Anak yang susah berkonsentrasi atau memiliki rentang perhatian yang pendek seringkali dicurigai merupakan tanda anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Mengapa sekarang begitu mudahnya mendiagnosis anak mengidap ADHD? Hanya dengan melihat kasus seorang anak memiliki rentang perhatian yang pendek, anak diberi label ADHD.
Label ADHD kerap diberikan pada anak tanpa observasi yang tepat. Bahkan guru di sekolah pun bisa melakukan hal ini. Berbekal bahan bacaan atau omongan yang tidak bisa dipercaya, sebaiknya orang tidak sembarangan memberi label anak ADHD. Pasalnya kesalahan diagonis pada anak akan berdampak pada masa depannya.
Beberapa tanda anak ADHD memang cenderung sulit berkonsentrasi atau memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek, daya ingat pendek, sangat aktif dan selalu bergerak. Namun, tak cukup kalau tanda anak ADHD hanya itu saja, Bun.
Mencari tahu lebih detail tentang tanda anak ADHD serta melakukan pengamatan pada anak tetap boleh Anda lakukan. Namun Anda tetap butuh tenaga profesional psikolog dan dokter untuk memberikan diagnosis yang tepat.
Baca juga: Pelajari Gejala, Penyebab, dan Cara Merawat Anak yang ADHD
Tanda anak ADHD sulit dikenali
Para ahli tidak semudah itu berani mendiagnosis seorang anak mengidap ADHD. Ada ahli yang mengatakan, tanda anak ADHD dikenal sulit dikenali dengan kasat mata atau dalam waktu cepat. Agar hasil lebih valid, para ahli pun butuh waktu observasi lebih detail dan spesifik untuk mendiagnosis anak ADHD atau tidak.
Tanda anak ADHD sulit dikenali, khususnya pada usia anak kurang dari 3 tahun. Anak pada usia ini memang relatif memiliki tingkat perhatian yang pendek.
Coba minta anak duduk diam dengan satu mainan. Wah, sulitnya bukan main! Ini wajar, Parents. Hal ini karena anak masih berada dalam tahap perkembangan eksplorasi. Perhatian anak mudah terpecah, terutama jika mereka antusias melihat sesuatu yang baru.
Pernahkah Anda perhatikan film atau buku untuk bayi, balita, dan anak sekolah itu berbeda? Film untuk bayi umumnya tidak lebih dari 1 atau 2 menit. Bayi usia hingga 15 bulan punya rentang perhatian tidak lebih dari 1 menit. Sedangkan bayi usia 16-18 bulan punya rentang perhatian 2-3 menit.
Berbeda dari balita yang sudah punya rentang lebih lama, tapi masih saja terbilang tidak panjang. Kemampuan balita berkonsentrasi hanya berkisar 5-10 menit.
Bertambahnya usia anak, tingkat perhatiannya akan semakin panjang. Sebab mereaka sudah mulai mampu memilah,hal apa yang perlu diperhatikan dan mana yang perlu diabaikan. Rentang konsentrasi anak usia 6-12 tahun berkisar 30-45 menit. Lebih panjang kan, Parents?
Latih perhatian dan konsentrasi anak
Kemampuan seorang anak akan meningkat ketika orangtua konsisten memberikan stimulasi. Pihak sekolah, guru di kelas atau guru olah raga punya ikut andil juga memberikan stimulus pada anak lho. Coba saja Anda perhatikan materi pelajaran anak.
Model pembelajaran masa kini menuntut para pendidik untuk membawakan materi pelajaran yang merangsang anak-anak.
Sebut saja belajar di luar kelas, belajar dengan metode bermain atau bergerak. Kalau hanya duduk diam, anak-anak akan mudah bosan. Malahan justru bisa mencari hal menarik lainnya.
Ada baiknya, Anda benar-benar memperhatikan sekolah anak menggunakan metode belajar. Berbagai sekolah memiliki metode belajar berbeda-beda, dengan tenaga pengajar yang berbeda pula skill mengajarnya.
Nah, bila Parents mencurigai kebiasaan anak jangan langsung cepat menyimpulkan bahwa itu tanda anak ADHD. Bila anak sudah diobservasi dokter dan mendapat diagnosis ADHD dari para ahli, maka metode belajar anak jelas akan berbeda dari anak lainnya. Tanyakan kepada ahli, apakah anak butuh berada di sekolah khusus atau tidak.
Referensi: day2dayparenting
Baca juga: