Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bayi yang tidur dengan botol susu memiliki kesempatan lebih tinggi untuk mengalami kegemukan atau obesitas.
Penelitian ini dilakukan oleh profesor sosiologi, Ben Gibbs, yang telah mempelajari 8.000 ibu yang menyusui atau memberikan susu formula pada bayi usia sembilan bulan, dan mencatat berat badan mereka setelah 24 bulan.
Mr. Gibbs menemukan bahwa bayi dengan susu formula lebih mungkin secara klinis mengalami obesitas. Juga, bayi yang akhirnya jatuh tertidur dengan botol susu mereka memiliki kemungkinan obesitas 30 persen lebih tinggi.
Obesitas pada bayi
Menurut Mr. Gibbs, bayi dengan susu formula memiliki kesempatan lebih tinggi mengalami obesitas atau kegemukan, juga sulit untuk mengatur selera makan mereka di masa depan. Hal ini membuat bayi memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami obesitas di kemudian hari.
Selain itu, Mr. Gibbs menyatakan bahwa bayi dengan susu formula cenderung kegemukan karena sering minum susu berlebihan, akibat ibu menakarkan susu formula untuknya. Berbeda dengan bayi yang menyusu ASI, ia akan berhenti menyusu bila sudah merasa kenyang.
Tidak selalu benar
Meskipun teknik memberi asupan makanan memainkan peran penting dalam menentukan apakah bayi Anda akan menjadi bayi gendut atau tidak.
Namun, seorang dokter anak, Dr. Cynthia Mann menegaskan bahwa bayi tidak boleh diberi label sebagai ‘obesitas’ hanya karena mereka meminum susu formula atau tertidur dengan botol susunya. Hal ini normal bagi bayi memiliki lapisan lemak agar mereka tetap hangat.
Selain itu, beberapa bayi hanya lebih gemuk daripada bayi lainnya. Tetapi satu-satunya cara agar orang tua benar-benar menghindari obesitas pada bayi adalah dengan tidak selalu memberikan botol susu pada setiap situasi, yang dapat menyebabkan bayi mengkonsumsi kalori yang berlebihan.
Mr Gibbs menyimpulkan, “buang jauh-jauh kebiasaan buruk tersebut, untuk kebaikan bayi kita di kemudian hari.”
Pemberian susu formula
Ibu biasanya secara alami ingin menyusui bayi mereka. Dr. Yong Tze Tein mengatakan, “ASI adalah yang terbaik.”
Namun, jika seorang ibu memilih untuk tidak menyusui, kami menyarankan dengan memeriksa berbagai jenis formula bayi sebelum membeli. Terdapat beberaoa jenis utama susu formula:
- Susu sapi. Susu ini komposisinya paling mendekati komposisi ASI
- Hypoallergenic. Mudah dicerna
- Berbasis kedelai yang telah difortifikasi vitamin dan mineral.
Tidak hanya obesitas, tidur dengan botol susu juga tidak baik bagi gigi anak
Gigi anak bisa gigis (terjadinya pengeroposan/cavities gigi) jika Bunda membiarkan mereka menghisap botol susu atau minuman manis selama jangka waktu lama.
Sisa kandungan susu/gula yang tertinggal di mulut untuk jangka waktu lama akan dengan cepat mengakibatkan gigi anak gigis. Oleh sebab itu, rawatlah gigi bayi Anda sejak dini untuk mencegah gigi anak gigis, dengan melakukan pembersihan secara teratur.
Bersihkan rongga mulut anak dengan kain kassa yang dililitkan pada ibu jari kita, celupkan dengan air hangat. Begitu pula ketika gigi anak sudah mulai tumbuh, lakukan pembersihan pada gigi-gigi mungilnya supaya tetap sehat.
Selain itu pemberian air putih melalui botol saat si kecil akan tidur juga bisa mengurangi resiko gigi anak gigis.
Dilansir dari Parcto, Seorang Dokter Gigi Anak, Dr. Rohan Bhatt, menyebutkan bahwa perawatan mulut yang baik dimulai ketika anak-anak masih bayi. Ia menyarankan agar para orangtua untuk membersihkan mulut bayi setiap kali ia selesai menyusu, setidaknya dua kali sehari.
“Anda harus membersihkan mulut bayi Anda setiap kali ia selesai menyusu, setidaknya dua kali sehari. Ini untuk mencegah infeksi jamur yang disebut kandidiasis atau sariawan,” ungkapnya.
Setelah muncul gigi pertama, orangtua mulai dapat menyikat gigi anak mereka dengan sikat gigi bayi yang lembut.
Berikut ini cara merawat mulut dan gigi anak setelah gigi pertamanya tumbuh:
- Pijat gusi untuk merangsang dan menenangkan erupsi gigi.
- Setelah beberapa gigi telah tumbuh, Anda dapat mulai menggunakan sikat gigi balita (setelah 1 tahun).
- Jangan membiarkan bayi tidur sembari minum ASI, susu formula, jus atau produk lain yang mengandung gula dari botol. Gula dan asam dalam cairan ini menyebabkan kerusakan gigi.
- Dokter gigi menyarankan agar orangtua mulai mengajak bayi berkonsultasi ke dokter gigi, 6 bulan setelah gigi pertama muncul (pada usia 12 bulan).
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Bun!
Baca juga:
Cegah obesitas anak, lakukan sederhana yang disarankan dokter ini!