Pencinta kuliner mungkin sudah familar dengan tauto sajian khas Pekalongan. Di balik cita rasanya yang unik, ternyata tauto khas Pekalongan ini memiliki sejarah yang panjang. Penasaran seperti apa? Cari jawabannya dengan membaca artikel ini sampai tuntas. Selain itu, kami pun memberikan resep tauto yang bisa dipraktikan di rumah.
Sama seperti kota lain di Indonisa, Pekalongan juga memiliki ragam budaya dan sajian yang menggugah selera. Selain dikenal dengan batik hingga mancanegara, tauto menjadi makanan yang menjadi salah satu khasnya.
Seperti namanya, kekhasan soto pedas ini terletak pada campuran tauto yang lezat. Tauto adalah makanan dari perpaduan dua kebudayaan kuliner Tionghoa dan India.
Sekadar diketahui, soto tauto terbuat dari campuran tauco, bahan baku ini sendiri berasal dari India. Sementara itu, soto kononnya berakar pada masakan Tiongkok bernama caudo.
Karena itu, bisa dibilang soto tauto merupakan perpaduan dua kuliner beda negara, yaitu India dan Tiongkok. Saat itu, masyarakat dari dua negara tersebut memang banyak yang bermukim di Kota Batik tersebut.
Jika pernah mencicipi soto Boyolali yang berkuah bening, soto tauto yang berwarna kemerahan dibuat lebih kental dari jenis soto lainnya.
Meski kebanyakan terbuat dari daging kerbau, soto tauto juga kerap dibuat dari daging sapi atau ayam. Biasanya, soto dengan perpaduan asam, manis, pedas ini akan disajikan dengan suwiran daging, tauge rebus, dan bihun.
Sejarah, Makna dan Resep Tauto Khas Pekalongan
Sejarah Tauto Khas Pekalongan
Soto berasal dari nama makanan China yang bernama Homofon Caudo, yaitu sebuah makanan berkuah yang pertama kali dipopulerkan di wilayah Semarang. Lama-lama orang Jawa menyebut makanan satu ini soto.
Jika Coto berasal dari Makassar, masyarakat Pekalongan menyebut masakan khas kota mereka dengan sebutan Tauto. Tauto dijajakan dengan dibopong para pedagang Tionghoa keluar-masuk kampung.
Makanan yang dulunya untuk masyarakat Tionghoa kini menjadi makanan pribumi, salah satunya masyarakat Pekalongan. Mereka menyesuaikan olahan Caudo ini dengan bumbu-bumbu khusus agar pas dengan selera.
Soto berdasarkan data antropologis terbukti sebagai sajian berkuah yang dipercaya dibawa oleh orang-orang Tionghoa ke Jawa Tengah pada sekitar pertengahan abad ke-18 M.
Artikel terkait: 10 Makanan Khas Pekalongan Dijamin Lezat dan Nikmat, Enake Pol!
Makna Tauto Khas Pekalongan
Awalnya, soto adalah masakan Tiongkok yang melebur dengan tradisi kaum imigran, pedagang, dan pengelana dari berbagai budaya. Sehingga bermunculan lah masakan-masakan caudo di setiap daerah Jawa Tengah.
Dengan kehadiran para imigran Tionghoa itu, perkembangan budaya Jawa modern, khususnya kulinernya semakin pesat. Contohnya, soto caudo yang awal diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa.
Sebelum menjadi kuliner khas di setiap daerah Jawa Tengah, soto dijual dengan cara dipikul. Saat itu, orang Tionghoa yang memperkenalkan masakan satu ini keluar masuk kampung. Hingga akhirnya soto kini menjadi budaya masing-masing daerah di Jawa Tengah.
Artikel terkait: 19 Jenis Soto Khas Nusantara, Cocok untuk Menghangatkan Perut
Tauto Khas Pekalongan sebagai Makanan Pribumi
Awal mula tauto menjadi kuliner khas Pekalongan bermula dari orang-orang Jawa yang menjadi para pembantu penjual caudo yang ikut keliling memikul dagangan.
Lantaran generasi keturunan Tionghoa tidak mau meneruskan usaha para leluhurnya, warga pribumi berinisiatif meneruskan usaha kuliner khas satu ini.
Tauto racikan tangan masyarakat Pekalongan memiliki ciri khas memakai mie putih atau soun, lalu diberi kuah sambal goreng atau tauco yang berbahan dasar kedelai, baru diberi potongan daging kerbau.
Meski begitu, saat ini banyak pedagang tauto yang menjual kulinernya tak hanya dari daging kerbau, melainkan juga daging sapi. Bagian daging kerbau mapun daging sapi yang digunakan untuk membuat tauto merupakan sandung lamur atau yang biasa disebut dengan daging brisket.
Sebab, daging yang terletak di bagian bawah dada ini paling pas dimanfaatkan sebagai bahan makanan berkuah karena memiliki tekstur yang lembut dan mengandung banyak lemak.
Saat mencicipi tauto khas Pekalongan, Parents bisa menyantapnya dengan nasi atau lontong.
Artikel terkait: 7 Rekomendasi Kuliner di Jalur Mudik Utara Jawa, Sangat Menggiurkan!
Resep Tauto Khas Pekalongan
Nah, buat Parents yang ingin mencoba membuat tauto khas Pekalongan di rumah, mari ketahui lengkapnya di sini!
Bahan-bahan untuk 6 porsi:
Daging sapi – 500 gram
Serai – 4 batang
Jahe – 3 cm
Lengkuas – 4 cm
Daun jeruk – 4 lembar
Daun salam – 3 lembar
Tauco – 4 sdm
Garam – 2 sdm
Kecap manis – 2 sdm
Air – 2 liter
Minyak, untuk menumis – 3 sdm.
Bumbu Halus:
Bawang merah – 9 butir
Bawang putih – 7 siung
Cabai merah keriting, buang bijinya lalu rebus – 10 buah
Kemiri – 4 butir
Merica – 1/2 sdt
Kunyit, bakar – 3 cm
Pala – 1/2 butir
Garam – 1/2 sdt
Gula jawa, sisir – 1 sdm
Sambal:
Cabai rawit – 20 buah
Bawang putih – 2 siung
Pelengkap:
Soun – secukupnya
Irisan seledri – secukupnya
Irisan daun bawang – secukupnya
Bawang merah goreng – secukupnya
Irisan jeruk nipis – secukupnya
Cara Membuat Kuah Soto:
1. Dalam panci, masukkan air, garam, daging, serai, jahe, lengkuas, daun jeruk, dan daun salam. Rebus daging hingga empuk. Sesekali ambillah buih dan kotoran yang mengapung di permukaan rebusan.
2. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum.
3. Masukkan tauco dan masak sebentar. Angkat.
4. Masukkan tumisan ke dalam rebusan daging. Aduk rata.
5. Masukkan kecap. Aduk rata dan koreksi rasanya. Matikan api.
6. Angkat daging dan tiriskan. Potong-potong daging sesuai selera.
Cara Membuat Sambal
1. Rebus semua bahan hingga empuk. Angkat.
2. Haluskan. Siap disajikan.
Penyajian:
1. Dalam mangkok, tata soun dan potongan daging.
2. Taburi dengan irisan seledri dan daun bawang.
3. Tuang kuah soto dan taburi dengan bawang goreng.
4. Siap disajikan bersama jeruk nipis, sambal, dan nasi hangat.
Itulah sejarah, makna dan resep tauto khas Pekalongan yang bisa Parents coba membuatnya sendiri di rumah.
Baca juga:
Indahnya Batik Pekalongan, Ketahui 6 Fakta dan Sejarahnya Berikut Ini