Siapa bilang, menikah dan memiliki anak bisa menjadi menghalang untuk mendapatkan cita-cita yang tinggi? Setidaknya, kisah yang dialami oleh Susi Sianturi menjadi bukti bahwa status ibu dan istri tetap bisa membuatnya meraih apa yang ia cita-citakan.
Memang, tidak bisa dipungkiri bagi sebagian orang, melanjutkan pendidikan setelah berkeluarga bukanlah perkara yang mudah.
Bayangan tingginya biaya pendidikan dibandingkan dengan biaya kebutuhan anak, seringkali membuat kita menyingkirkan mimpi itu demi masa depan anak kelak.
Tapi kisah inspiratif Ibu Susi Sianturi ini patut mendapat acungan jempol dari kita semua. Meski telah memiliki dua putra, ibu yang berasal dari Tapanuli ini tetap bertekad untuk melanjutkan pendidikan dan meraih cita-citanya untuk menjadi seorang dosen.
Diawali dengan berjualan pisang goreng
Perjalanan Susi tidaklah mudah. Saat memulai kuliah S1 jurusan peternakan, ia membiayai kuliah dengan berjualan pisang goreng. Saat itu, ia bisa mendapat keuntungan bersih Rp30.000,00 per hari.
Di tingkat berikutnya, ia pun mengembangkan usahanya dengan berjualan keperluan mahasiswa. Usaha ini dilakukan bersama seorang kawan yang ia lakukan setiap hari Minggu.
Meskipun hasilnya lumayan, Susi Sianturi tak lantas berpuas diri. Ia pun mengatakan kalau dirirnya tetap mencari penghasilan lain dengan memberikan les privat pada siswa-siswi SD dan SMP. Ternyata kegiatan ini lebih menguntungkan. Dalam sebulan setidaknya ia bisa mendapat penghasilan tanbahan sebesar Rp 900.000.
Ditingkat akhir, ia lolos seleksi program beasiswa untuk mahasiswa tidak mampu. Dengan dana inilah ia melanjutkan kuliahnya hingga semester akhir dan mendapatkan gelar Sarjana Peternakan. Nilai IPK-nya pun tidak sembarangan, 3,21.
Usai kuliah, ia bekerja sebagai marketing obat ternak. Namun demi cita-cita orangtua yang ingin ia jadi PNS, Susi mengundurkan diri dan mengajukan beasiswa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) guna melanjutkan kuliah S2.
Lagi-lagi, usaha keras Susi terbayar. Permohonan beasiswa dikabulkan. Ia pun berhasil melanjutkan pendidikan di Jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fakultas Peternakan.
Hebatnya lagi, beliau berhasil meraih predikat Cum Laude dengan nilai IPK tinggi yaitu 3,91.
Dengan bangga dan penuh rasa haru, Susi menerima surat kelulusannya dan kini ia sedang menunggu surat penempatan untuk memulai karier barunya di dunia pendidikan.
Inspirasi kehidupan dari kisah Ibu Susi Sianturi
Apa yang berhasil Susi Sianturi lakukan tentu saja bisa membuktikan kalau tidak ada yang tidak mungkin jika kita memang ingin berusaha. Usaha keras (dan tentu juga cerdas) memang salah satu kuncinya.
Memiliki momongan pun tidak berarti mengandaskan cita-cita. Susi telah membuktikan bahwa selama kita memiliki semangat, orangtua pun tetap bisa melanjutkan pendidikan dan meraih cita-cita yang ingin mereka tempuh.
Menjadi istri, ibu sekaligus melakukan beragam aktivitas lain seperti kuliah atau bekerja tentu bukan perkara mudah. Meski demikian, tak ada yang tidak mungkin untuk bisa dilakukan.
Salah satu kunci yang perlu diperhatikan tentu saja memiliki manajeman waktu yang baik. Dengan demikian. padatnya aktivitas yang harus dilakukan pun bisa dijalankan dengan baik.
Dikutip dari laman Hallosehat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar manejemen waktu bisa dijalankan secara maksimal.
1. Hilangkan rasa bersalah
Tak perlu merasa bersalah jika Anda memang harus meninggalkan si kecil untuk melakukan aktivitas lain di luar rumah. Baik bekerja ataupun kuliah.
Jika Anda merasa bersalah karena Anda tidak menghabiskan waktu bersama anak, coba pikirkan tentang peran Anda di kantor yang juga dapat berpengaruh dan bermanfaat bagi keluarga di kemudian hari.
2. Mencari dukungan dari orang terdekat
Ingatlah menjadi orangtua, tentu Anda tidak sendirian. Ada pasangan yang sebenarnya bisa diandalkan untuk bekerja sama.
3. Memanfaatkan waktu di rumah
Beragam kegiatan yang sudah Anda lakukan di luar rumah tentu sangat menyita waktu dan perhatian. Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu saat berada di rumah.
Disiplinlah dalam menentukan batasan waktu untuk melakukan pekerjaan, menyelesaikan tugas kuliah, sehingga saat di rumah bisa memiliki waktu berkualitas bersama keluarga.
Semoga kisah di atas bisa menginspirasi Parents yang saat ini terpaksa menunda keinginan untuk melanjutkan pendidikan karena alasan telah berkeluarga.
Referensi: bogor.tribunnews.com
Baca juga:
Bikin haru! Perjuangan anak 7 tahun jualan bakso keliling tiap hari