Telinga berdenging dapat terjadi di salah satu atau kedua telinga. Kondisi ini kerap berlangsung singkat, namun bisa juga terjadi dalam waktu lama.
Telinga berdenging atau bahasa medisnya tinitus, adalah sensasi terdengarnya bunyi ‘nging’ atau ‘ngung’ yang sumbernya berasal dari dalam tubuh. Denging yang muncul dapat berupa suara mendengung, mendesis, siulan, jeritan, hingga senandung musik atau nyanyian.
Telinga yang berdenging itu sendiri bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi lain seperti gangguan pada organ dalam telinga atau pembuluh darah. Sebagian dari penyebab ini dapat bersifat sementara dan tidak berbahaya. Namun, ada pula yang menetap dan perlu diwaspadai, khususnya bila tinitus sering muncul dan berlangsung lama.
Berbagai Penyebab Telinga Berdenging
Salah satu hal yang dapat menyebabkan telinga berdenging adalah kebiasaan mendengar suara keras. Dalam hal ini, kelainan hanya berlangsung singkat dan umumnya membaik seiring dengan waktu sehingga tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut.
Di luar itu, ada banyak penyebab lain tinitus yang perlu diwaspadai. Ini mencakup:
1. Gangguan Saraf Pendengaran
Di bagian dalam telinga, yakni di rumah siput (koklea), terdapat sel-sel rambut halus yang terus bergerak saat telinga menerima gelombang suara. Gerakan ini memicu keluarnya sinyal listrik di sepanjang saraf pendengaran yang membentang dari telinga hingga ke otak. Sinyal ini lalu diterjemahkan sebagai suara.
Ketika sel-sel rambut bengkok atau patah, misalnya akibat mendengar suara kencang, maka sinyal listrik dapat “bocor” dari saraf pendengaran sehingga muncul suara berdenging di dalam telinga.
2. Infeksi dan Sumbatan pada Telinga
Telinga yang terinfeksi atau mengalami sumbatan, misalnya akibat penumpukan cairan, kotoran telinga, atau benda asing lainnya, dapat mengubah tekanan dalam telinga sehingga timbul tinitus. Suara berdenging yang muncul umumnya bersifat sementara dan akan hilang bila penyebab infeksinya segera ditangani.
3. Cedera Kepala atau Leher
Cedera fisik pada kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, dan bagian otak yang mengatur fungsi pendengaran. Tinitus akibat cedera biasanya hanya muncul pada salah satu telinga.
4. Efek Samping Konsumsi Obat
Sejumlah obat-obatan dapat memicu atau memperburuk tinitus yang sudah terjadi sebelumnya. Akan tetapi, tinitus jenis ini umumnya berkurang dan menghilang saat konsumsi obat-obatan tersebut dihentikan. Beberapa jenis obat yang diketahui dapat memicu tinitus, antara lain obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), antibiotik, obat kanker, obat diuretik, obat antimalaria, dan obat antidepresan.
5. Penyebab Lainnya
Pada kasus yang lebih jarang, tinitus terjadi akibat gangguan kesehatan kronis yang memengaruhi saraf telinga dan pusat pendengaran di otak, seperti:
- Penyakit Meniere. Tinitus dapat menjadi tanda awal penyakit Meniere yang terjadi akibat penumpukan cairan endolimfe di telinga bagian dalam.
- Disfungsi tuba Eustachius. Dalam kondisi ini, tabung di telinga Anda yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan bagian atas melebar sepanjang waktu sehingga telinga terasa penuh dan timbul suara dari dalam telinga.
- Kekakuan tulang di telinga tengah (otosklerosis). Kondisi ini bersifat genetik dan dipicu oleh pertumbuhan tulang yang tidak normal.
- Kejang otot di telinga bagian dalam. Otot-otot di telinga bagian dalam bisa mengalami ketegangan (kejang) yang membuat telinga terasa penuh hingga tinitus. Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, kejang otot telinga dapat disebabkan oleh gangguan saraf seperti multiple sclerosis.
- Gangguan sendi temporomandibular. Pada kondisi ini, terjadi gangguan fungsi pada otot, tulang, dan sendi rahang sehingga sulit mengontrol proses mengunyah. Gangguan yang terjadi juga dapat memicu tinitus.
- Neuroma akustik. Ini merupakan salah satu tumor jinak pada kepala dan leher. Tumor terjadi pada saraf kranial yang membentang dari otak ke telinga bagian serta menyebabkan gangguan keseimbangan dan pendengaran (termasuk tinitus).
- Gangguan pembuluh darah. Aterosklerosis dan tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat menyebabkan dorongan pada dinding-dinding pembuluh darah lebih kuat hingga menimbulkan suara berdenging dalam telinga.
- Kondisi kronis lain seperti diabetes, masalah tiroid, migrain, anemia, dan kelainan autoimun.
Kapan Harus ke Dokter Saat Telinga Berdenging?
Pada prinsipnya, segera temui dokter bila Anda sering mendengar suara berdenging maupun suara lainnya dari dalam telinga, yang tidak membaik dalam waktu satu minggu. Apalagi, bila kemunculan suara-suara tersebut disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala atau pusing.
Anda juga disarankan ke dokter bila tinitus muncul setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek.
Sumber:
Tinnitus – Symptoms and causes
Tinnitus: Ringing in the ears and what to do about itWhat causes tinnitus?
Tinnitus symptoms & treatments – Illnesses & conditions
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.