Marak Terjadi Penganiayaan, Ini 5 Tips Memilih Pondok Pesantren yang Benar

Maraknya kasus penganiayaan bisa jadi membuat Bunda urung mengirim anak mondok. Sebelum membuat keputusan, simak dulu yuk bagaimana memilih pondok pesantren yang tepat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ingin memasukkan si Kecil ke pondok pesantren ya, Parents? Dan butuh tips memilih pondok pesantren yang baik?

Kamu berada di laman yang tepat. Pondok pesantren memang menjadi lembaga pendidikan andalan pilihan orang tua yang ingin anak mempelajari ilmu agama lebih dalam. Sayangnya, tidak ada jaminan pondok pesantren bersih dari kasus.

Sejumlah kasus seperti pelecehan seksual hingga bullying terjadi di pondok pesantren. Untuk itulah, orang tua perlu melakukan riset mendalam, termasuk mengetahui tips memilih pondok pesantren yang tepat.

Kasus Penganiayaan Santri Hingga Meninggal di Kediri

Adalah Bintang Balqis Maulana (14), siswa asal Banyuwangi, Jawa Timur yang harus meregang nyawa akibat dianiaya seniornya. Saat menimba ilmu di Pesantren Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Bintang pulang dalam keadaan tak bernyawa.

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bramastyo Priaji mengungkapkan, peristiwa penganiayaan itu terjadi di lingkungan pesantren dan dilakukan oleh empat orang santri.

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut,” ujar AKBP Bramastyo melansir laman Kompas.

Keempat tersangka itu adalah MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Awalnya, laporan yang masuk korban meninggal setelah terpeleset di kamar mandi.

Namun setelah melihat jasad korban, keluarga merasa ada yang janggal. Keluarga akhirnya melaporkan kasus ini ke Polsek Glenmore, Banyuwangi pada 24 Februari 2024.

Diduga, berawal dari kesalahpahaman yang akhirnya membuat keempat pelaku gelap mata dan menganiaya korban. Pasca adanya laporan, keempatnya digelandang ke kantor polisi.

Sayangnya kasus ini bukan kali pertama terjadi, Bunda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada awal Januari 2024, seorang santri meninggal usai dikeroyok 17 orang temannya di salah satu pondok pesantren di Blitar. Sebelumnya, pada awal Maret 2023, sebanyak 9 orang santri senior Pondok Pesantren Bangkalan ditetapkan jadi tersangka usai menghabisi nyawa adik kelasnya.

Artikel terkait : Cara Mempersiapkan Anak Masuk Pesantren, Orangtua dan Anak Harus Sama-sama Kuat Mental

Tips Memilih Pondok Pesantren Menurut Kementerian Agama 

Sumber : pixabay

Di Indonesia, banyak lembaga pendidikan agama Islam yang melabeli tempatnya sebagai pondok pesantren baik yang tradisional maupun modern. Direktur Jenderal Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani mengungkapkan, sebuah pesantren harus memiliki Rukun Pesantren (arkanul ma'had).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 “Saya ingin mengingatkan bagi seluruh anak bangsa, terutama kepada seluruh orang tua yang hari ini ingin menitipkan anaknya dalam proses pendidikan pondok pesantren, perlu melihat apakah lembaga yang  menyebut dirinya pesantren memiliki arkanul ma’had (rukun pesantren),” kata Dhani, seperti dilansir dari laman Kementerian Agama. 

Rukun merupakan hal-hal yang harus terpenuhi sebelum melakukan atau membentuk sesuatu. Dalam hal ini, ada lima rukun pesantren, berikut penjelasan lengkapnya! 

1. Ada Kyai yang Mengasuh Pondok Pesantren 

Kiai dalam sebuah pondok pesantren merupakan guru, pengasuh, sekaligus teladan untuk para santri. Memeriksa latar belakangnya menjadi hal pertama yang perlu orang tua lakukan. 

“Lihat sanad keilmuannya. Sanad keilmuannya jelas, ada kiainya. Jangan menitipkan ke pesantren yang gurunya hanya satu (tunggal),” ucap Dhani. 

Maksudnya, seorang Kiai seharusnya memiliki  jaringan mata rantai keilmuan yang dimilikinya. Sebab, ia akan mengajarkannya kepada santri-santrinya. Jadi, apa yang dipelajari dan dari siapa seorang kiai belajar perlu diketahui. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait : 10 Daftar Pondok Pesantren di Jawa Timur dengan Kualitas Terbaik

2. Santri yang Bermukim 

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang para siswanya tinggal bersama. Jadi, syarat kedua sebuah pesantren adalah ada santri yang bermukim, maksudnya tinggal di asrama atau pondok.

Di pesantren tempat tinggal laki-laki dan perempuan dipisahkan di area yang berbeda. Kiai atau pengasuh serta  para guru yang disebut ustaz atau ustazah juga tinggal di sana. 

3. Sarana dan Prasarana yang Memadai 

Sumber : pixabay

Para santri akan tinggal di pesantren selama mereka menimba ilmu. Oleh karena itu, sarana dan prasarananya harus layak dan baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mulai dari kamar tidur dengan kasur untuk santri, makanan yang bergizi, tempat belajar yang layak, masjid, hingga kamar mandi serta tempat mencuci yang bersih. Yang paling utama tentu saja area yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. 

"Jadi perhatikan, sanad keilmuannya, ada kiainya, memiliki fasilitas yang baik," imbuh Dhani. 

4. Tips Memilih Pondok Pesantren, Pilih yang Memiliki Kajian Kitab Kuning 

Dasar ilmu agama Islam adalah Al-quran dan hadist Nabi Muhammad SAW. Semua itu dipelajari dan dipahami oleh para santri dengan bantuan kitab kuning.

Kitab Kuning pada dasarnya adalah buku atau kitab klasik yang ditulis oleh ulama-ulama Islam terkemuka. Disebut sebagai kitab kuning karena umumnya dicetak di kertas berwarna kuning menggunakan bahasa arab gundul. 

Ada banyak sekali ilmu yang diajarkan di pesantren, mulai dari ilmu dasar agama seperti tauhid, fiqih dan ushul fiqih, hadis, hingga tafsir alquran. Atau ada juga ilmu-ilmu yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti faraid dan balaghah

Semua itu harus memiliki panduan yang jelas, yakni kitab kuning. Tujuannya agar ilmu yang diajarkan tidak melenceng dari syariat Islam. 

5. Pondok Pesantren Haruslah Bersifat Inklusif 

Sumber : pixabay

Rukun terakhir yang perlu diperhatikan, sebuah pesantren harus bersifat inklusif, maksudnya pihak pesantren tetap melibatkan orang tua dalam kegiatan belajar anaknya. 

“Dan tentu saja pesantren bersifat inklusif. Orang tua boleh nengok, masyarakat boleh lihat. Dengan demikian saya bisa mengatakan pesantren aman dan layak menjadi tempat orang tua menitipkan pendidikan anak,” tutupnya. 

Artikel terkait : 7 Rekomendasi Pondok Pesantren di Wilayah Jakarta untuk Pendidikan Anak

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua Sebelum Mengirim Anak ke Pondok Pesantren 

Sumber : pixabay

Para orang tua tentu berharap anaknya menjadi sosok yang saleh dan salehah dengan memasukkan mereka ke pondok pesantren. Perhatikan sejumlah aspek berikut ini juga sebelum membulatkan tekad.

1. Luruskan Niat

Pertama-tama, renungkan niat Anda sebelum memasukkan anak ke pesantren. Pastikan semua itu hanya untuk mengharap rida dari Allah.

Tentu saja, semua itu juga demi kepentingan anak. Jangan memaksa anak masuk pesantren hanya karena ingin terlihat mampu mendidik anak. 

2. Ajak Anak Berdiskusi 

Anaklah yang menjalani kehidupan di pesantren. Ajak anak berdiskusi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengirimnya ke pesantren.

Jangan sampai timbul perasaan dirinya "dibuang" karena orang tua memaksanya tinggal di pesantren tanpa penjelasan yang bisa dipahami olehnya. 

3. Jangan Menuntut Anak 

Mungkin ada orang tua berpikir, setelah anaknya masuk pesantren dia langsung berubah menjadi anak yang saleh atau salehah. Atau ada juga yang berekspektasi anaknya tiba-tiba menjadi hafiz quran. 

Sabarlah, Parents! Jangan terlalu menuntut anak.

Di pesantren mereka juga melalui proses belajar yang tidak mudah. Apalagi kemampuan menghapal setiap anak berbeda. Sebaiknya, teruslah beri anak semangat dan yakinkan dia bahwa proses belajar adalah kegiatan terpuji yang berpahala. 

4. Cari Tahu dan Pahami Aturan Pondok Pesantren

Saat memasuki pondok pesantren, anak akan terikat dengan segala aturan di sana. Perlu kerja sama yang baik antara orang tua dan pihak pesantren untuk menyukseskan kegiatan belajar di sana. 

Ada aturan yang membuat orang tua terbatas untuk bertemu dan berkomunikasi dengan mereka.

Selain, itu tidak semua fasilitas bisa dibawa masuk seperti ponsel dan laptop. Orang tua harus memahami hal ini, sehingga jangan sampai karena terlalu khawatir atau rindu pada anak,  justru melanggar aturan. 

Selain itu, orang tua juga perlu menelaah kebijakan pesantren. Jangan sampai ada aturan yang justru bisa merugikan anak. Bila ada, pertimbangkan untuk memilih pesantren lain. 

5. Cari Tahu Apa yang Diajarkan di Pondok Pesantren

Satu hal yang juga tak kalah penting tetapi sering dianggap remeh: orang tua sebaiknya perlu mengetahui apa saja yang dipelajari santri di pondok yang ingin dituju. Sebuah pesantren biasanya memiliki program pembelajaran baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum lain. 

Jangan sampai orang tua justru memasukkan anaknya ke pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu yang melenceng dari syariat Islam. Komunikasikan hal ini dengan pihak pesantren.

Apalagi berdasarkan rukun pesantren, pesantren yang baik adalah yang memiliki keterbukaan. Maksudnya, orang tua diberi tahu perkembangan belajar anak di sana. 

Itulah  tips dan berbagai hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengirim anak ke pesantren. Semoga kasus yang mencoreng citra pondok pesantren tak terjadi lagi di kemudian hari ya, Parents.

***

Baca juga: