Apakah Anda baru saja menikah atau sudah bertahun-tahun membina rumah tangga, sangatlah penting untuk menjaga keutuhan rumah tangga tetap harmonis. Perbedaan pasti akan selalu ada di antara Anda dan suami, tapi pastikan Anda mengatasi perbedaan yang ada dengan cara yang sehat, entah berkompromi, atau saling menerima.
Kami merangkum beberapa tips umum yang perlu Anda ketahui untuk menjaga keutuhan rumah tangga, sebagai satu-satunya solusi mencegah terjadinya trauma pada buah hati yang diakibatkan oleh perceraian.
1. Komunikasi merupakan kunci utama suksesnya sebuah pernikahan
Pastikan Anda dan pasangan telah membentuk suatu komunikasi yang efektif dan adil bagi kedua belah pihak sebagai salah satu kunci dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Komunikasi yang Anda terapkan bersama pasangan dapat menjadi pembelajaran untuk anak-anak tentang bagaimana cara berbicara dan mengutarakan isi hati mereka.
Jadwalkan waktu ngobrol berdua tentang hubungan Anda. Ingat, Anda dan suami menua bersama. Oleh karena itu, kebutuhan, keinginan, dan minat Anda berdua mungkin berubah. Di sinilah pentingnya komunikasi, yaitu untuk membahas ketika kebutuhan Anda dan suami mungkin telah berubah.
Misalnya, Anda mungkin merasa perlu lebih banyak waktu untuk diri sendiri, atau Anda ingin bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama suami tanpa anak-anak. Bicarakan tentang perasaan Anda.
2. Belajarlah untuk memberi dan menerima
Ketika dua orang hidup bersama, kompromi adalah suatu hal yang tak bisa dihindari untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Manusia bukanlah makhluk sempurna, jadi ia masih membutuhkan pertolongan dari manusia lainnya.
Ingatlah semua hal positif yang dilakukan pasangan Anda dalam keseharian – dan berterimakasihlah. Dengan begitu, ia akan merasa dihargai, dan melakukan hal yang sama kepada Anda.
Baca juga 10 Kesalahan Utama Suami Yang Sering Tidak Disadari
3. Redam emosi
Saya mengenal seseorang yang masih mengingat setiap detil pertengkaran orang tua saat ia masih duduk di sekolah dasar, dan sekarang usianya 30 tahun lebih. Anak-anak tidak memahami mengapa ayah dan ibu saling berteriak (dan berbaikan lagi, dan saling berteriak lagi), serta bersikap seolah mereka tidak ada. Peristiwa ini disimpan dalam memori otak, yang di kemudian hari juga akan mereka lakukan pada pasangan/ keluarganya.
Jika Anda dan suami bertengkar, luangkan waktu untuk menenangkan diri. Saat Anda berdua sudah tenang, Anda dapat berbicara dengan lebih rasional. Waktu ini juga dapat membantu Anda mencari tahu mengapa Anda kesal atau apa yang Anda butuhkan untuk menjadikan hubungan lebih baik.
Fokuslah pada apa yang Anda keluhkan, bukan pada suami. Dengan mengungkapkan perasaan dan pikiran Anda tentang masalah ini, suami Anda akan belajar mengapa Anda frustrasi. Jjika Anda mengkritik suami sebagai individu, bukan tak mungkin ia akan menjadi defensif, dan masalah pun tak akan terselesaikan.
Masalah apapun yang Anda hadapi bersama suami, utamakan pernikahan di atas segalanya. Bersedia atau kerelaan untuk berkorban demi menjaga keutuhan rumah tangga dengan menomorsatukan ‘sesuatu yang seharusnya’ daripada ‘sesuatu yang kuinginkan’ mungkin tidak mudah, terutama bagi Anda yang menikah di usia muda. Pengorbanan mungkin pahit di awal, namun akan indah pada waktunya.
4. Jangan mengharap imbalan/pamrih
Jangan mengharapkan balasan dari semua yang Anda lakukan, baik sebagai istri/suami maupun sebagai orang tua dari anak-anak Anda. Ada hal-hal di dunia ini yang tak bisa dipertimbangkan berdasarkan untung rugi, karena keberhasilan Anda dalam menjaga keutuhan rumah tangga adalah sesuatu yang tak bisa dibeli.
Harapan mungkin baik untuk menjaga semangat hidup, namun berharap lebih dekat pada angan-angan yang belum tentu akan terjadi. Anda bisa saja tidak siap dengan kenyataan dan menyalahkan pasangan atas kondisi tersebut.
Baca juga 5 Cara Agar Suami Lebih Romantis
5. Saling menghargai
Menghargai pasangan dengan melayani dan memahami keinginannya tidak sama dengan merendahkan harga diri Anda. Seorang pasangan yang baik akan memutuskan untuk mengalah meski menjaga keutuhan rumah tangga kadang terasa tak mengenakkan. Ingatlah selalu bahwa Anda melakukannya demi anak-anak, dan demi masa depan yang lebih baik.
Studi menunjukkan bahwa hampir setengah dari pria yang berselingkuh mengatakan bahwa penyebabnya adalah karena ketidakpuasan emosional – dan bukan seks. Ketika pria tidak merasa terhubung atau dihargai oleh istri mereka, mereka rentan pada godaan wanita lain yang menatap dengan penuh penghargaan.
Baca juga 12 Langkah Agar Pernikahan Langgeng dan Bahagia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.