Kurang AHA dan DHA bisa berkaitan dengan kesulitan belajar,” Prof. Tjhin mengungkapkan.

Omega-3 bisa kita peroleh secara alami dengan konsumsi makanan tinggi Omega-3 seperti ikan salmon, mackerel, tuna, dan lain-lainnya. Akan tetapi, mengingat kebutuhan asupan Omega-3 per harinya mencapai 150-200mg, sulit untuk memenuhinya hanya dengan konsumsi ikan saja. Asupan suplementasi Omega-3 juga dapat menjadi tambahan untuk mencukupi kebutuhan anak agar kemampuan belajarnya pun akan bisa lebih optimal lagi.

Nah, itu dia 7 tips untuk menjaga psikologis anak selama di masa PJJ. Semua orang memang merasakan dampak dari pandemi ini, baik yang langsung maupun tidak langsung. Mari kita usahakan yang terbaik untuk keluarga kita tercinta dengan menjadi support system yang baik.

Baca Juga:

id.theasianparent.com/dampak-psikologis-ngeprank-anak