Anak Dewi Yull lulus Cum Laude, buktikan disabilitas juga bisa berprestasi

Surya Sahetapy, anak dari Ray Sahetapy dan Dewi Yull, berhasil menyabet predikat Cum Laude dari Rochester Institute of Technology, New York.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi seseorang dengan disabilitas dan segala keterbatasannya tidak berarti harus mengubur mimpi untuk meraih pendidikan tinggi. Buktinya, putra Ray Sahetapy dan Dewi Yull, Panji Surya Putra Sahetapy berhasil lulus dengan predikat Cum Laude dari Rochester Institute of Technology, New York.

Pasangan Ray Sahetapy dan Dewi Yull menikah pada 1981, namun rumah tangga mereka yang telah dibangun selama 23 tahun itu terpaksa harus berakhir. Pernikahan Ray dan Dewi memang awalnya kontroversial, lantaran keduanya berbeda keyakinan.

Ray dan Dewi memiliki 4 orang anak, yaitu (Almarhumah) Gizca Putri Agustina Sahetapy, Rama Putra Sahetapy, Panji Surya Putra Sahetapy, dan Muhammad Raya. Dua diantaranya terlahir tuli, yaitu Gizca dan Surya.

Artikel terkait: Lihat reaksi mengharukan bayi terlahir tuli ini saat pertama kali mendengar suara ibunya

Surya Sahetapy lulus cum laude dari Universitas di New York

Dikutip dari Liputan6, Surya menempuh pendidikan di jurusan kajian internasional-global. Ia tertarik dengan berbagai permasalahan dunia seperti politik, ekonomi, dan HAM.

“Saya berpikir bahwa saya bisa memanfaatkan isu internasional untuk mendukung perkembangan disabilitas dan Tuli Indonesia, seperti hukum serta kebijakan khusus disabilitas di Amerika dan dunia,” kata Surya seperti dilansir dari VOA Indonesia.

Kabar bahagia bahwa Surya telah lulus dengan predikat Cum Laude dibagikan oleh sang ibu, Dewi Yull pada akun Instagramnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alhamdulillah ya Allah. Aku diberi upah berkah Ramadan, berkat doa dan dukungan keluarga besar, sahabat semua, anakku no.3 @suryasahetapy telah menyelesaikan Associate of Science in Applied Liberal Arts – Immeraions: ASL & Dead Studies dengan gelar Cum Laude (sistem yang berbeda kalau di Indonesia sama dengan D3) di Rochester Institute of Technology New York.” Dewi Yull menulis pada kolom caption.

Perjuangan Surya nun jauh di sana memang belum sepenuhnya selesai, karena ia masih harus berjuang satu tahun lagi untuk mendapatkan gelar sarjana. Jika sesuai dengan rencana, pria berusia 26 tahun itu akan menyelesaikan masa studinya tahun depan.

Berprestasi di kancah Internasional

Nama Surya sendiri menjadi sorotan karena pernah diliput oleh The New York Times sebagai sosok tuna rungu yang memperjuangkan pengajaran pendidikan Islam untuk tuli muslim di Indonesia. Organisasi nirlaba tersebut diberi nama Quran Indonesia Project.

Organisasi tempat Surya bernaung itu menyediakan rekaman ayat-ayat Alquran yang dibacakan oleh artis-artis Indonesia. Quran Indonesia Project juga membantu para muslim dengan disabilitas tuli untuk mempelajari Islam dan menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Isyarat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Surya sendiri juga tergabung dalam kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 2019-2023. Ia menjadi Wakil IV Bidang Media dan Hubungan Masyarakat.

“Ini adalah kesempatan saya untuk menjembatani atlet disabilitas. Semuanya juga tahu, altlet disabilitas Indonesia juga berprestasi di level internasional,” ceritanya melalui penerjemah bahasa isyarat, dikutip dari Republika.

Menurut Surya, dengan posisinya sebagai humas akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan atlet maupun calon atlet dengan disabilitas. Ia ingin semuanya bisa memaksimalkan kemampuan mereka di bidang olahraga dengan sebaik mungkin.

Tidak hanya itu, Surya juga pernah mewakili Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Indonesia dalam Global IT for Youth with Disabilities di Bangkok, Thailand, pada tahun 2013 lalu. Pada acara tersebut ia bertemu dengan Ratu Elizabeth II, Prince Philip, dan Duke of Edinburgh mewakili Indonesia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Walau tuna rungu, Surya Sahetapy membuat Dewi Yull bangga

Ingin menjadi dosen dan peneliti khusus Tuli

Di laman Instagram pribadinya, Surya juga mengunggah video yang sama. Dalam video tersebut, ia memeragakan bahasa isyarat untuk kata 'lulus' dan 'wisuda'. Di kolom caption, ia menuliskan perjalanan panjang studinya dari Taman Kanak-Kanak hingga saat ini.

Dari tahun 1997 hingga 2000, Surya belajar di TK Kicau, Bintaro. Di tahun 2000, ia pindah ke TKLB Pangudi Luhur khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di SDLB Pangudi Luhur dan SMP Umum PJ Bintaro, lalu diterima di SMA PJ, Bakti Mulya 400, dan Homeschooling Kak Seto.

Setelah lulus SMA, Surya diterima di Sampoerna University dan Universitas Brawijaya. Di tahun 2016 ia mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika dan bertekad untuk berkuliah di sana.

Oleh karena itu, Surya mengundurkan diri sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dalam program double degree dan diterima di Rochester Institute of Technology pada tahun 2018.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak ketiga dari empat bersaudara itu memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikan di Inggris, Belanda, Indonesia, Australia, atau Selandia Baru. Ia ingin menjadi peneliti Tuli, dosen Tuli, atau Educational Policy Analyst.

Ia mengucapkan banyak terima kasih untuk teman-teman yang sudah mendukungnya. Berhubung situasi sekarang tidak memungkinkan untuk melakukan selebrasi karena pandemi COVID-19, rencananya Surya dan rekan-rekannya di RIT akan mengadakan Virtual Graduation Celebration.

Selamat atas kelulusannya!

Sumber: Okezone, Kapanlagi, Instagram, Republika, VOA Indonesia

Baca juga:

id.theasianparent.com/inspirasi-parenting-dari-10-selebriti

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan