Anak ketiga Dewi Yull dan Ray Sahetapy, Surya Sahetapy tetap berprestasi dalam mengisi hidupnya.
Terlahir sebagai tuna rungu dan memiliki keterbatasan, Surya tetap membuat hidupnya berguna bagi sesama tuna rungu lainnya.
Menurut Dewi Yull, sejak SMA Surya telah membuka lapak di depan Hotel Indonesia untuk memberi pemahaman bagi masyarakat awam mengenai dunia kaum tuna rungu.
Selain itu, Surya juga memberikan pelatihan bahasa isyarat bagi kaum tuna rungu maupun non tuna rungu.
Kegiatan positif Surya itu kemudian diketahui oleh Yayasan Leonard Cheshire di London yang khusus menangani kaum disabilitas.
Melalui cabang Yayasan Cheshire yang ada di Jakarta, yaitu Young Voices, Surya berkesempatan untuk bertemu dengan Ratu Elizabeth dan Pangeran Phillip di Istana St. James, London, Inggris. Sungguh prestasi yang membuat bangga sang Ibunda.
“Saya ingin kaum tuna rungu tetap merasa percaya diri dan dapat ikut membangun Indonesia,” ujar Surya dengan bahasa isyarat. Wah, keren sekali bukan?
Kata Dewi Yull tentang cobaan hidupnya
“Saya selalu bersyukur dan selalu merasa bahwa Tuhan menyayangi saya.
Jadi kalau kita sudah pada titik bahwa kita bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa, ya kita asik saja dan biarkan Tuhan yang mengatur hidup kita,” demikian ujar sang selebritis senior.
Artikel terkait: Kisah Ketangguhan Mami Ubii: Aku Bangga Punya Anak Berkebutuhan Khusus
“Tuhan telah memberi, mengambil, lalu memberi lagi apa yang telah hilang,“ ujarnya. “Dan Tuhan telah mengembalikan semua kebahagiaan."
Berdoa dan berikhtiar, tidak usah berkecil hati. Itulah tips Dewi Yull dalam menjalani hidupnya yang berliku.
“Pohon sabar itu sangat pahit, namun berbuah manis. Dan waktu yang akan membuktikan,” pesannya. Bagi Dewi Yull, semua cobaan hidup adalah cara Tuhan untuk menguji keimanannya.
Semoga kisah Dewi Yull dan putra tercintanya bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk menjalani hidup dengan penuh keyakinan, meski memiliki ketidaksempurnaan.
Baca juga:
id.theasianparent.com/angkie-yudistia-ceo-tuna-rungu