Surat cinta suami pada istrinya yang menyusui ini sungguh mengharukan!

Surat cinta suami kepada istrinya yang menyusui ini begitu mengharukan, ia melihat sendiri perjuangan sang istri menyusui buah hati mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menyusui adalah proses penuh perjuangan bagi seorang wanita, dan para suami yang benar-benar terlibat dan melihat proses menyusui, pastinya akan merasa kagum melihat kegigihan sang istri memberi ASI pada buah hati mereka. Berikut adalah surat cinta suami kepada istrinya yang berjuang keras memberi ASI pada sang buah hati. 

Surat cinta suami kepada istrinya yang menyusui dengan penuh kasih

Darius, memiliki seorang putri bernama Shan. Saat putrinya tersebut baru lahir, dia tidak hanya jatuh cinta pada si putri kecil, namun ia dibuat jatuh cinta berulangkali pada istrinya, Roshni. Apalagi setelah melihat sang istri menyusui Shan dengan penuh kasih. 

Berikut adalah ungkapan isi hati Darius untuk istrinya, Roshni.

Dear istriku,  Selama 3 bulan terakhir, aku melihatmu menyusui bayi kita. Aku belajar banyak hal baru, dan ada 5 hal yang paling menonjol dari semuanya.

Menyusui seperti berlari 10 kilometer setiap hari. 

Selama menyusui, kau membakar 1000 kalori setiap hari. Meski kelihatannya kau diam saja, tapi setiap hari kau bagaikan berlari 10 kilometer. 

Menyusui adalah keajaiban biologis. 

Surat cinta suami kepada istrinya yang menyusui sang buah hati. Copyright: BambooShoots Photography ASI memiliki banyak manfaat kesehatan, yang paling menakjubkan adalah karena tubuhmu berfungsi seperti satelit yang menjaga sistem imun bayi kita.  Apabila Shan sakit, bakteri atau virus akan masuk kepadamu lewat proses menyusui. Lalu tubuhmu akan menciptakan antibodi yang bertujuan melawan infeksi pada bayi, dan antibodi tersebut masuk ke tubuh Shan melalui ASI dan membantunya melawan infeksi.

Keajaiban biologis lain dari menyusui

Tubuhmu begitu luar biasa, karena bisa menyesuaikan kebutuhan nutrisi untuk Shan yang disalurkan melalui ASI. Bahkan kandungan cairan dalam ASI bisa menjadi lebih tinggi saat hari terik dan Shan butuh lebih banyak cairan agar tetap terhidrasi.

Ibu menyusui adalah orang paling berani dan gigih

15 menit setelah Shan lahir, kau memberikan payudaramu sebagai sumber kehidupan pada mahluk lain untuk pertamakalinya. Pastinya kau merasa kesakitan, tapi karena kebahagiaan bisa memeluk Shan membuatmu menahan sakit tersebut, dan kau sama sekali tidak kelihatan kesakitan. Untungnya, Shan bisa melakukan pelekatan dengan sempurna, tapi dia betul-betul kelaparan. Kau harus menyusuinya setiap 2 jam sekali. Beberapa hari kemudian kita pulang ke rumah, dan aku baru mengerti betapa sulitnya situsi ini. Kita membawa bayi Shan ke kamarnya untuk pertama kali, kita duduk berdampingan dan berpelukan sambil melihat ke sekeliling kamarnya. Kita bersyukur proses persalinan bejalan baik, dan hidup baru kita dimulai. 
Surat cinta suami kepada istrinya yang berjuang keras menyusui. Copyright: BambooShoots Photography

Perjuangan sebenarnya baru dimulai

Sebelum kau sempat beristirahat, Shan mulai menangis minta menyusu. Dan kaupun berusaha keras menyusuinya, namun Shan terlihat tidak puas. Kaupun mencoba lagi, Shan sudah melakukan pelekatan, dia mulai menyedot, dan aku melihat ringisan yang coba kau sembunyikan. Namun kita tetap tidak yakin apakah Shan benar-benar puas menyusu. Tapi entah bagaimana dia sedikit tenang dan kembali tidur. Aku bisa melihat betapa lelahnya dirimu, aku mendorongmu untuk istirahat. Akan tetapi, sebelum kau bisa menikmati waktu istirahatmu, Shan kembali bangun dan menangis kelaparan. Kaupun kembali menyusui Shan. Kau melakukannya setiap dua jam sekali. Hari pertama berlalu begitu saja, hingga malam tiba. Kemudian tengah malam, jam 2 pagi, jam 4 pagi, dan seterusnya berulang-ulang. Aku berupaya untuk tetap bangun dan menemanimu melewati itu semua. Keesokan harinya. Kau benar-benar kelelahan, putingmu lecet dan sakit. Setiapkali Shan menyusu, aku bisa melihat rasa sakit di wajahmu. Dan Shan terlihat tidak pernah puas menyusu, dia menyedot beberapa kali, lalu menangis lagi.  Kau berjuang keras menyusui Shan, mengabaikan sakit yang kau rasakan. Hingga seorang pengasuh datang dan melihat bahwa saluran ASI-mu tersumbat, kau juga mengalami pembengkakan payudara yang bisa berkembang menjadi mastitis.

Dengan bantuan kompres hangat dan pijatan, saluran ASI yang tersumbat bisa dibuka, aku melihatmu berteriak kesakitan. Namun demi Shan, kau rela menanggungnya. Setelah itu, ASI-mu bisa keluar, dan Shan bisa menyusu dengan kenyang, tapi sakit yang kau rasakan tetap ada.

Perjuangan menyusui tetap berlanjut

Surat cinta suami kepada istrinya yang menyusui sang buah hati. Copyright: BambooShoots Photography Minggu pertama berlalu begitu saja. Dalam urusan menyusui, kau melakukan segalanya yang kau bisa untuk membuat suplai ASi-mu tetap cukup untuk Shan. Kau makan semua makanan booster ASI, meskipun kau tak menyukainya.  Namun, masalah lain datang. Kau mengalami suplai ASI berlebihan, sehingga payudaramu membengkak dan membuatmu tidak nyaman hingga sulit tidur. Akan tetapi kau tetap menyusui dan memompa ASI, membuat putingmu semakin lecet. Seminggu berlalu, kita mulai bisa menghadapi rutinitas yang sama setiap harinya. Menyusui setiap 3 jam sekali. Menyusui, mengganti popok, tidur. Begitulah terus berulang. Puting lecet, payudara bengkak, rasa sakit, semua itu kau hadapi. Dan aku sebagai suami tak berguna hanya bisa duduk mendampingimu melewati itu semua. Setelah dua minggu, kita berdua kembali mulai bekerja. Kau memiliki perusahaan start-up, demikian pula aku. Aku pergi ke kantor, sedangkan kau kerja dari rumah. Kau kekurangan satu orang untuk membantu mengurus Shan.  Aku minta maaf, karena tidak bisa di rumah lebih lama. Aku sadar kau pasti lebih stres mengurus Shan sendirian.

Dua minggu kemudian

Surat cinta suami kepada istrinya yang kagum melihat perjuangan sang istri menyusui. Copyright: BambooShoots Photography

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu kau mulai pergi ke kantor, walau cuma setengah hari. Aku bisa melihat perjuanganmu, menghabiskan setengah hari merawat bayi yang kau cintai, dan dengan sukarela harus meninggalkannya. Tapi impian, tujuan dan target perusahaan tidak bisa menunggu. Hal terbaik yang bisa kau lakukan adalah menjadi ibu dan menjadi dirimu sendiri di waktu yang sama. Mencoba membuat anakmu merasa bangga pada orangtuanya. Kadang, kau harus mengikuti rapat di antara waktu menyusui, dan harus memotong rapat tersebut karena ASI-mu rembes dan membasahi pakaianmu. Dan kesakitan saat menyusui masih kau alami. Dan, akupun jatuh sakit. Seakan kau belum cukup kerepotan. Kau mengurusku yang sakit, sambil mengurus Shan, dan juga perusahaan. 

Kau adalah ibu, istri dan CEO yang sangat bisa diandalkan.

Melihat perjuanganmu saat menyusui, godaan untuk menggunakan formula sangatlah tinggi. Kau tidak perlu kesakitan lagi setiapkali waktunya Shan menyusui. Setiap hari kau diberi pilihan itu, akan tetapi, kau lebih memilih rasa sakit, dan kurang tidur demi memberikan ASI pada buah hati kita. Karena itu adalah hal terbaik yang bisa kau berikan padanya. Mungkin saat ini, Shan tidak mengerti, tapi kelak ketika dia juga menjadi ibu, dia akan memahaminya. Meskipun kau melakukan semuanya tanpa pamrih. Lalu, suatu hari kau mulai melihat, Shan tidur lebih lama saat malam, dan tiba-tiba dia tidur sepanjang malam tanpa terbangun. Suplai ASI-mu menjadi lebih teratur, dan rutinitas pun terbangun. Kau menjadi lebih kuat, kau berhasil melewatinya, dan kau pun menjadi lebih cekatan. Kau bisa memegang Shan di satu tangan sambil menyusuinya, sembari membuat conference call, dan menulis daftar belanjaan untukku di waktu yang sama. Kau sadar kau bisa melakukannya dengan baik, bahwa kau bisa melakukan lebih dari yang kau kira. Bahwa kau pernah mendekati titik terbawah namun kau berhasil melewatinya tanpa menyerah.  Kau menjadi orang yang lebih hebat dari sebelumnya. Selamat pekan menyusui sedunia, istriku yang luar biasa Dengan penuh cinta. Suamimu, Darius
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

(Surat dari Darius, suami dari Roshni Mahtani, CEO theAsianparent)

Diterjemahkan dari artikel Darius Cheung di theAsianparent Singapura

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani