Surat Terima Kasih Seorang Ibu Kepada Perawat NICU yang Membuat Keajaiban Bagi Bayinya

Seorang ibu yang melahirkan anak kembar tiga menulis surat terima kasihnya yang mengharukan pada perawat NICU yang merawat ketiga bayinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stacey Skrysak melahirkan tiga orang anak kembar di rumah sakit. Kondisi bayi dan dirinya sendiri saat itu tidak baik-baik saja sehingga tiga bayinya dirawat oleh perawat NICU(Neonatal Intensive Care Unit).

Selama bayinya dirawat di ruang perawatan intensif untuk bayi yang baru lahir dalam kondisi lemah tersebut, perawat yang perhatian selalu menguatkan perjuangannya. Bahkan, saat ia terpaksa menerima kenyataan bahwa dua bayinya tidak dapat bertahan hidup.

Ia merasakan bahwa perawat NICU yang menjaga bayinya sendiri sangat baik padanya dan pada anak-anaknya.

Untuk menyampaikan rasa terima kasih, Stacey menulis surat terbuka yang berisi ucapan terima kasih kepada perawat NICU yang merawat anaknya.

Hanya beberapa orang yang terpilih untuk menyaksikan ini. Tempat dimana bayi yang paling sakit diberi kesempatan untuk berjuang demi hidupnya. Dan tempat dimana keluargaku menyebutnya sebagai rumah selama 4 bulan lamanya. Berada di ruang NICU bisa menjadi sebuah pengalaman yang menakutkan. Di sini, hidup diukur setiap jam, bahkan setiap menit. Di mana sebuah kehidupan bisa berubah kapan saja dalam sekejap. Bagi saya, NICU adalah tempat dimana hidup dan mati berbenturan, rasa bahagia karena bisa membawa bayi pulang ke rumah bercampur dengan rasa duka menyaksikan anak kita menghembuskan nafas terakhirnya. Meskipun, dua dari bayiku yang lahir kembar tiga telah meninggal tanpa sempat keluar dari rumah sakit, saya tetap berterima kasih pada NICU. Di ruangan steril ini, keajaiban terjadi. Dan juga orang-orang istimewa yang saya sebut sebagai pembuat keajaiban. Sehari setelah melahirkan, dan hanya beberapa jam setelah bayi pertama saya meninggal, saya terbangun di ruang ICU. Karena kondisi kesehatan saya, saya tidak bisa bertemu dengan dua bayi saya yang masih hidup. Tetapi, kau mengambil gambar bayi-bayiku yang manis dan membawanya padaku, membuatku bisa melihat keajaiban dalam hidup. 

Terima kasih kepada perawat yang telah memperkenalkan saya pada anak-anak saya.

Pada hari-hari pertama, tubuhku memang berada di NICU. Tetapi pikiranku melayang entah kemana. Rasa syok melihat tubuh bayiku yang tampak tembus pandang, dan hanya memliliki berat setengah kilogram memenuhi pikiranku. Tubuhku pun kian melemah. Tidak ada yang akan memprediksi bahwa seorang bayi bisa bertahan hidup, jika ia lahir prematur 17 minggu lebih awal. Rasa bersalah menggerogotiku melihat mesin-mesin yang membantu bayi-bayiku agar tetap hidup. Tetapi, tidak ada tuduhan apapun darimu, perawat kami. Hanya kalimat penghiburan dan kebaikan yang mengingatkan aku bahwa Peyton dan Parker berada di tangan yang baik.

Terima kasih kepada perawat yang memberiku harapan.

Seminggu kemudian, memandang anak-anak saya. Menyaksikan dada mereka turun naik bersama setiap helaan napas yang mereka ambil. Ketika saya sedang memandangi mereka dengan penuh kagum, kau menghampiriku dengan senyum. Kau menatapku dan berkata, "Apa kau siap menggendong bayimu?" Dengan mata terbuka lebar, aku hanya bisa mengangguk, tak mampu berkata apapun. Usia satu minggu, dengan berat hanya 16 ons, aku menggendong putriku untuk pertamakalinya. Tangannya yang sangat kecil berlabuh di dadaku.

Terima kasih kepada perawat yang telah memberiku momen pertama tak terlupakan tersebut.

Momen tersebut terukir dihatiku selamanya. Saat usia bayiku 5 minggu, saya dan suami duduk di ruang konferensi, menunggu kabar terbaru dari bayi kami seperti biasanya. Tetapi, kami malah menerima kabar yang menyedihkan. Putra kami, mengalami kerusakan otak. Saat saya bergantian memandang dokter dan kau, terlihat kepedulian dan kesedihan di matamu. Ketika kami kembali ke ruangan bayi, aku menangis melihat putra kami yang tampan, Parker. Jiwanya yang tenang tak menyadari takdir kematian yang menghampirinya sangat dini. Saat aku tak mampu lagi menahan tangisku, kau memberiku tisu dan memelukku tanpa mengatakan apapun. Tidak ada kalimat yang bisa mengungkapkan apa yang kami rasakan saat itu, tapi tindakan sederhana tersebut membuat perbedaan besar.

Kepada perawat yang berada di sana di hari terburuk dalam hidup kami, terima kasih telah memberikan penghiburan yang sangat saya butuhkan.

Dua minggu kemudian, pada 16 Agustus, kami menyaksikan dokter mencabut semua selang dan kabel yang terhubung dengan tubuh putra kami. Aku mengayunkan Parker sebentar saat kami mengucapkan selamat tinggal. Dan saat kami berbagi kisah akhir hidup Parker, sebuah tim dari kalian hadir di sana. Jiwa dan raga. Dari mengambil foto, masuk kerja di hari liburmu, hanya untuk mengetahui kabar keluarga kami. Aku tahu tangan lembut yang singgah di bahuku.

Terima kasih kepada para perawat yang mengijinkan kami berdukacita dan turut berduka bersama kami.

Minggu demi minggu berlalu, bayi kami yang masih bertahan menunjukkan kemajuan. Saya belajar menyeimbangkan duka saya dengan kekuatan karena Peyton, sebaliknya, dia pun memberi harapan bahwa suatu hari kami akan membawanya pulang ke rumah. Tawa menjadi lebih sering hadir saat kau mengambil foto berbagai ekspresi anak kami, dan senyum kecil berubah menjadi tawa lebar saat kau mendandaninya dengan gaun yang cantik. Kami menantikan saat dimana kami bisa menghabiskan waktu bersamanya, menyaksikan perkembangan putri kami sambil berbagi cerita kehidupan di luar ruang NICU.

Terima kasih kepada para perawat yang telah memberiku harapan dan kenormalan selama aku berada di situasi yang jauh dari normal.

Dan sedih menyambangiku. Kami meninggalkan tempat yang telah menjadi rumah kedua kami. Kami meninggalkan teman baru kami yang telah berubah menjadi keluarga di saat-saat kritis kehidupan kami. Sorakan dan senyuman yang diberikan saat kami meninggalkan rumah sakit sangat jujur dan penuh kasih. Kalian benar-benar peduli kepada setiap bayi yang berada di NICU. Bukan hanya satu orang yang membuat perbedaan selama kami menghabiskan waktu di sana, tapi sebuah keluarga yang terdiri dari para perawat yang mengubah hidup kami selamanya. Kepada para perawat yang menjaga anak-anak kami, terimakasihku dari hati yang paling dalam. Terimakasih telah menjadi orangtua bagi anak kami saat kami tidak bisa menghabiskan setiap jam bersamanya. Terimakasih telah menyediakan bahu untuk bersandar saat kami membutuhkan tempat untuk menangis, tertawa dan mencurahkan isi hati. Bisa jadi kau hanya melakukan pekerjaanmu, tapi kau menyentuh hidup setiap keluarga yang kau temui. Dibutuhkan orang yang istimewa untuk menjadi perawat di ruang NICU. Terima kasih telah menjadi pembuat keajaiban bagi putriku.
Stacey bersama suami dan Peyton yang berusia dua tahun. sumber: dailymail.co.uk

Surat ini awalnya dimuat di laman Her View From Home. Dari surat ini kita bisa mengetahui bahwa perawat NICU adalah orang-orang yang bekerja dengan hati, bukan hanya bekerja karena tuntutan pekerjaannya semata.

Apakah Anda sudah sempat mengucapkan terima kasih kepada para perawat NICU, ICU, dan semua pihak yang telah membantu proses melahirkan? Kalau belum, masih ada waktu untuk menyampaikannya.

Mereka yang bekerja dengan hati bukanlah orang-orang yang mengejar uang semata, melainkan, mereka bekerja demi kemanusiaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Syahar Banu