Tidak Mudah, Ini Berbagai Tantangan yang Aku Hadapi Saat Mengajarkan Anak Puasa
Dari mulai tantrum hingga muntah, inilah pengalaman dan tantangan yang harus aku lalui saat mengajarkan anak puasa.
Ini adalah tahun kedua si sulung belajar puasa. Meskipun tahun kemarin usianya baru tiga setengah tahun, saya dan suami bersepakat untuk membiasakan dia berpuasa. Tentunya, ada banyak sekali tantangan yang harus kami hadapi saat mengajarkan anak puasa, terutama di bulan Ramadan ini.
Sebagai permulaan, karena si sulung juga masih kecil, kami tidak langsung meminta dia berpuasa seharian. Seperti kebanyakan anak yang lain, dia berpuasa setengah hari. Namun, ada hal yang sedikit berbeda dari puasa setengah hari kebanyakan anak, yakni dia berpuasa mulai dari azan Zuhur sampai Magrib.
Bukan tanpa alasan saya memilih waktu separuh hari yang berbeda dari kebanyakan anak yang sedang belajar berpuasa. Hal ini didasari keyakinan saya bahwa, kesan pertama itu akan menentukan segalanya. Dengan metode ini, saya ingin memberikan kesan pertama berpuasa yang menyenangkan, dan tidak ada yang lebih menyenangkan dari saat ia berbuka. Itulah alasan si sulung berpuasa dari Zuhur hingga Magrib, agar dia bisa merasakan sukacita saat berbuka puasa bersama keluarga.
Artikel terkait: Pengalamanku Mengajarkan Anak Puasa Penuh Selama Bulan Ramadan
Pengalaman dan Tantangan Saat Mengajarkan Anak Puasa
Pada bulan Ramadan tahun kemarin, si sulung bocor lima hari. Tadinya untuk tahun ini, saya akan mencoba mengajak dia berpuasa penuh. Namun, tidak jadi karena masih agak susah direalisasikan, mengingat si sulung masih empat setengah tahun lebih sedikit.
Saya menyambut bulan puasa tahun ini dengan keyakinan bahwa si sulung akan mampu menyapu bersih puasa setengah harinya. Toh, tahun kemarin saja yang bolong hanya lima hari, tahun ini harusnya berakhir dengan gilang-gemilang.
Akan tetapi, semua berjalan di luar prediksi. Tahun ini, kami menghabiskan banyak waktu di rumah eyangnya anak-anak, yang artinya di sana banyak para sepupu yang juga masih kecil, tetapi belum belajar berpuasa. Jika tahun sebelumnya, yang difokuskan adalah kemampuan si sulung menahan lapar, kali ini saya juga harus menguatkan dia saat saudara-saudaranya makan dan minum saat siang hari.
Pernah suatu hari, di rumah Eyang ramai oleh anak-anak yang bermain, para sepupu dan teman si sulung. Salah seorang di antara mereka makan cemilan dengan lahap. Anak saya yang melihatnya merengek ingin mencicipi juga.
Awalnya, saya masih mencoba membujuk karena biasanya juga rengekan itu tidak berlangsung lama. Akan tetapi hari itu berbeda. Si sulung bukan hanya merengek, tetapi dia sampai tantrum. Hal ini hampir membuat saya meledak.
Akhirnya, pertahanan saya jebol saat dia muntah. Saya pun memberinya air hangat dan otomatis hari itu si sulung gagal dalam misi berpuasa sampai magribnya. Tapi tak apa, saya juga sadar bahwa mengajarkan anak berpuasa juga tidak bisa dipaksakan, bukan? Terlebih, kesehatan anak perlu saya perhatikan juga.
Artikel terkait: Kisah Perjuangan Putra Spesialku, Alami Autisme Tipe Gangguan Perkembangan Pervasif
Rahasia Mengajarkan Anak Puasa: Saya Memilih Fokus pada Maknanya
Hal positif lain yang bisa diambil, anak kami jadi menjajal godaan yang lebih tinggi saat itu. Momen tersebut pun kami manfaatkan, untuk terus menanamkan pengertian bahwa tidak semua orang berpuasa, sehingga dia harus mengerti.
Diharapkan kedepannya, anak kami bisa menjadi pribadi yang penuh toleransi terhadap sesama. Meskipun, kami harus mengeluarkan jurus rayuan maut dan ‘sogokan’ berupa satu kantong keresek jajanan bila dia berhasil puasa sampai Magrib.
Pun, jadi ada hikmahnya juga bagi sepupu-sepupu kecilnya. Di antara mereka, ada juga yang jadi ikutan belajar berpuasa. Ada juga yang menjadi mengerti, bahwa mereka sebaiknya tidak boleh makan dan minum di depan orang yang puasa untuk menghormatinya.
Secara kuantitas, memang ada penurunan dari jumlah hari di mana anak kami berhasil buka saat azan Magrib. Namun, dari segi kualitas, Insyallah tahun ini jauh lebih baik. Aminnn.
Nah, Parents, itulah cerita tantangan yang harus aku dan suamiku lalui saat mengajarkan anak puasa selama bulan Ramadan. Semoga bisa sedikit menginspirasi dan bermanfaat.
***
Ditulis oleh Bunda Monica Rasmona.
*Ini merupakan salah satu tulisan terpilih ‘Lomba Cerita Ramadan MomTAP’. Untuk 3 tulisan terbaik, pemenangnya akan diumumkan dalam Festival Ramadan MomTAP 2021.
Baca juga:
Jadi Ibu Bekerja, Ini Perjuanganku Hamil Hingga Memiliki Seorang Putri
6 Tips dan Pengalaman Mengajarkan Anak Puasa Ramadan ala Keluarga Kami
Sepercik Pengalaman dan Rahasiaku Mengajarkan Anak Puasa di Bulan Ramadan