Apakah Parents mengenal istilah thrift? Thrift shopping atau berbelanja barang bekas layak pakai kini semakin menjamur di Indonesia. Dipilih lantaran sebagai salah satu upaya menjaga lingkungan dari limbah produk yang semakin hari semakin menumpuk.
Definisi kata thrift sendiri adalah sebuah aktivitas yang mengatur keuangan sekaligus meminimalisir pemborosan.
Dilansir dari Harpers Bazaar Indonesia, thrifting khususnya fashion thrift dapat menjadi gerakan menyelamatkan bumi dengan berhenti mengenakan baju baru. Alternatif seperti menyewa pakaian atau membeli busana bekas pakai kini mulai diminati orang.
Berikut adalah fakta mengenai thrift fashion yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk berbelanja di thrift store.
5 Fakta Thrift Shopping, Tren Fashion Ramah Lingkungan & Ramah Dompet
1. Sudah Ada Sejak Dulu
Thrift sendiri sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun ke belakang, namun kita mengenalnya sebagai pasar loak atau pasar barang bekas. Di beberapa kota besar maupun kecil, pasar barang bekas ini banyak tersebar di mana-mana.
Sebagai contoh, pasar Cimol Gedebage atau Cibadak di kota Bandung yang menjual berbagai macam baju bekas layak pakai termasuk dalam thrift store.
Apabila beruntung, kita bisa menemukan barang yang seperti baru di thrift store. Tentunya tergantung keuletan dan kejelian kita dalam berburu barang thrift. Oleh karena itu perhatikan beberapa hal ini sebelum memulai thrifting.
- Perhatikan Detail
Sebenarnya, pakaian yang dijual di thrift store tidak seluruhnya pakaian bekas pakai, barang baru yang cacat produksi pun terkadang dijual. Perhatikan baik-baik detail barang sebelum memutuskan untuk membeli. Jika hanya sekadar kusut atau kotor saja Parents bisa mencuci dan menyetrikanya dan baju thrift pun akan tampil bak baju baru.
- Sabar
Memang tidak mudah mencari barang yang paling baik di antara tumpukan barang lainnya. Baju-baju berbagai merek, corak, dan warna biasanya ditumpuk di satu tempat dan kita harus memilih yang benar-benar cocok dengan selera kita.
- Menawar Harga
Barang second biasanya bisa ditawar dengan cukup mudah. Maka dari itu, jangan ragu untuk menawar harga baju thrift yang mau dibeli.
- Cuci Hingga Bersih
Sebelum dipakai, jangan lupa cuci terlebih dulu hasil thrifting. Terutama untuk barang-barang yang dibeli di pasar barang bekas karena tidak terjamin kebersihannya. Parents bisa merendam dengan air panas terlebih dahulu agar bakteri dan kumannya mati.
Tak hanya pasar, toko-toko thrift online pun kini sudah mulai mudah kita temukan di berbagai marketplace atau media sosial. Biasanya koleksi di toko thrift online ini sudah terkurasi dengan baik. Kebersihannya pun sudah terjamin. Hanya saja pilihannya memang tak sebanyak pasar barang bekas.
2. Thrift Shopping Bisa Jadi Peluang Usaha
Mengutip dari Beritabaik.id, peluang usaha thrift shop ini cukup menjanjikan. Sebuah toko daring di Instagram bahkan dapat meraup untuk sekitar 8 hingga 10 juta perbulannya.
Baju hasil thrifting biasanya gayanya tidak sama dengan jenis fashion yang ramai di pasaran atau malah cenderung vintage. Sebagian besar konsumen cenderung memilih barang bekas yang masih bagus daripada barang baru di mall karena kualitas dan harganya.
Berbagai jenis barang fashion seperti blus, jaket, celana, hingga sepatu punya pasarnya masing-masing sehingga mudah untuk menjadikan thrift shop sebuah ladang usaha.
3. Busana Modis yang Unik, Tidak Pasaran
Karena berbeda dengan tren fashion yang sedang in di pasaran, Parents bisa mendapatkan barang-barang yang langka dan sulit ditemukan kala melakukan thrifting. Barang-barang di thrift shop pun cenderung unik dan kesannya vintage.
Di thrift shop, sulit untuk menemukan model yang sama, sehingga barang yang dibeli hanyalah satu-satunya. Banyak pakaian atau aksesoris dengan gaya ala 90an yang menarik dan unik.
4. Hemat
Karena barang bekas pakai atau barang yang memang sudah tak digunakan lagi, berbelanja di thrift shop tergolong murah dibandingkan membeli baju baru di mall. Selain itu kita pun bisa menawar harga yang diberikan dengan mudah.
Tak jarang juga ditemukan pakaian bermerek di thrift shop yang tentunya jauh berbeda dengan harga jika kita membeli di mall. Meskipun tahun produksinya tergolong jadul, tapi yang penting pakaian bermerek tersebut bisa dikenakan dengan baik, ya kan?
5. Thrift Shopping Ramah Lingkungan
Fashion waste atau limbah fesyen memang tak bisa dihindari mengingat pakaian adalah kebutuhan primer. Tren fashion pun terus berputar dan berakibat menumpuknya limbah yang buruk untuk lingkungan.
Semakin sering kita membeli pakaian yang baru, maka semakin tinggi pula produksi massal dari industri mode.
Untuk mengurangi limbah ini Parents bisa membeli dan menggunakan kembali barang bekas (reuse). Dengan melakukan thrift, Parents sudah mengurangi jumlah barang yang akan menjadi sampah di tempat pembuangan (reduce).
Maka dari itu, thrift shopping bisa dikatakan sebagai aksi daur ulang dan juga bagian dari gaya hidup ramah lingkungan.
Nah, setelah mengetahui fakta mengenai thrift shopping, apakah Parents juga tertarik untuk melakukan thrift? Atau malah tertarik untuk berbisnis thrift?
Baca Juga:
Waspadai Bahaya di Balik Pakaian Bayi Anda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.