Pengertian Thaharah dalam Islam: Dalil, Hukum, hingga Tata Cara dan Bacaan Doa

Apa artinya dan bagaimana tata caranya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bersuci atau thaharah merupakan hal yang sangat penting dalam agama Islam. Berbagai aktivitas ibadah hampir semuanya mensyaratkan untuk bersuci terlebih dahulu. Mulai dari sebelum shalat harus bersuci dengan wudhu terlebih dahulu,  sampai dengan kewajiban mandi besar usai berhubungan badan dengan suami. Sebenarnya, apa artinya thaharah? Bagaimana cara melakukannya dan apa saja hikmahnya? Berikut penjelasannya.

Baca juga : Mengajak Anak Mengenal Allah

Thaharah Artinya Bersuci, Bagaimana Penjelasannya?

Arti thaharah secara bahasa adalah an-Nadafatu yang artinya bersih. Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah artinya bersih dari hadas dan najis.

Sementara itu, pengertian thaharah atau taharah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah suci, bersih, atau kesucian badan yang diwajibkan bagi orang yang beribadah.

Sementara itu thahârah sendiri terbagi menjadi dua, yakni bersuci dari najis dan bersuci dari hadats. Sehingga bisa disimpulkan thaharah artinya membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadas, sehingga seseorang diperbolehkan beribadah.

Bersuci dari Najis

Bersuci dari najis dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan tingkatan najis: berat (mughalladhah), sedang (mutawassithah), atau ringan (mukhaffafah).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bersuci dari Hadats

Sementara bersuci dari hadats dilakukan dengan wudhu (untuk hadats kecil) dan mandi (untuk hadats besar) atau tayamum bila dalam kondisi terpaksa.

Artikel terkait: Cerita Anak Islami: Sejarah Qurban Idul Adha, Nabi Ismail Disembelih Ayahnya

Apa Hukum Thaharah?

Hukum thahârah adalah wajib, khususnya bagi orang yang akan melaksanakan shalat.

Dalil Tentang Thaharah

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikut adalah dalil tentang thaharah, termasuk ayat Alquran dan hadis untuk perintah berwudhu sebelum ibadah, sebagaimana dikutip NU Online.

Dalil Thaharah di Surah Al-Muddassir: 4 dan Al Baqarah: 125

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ

Wa siyaabaka fatahhir

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu”. (QS.Al-Muddassir: 4)

اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ….

…An tahhiraa Baitiya littaaa’ifiina wal’aakifiina warrukka’is sujuud

Artinya: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!! (Qs. Al Baqarah: 125).

Dalil yang mendasari perintah wudhu sebelum shalat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Artinya, “Wahai orang yang beriman, bila kalian hendak shalat, basuhlah wajah kalian, tangan kalian hingga siku, usaplah kepala kalian, dan (basuhlah) kaki kalian hingga mata kaki,” (Surat Al-Maidah ayat 6).

Dalil yang menerangkan penolakan shalat tanpa bersuci

 

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طَهُورٍ

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya, “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci,” (HR Muslim).

Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan hadits dengan makna serupa, yaitu penolakan shalat tanpa bersuci.

 

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Artinya, “Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhadats sampai ia berwudhu,” (HR Bukhari dan Muslim).

Artikel terkait: Ajarkan Kegigihan kepada Anak Melalui Kisah Mukjizat Nabi Nuh Membuat Bahtera (Kapal) Besar

Tata Cara Thaharah

Doa sebelum wudhu | Gambar: Freepik

Secara garis besar, Thaharah dapat dilakukan dengan empat cara berikut ini:

1. Membersihkan tubuh dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan.
2. Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.
3. Membersihkan hati dari akhlak tercela.
4. Membersihkan hati dari selain Allah.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara membersihkan tubuh dari hadats dan najis?

Sebagaimana disarikan dari modul IAIN, cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran tergantung kepada kuat dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang.

Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil maka cukup dengan membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi, jika hadas atau najis itu tergolong besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi janabat, atau bahkan harus membersihkannya dengan tujuh kali dan satu di antaranya dengan debu.

Najis  terbagi atas tiga bagian:

1) Najis mugallazah (tebal), yaitu najis anjing. Benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali di antaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah.

2) Najis mukhaffafah (ringan), misalnya kencing anak Iaki-Iaki yang belum memakan makanan apa-apa selain susu ibu saja. Mencuci benda yang kena najis ini sudah memadai dengan memercikkan air pada benda itu, meskipun tidak mengalir.

Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan apa-apa selain ASI, kaifiat mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis itu, dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.

3) Najis Mutawassitah (pertengahan), yaitu najis yang lain daripada kedua macam yang di atas. Najis ini dibagi menjadi dua bagian:

  • Najis hukmiah yaitu yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa, dan warnanya, seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air di atas benda yang kena itu.
  • Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan baunya, kecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya.

Tata Cara Wudhu yang Benar Berdasarkan Sunnah Rasul

Sebagaimana ditulis halaman resmi Muhammadiyah, tata cara berwudlu’ secara lengkap berdasarkan sunnah Rasul adalah sebagai berikut:

  1. Niat berwudlu’ karena Allah semata. Sebagai pekerjaan hati, maka niat tidak perlu dilafalkan, apalagi memang tidak ada tuntunan untuk melafalkannya dari Nabi saw. Beliau hanya menuntunkan untuk mengucapkan: bismillâh(تَوَضَّئُوا بِسْمِ اللَّهِ . Nasa`i & Ibn Khuzaymah).
  2. Membasuh tangan tiga kali sambil menyela-nyelai jari-jemarinya. 
  3. Berkumur-kumur secara sempurna sambil memasukkan air ke hidung dan kemudian menyemburkannya sebanyak tiga kali.
  4. Membasuh wajah tiga kali secara merata. 
  5. Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, kemudian tangan kiri dengan cara yang sama.
  6. Mengusap kepala sekaligus dengan telinga, cukup satu kali. Kepala yang dimaksudkan di sini adalah tempat tumbuhnya rambut di kepala, bukan rambutnya itu sendiri dan bukan hanya sebagian kepala.
  7. Membasuh kaki kanan sampai dua mata kaki sambil menyela-nyelai jemari sebanyak tiga kali, kemudian kaki kiri dengan gerakan yang sama.
  8. Tertib.
  9. Setelah wudlu’, ucapkan doa setelah wudhu berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya.”

Hikmah Melakukan Thaharah

Sebelum melaksanakan sholat, kita harus berwudhu terlebih dahulu. | Gambar: Freepik

Perintah bersuci ini mengandung hikmah atau kebijaksanaan. Setidaknya ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah sebagaimana disarikan dari kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji, yang dilansir NU Online.

Melakukan Thaharah artinya juga merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia

Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari sesuatu yang kotor dan jorok. Karena Islam adalah agama fitrah, maka ia pun memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah manusia.

Melakukan Thaharah artinya menjaga kemuliaan dan wibawa umat Islam

Orang Islam mencintai kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kebersihan. Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para pemeluknya.

Menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah

 Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba memang seyogianya suci secara lahir dan batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri).

Melakukan Thaharah artinya juga upaya menjaga kesehatan

Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan, “kebersihan adalah pangkal kesehatan”.

Anjuran untuk membersihkan badan, membasuh wajah, kedua tangan, hidung, dan kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia. Sebab, anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.

Demikian penjelasan tentang materi Thaharah dan bagaimana mensucikan tubuh dari hadats dan najis sebelum beribadah. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Megah dan Luas, Inilah 10 Masjid yang Terindah di Dunia

4 Jejak Sejarah dan Budaya Islam di Nusantara, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

25 Nama Nabi dan Rasul dalam Islam yang Harus Dihafal Anak