Menyusui adalah proses penuh perjuangan bagi seorang wanita, dan para suami yang benar-benar terlibat dan melihat proses menyusui, pastinya akan merasa kagum melihat kegigihan sang istri memberi ASI pada buah hati mereka. Berikut adalah surat cinta suami kepada istrinya yang berjuang keras memberi ASI pada sang buah hati.
Surat cinta suami kepada istrinya yang menyusui dengan penuh kasih
Darius, memiliki seorang putri bernama Shan. Saat putrinya tersebut baru lahir, dia tidak hanya jatuh cinta pada si putri kecil, namun ia dibuat jatuh cinta berulangkali pada istrinya, Roshni. Apalagi setelah melihat sang istri menyusui Shan dengan penuh kasih.
Berikut adalah ungkapan isi hati Darius untuk istrinya, Roshni.
Dear istriku, Selama 3 bulan terakhir, aku melihatmu menyusui bayi kita. Aku belajar banyak hal baru, dan ada 5 hal yang paling menonjol dari semuanya.
Menyusui seperti berlari 10 kilometer setiap hari.
Selama menyusui, kau membakar 1000 kalori setiap hari. Meski kelihatannya kau diam saja, tapi setiap hari kau bagaikan berlari 10 kilometer.Menyusui adalah keajaiban biologis.
Perjuangan sebenarnya baru dimulai
Sebelum kau sempat beristirahat, Shan mulai menangis minta menyusu. Dan kaupun berusaha keras menyusuinya, namun Shan terlihat tidak puas. Kaupun mencoba lagi, Shan sudah melakukan pelekatan, dia mulai menyedot, dan aku melihat ringisan yang coba kau sembunyikan. Namun kita tetap tidak yakin apakah Shan benar-benar puas menyusu. Tapi entah bagaimana dia sedikit tenang dan kembali tidur. Aku bisa melihat betapa lelahnya dirimu, aku mendorongmu untuk istirahat. Akan tetapi, sebelum kau bisa menikmati waktu istirahatmu, Shan kembali bangun dan menangis kelaparan. Kaupun kembali menyusui Shan. Kau melakukannya setiap dua jam sekali. Hari pertama berlalu begitu saja, hingga malam tiba. Kemudian tengah malam, jam 2 pagi, jam 4 pagi, dan seterusnya berulang-ulang. Aku berupaya untuk tetap bangun dan menemanimu melewati itu semua. Keesokan harinya. Kau benar-benar kelelahan, putingmu lecet dan sakit. Setiapkali Shan menyusu, aku bisa melihat rasa sakit di wajahmu. Dan Shan terlihat tidak pernah puas menyusu, dia menyedot beberapa kali, lalu menangis lagi. Kau berjuang keras menyusui Shan, mengabaikan sakit yang kau rasakan. Hingga seorang pengasuh datang dan melihat bahwa saluran ASI-mu tersumbat, kau juga mengalami pembengkakan payudara yang bisa berkembang menjadi mastitis.
Dengan bantuan kompres hangat dan pijatan, saluran ASI yang tersumbat bisa dibuka, aku melihatmu berteriak kesakitan. Namun demi Shan, kau rela menanggungnya. Setelah itu, ASI-mu bisa keluar, dan Shan bisa menyusu dengan kenyang, tapi sakit yang kau rasakan tetap ada.
Perjuangan menyusui tetap berlanjut
Dua minggu kemudian
Lalu kau mulai pergi ke kantor, walau cuma setengah hari. Aku bisa melihat perjuanganmu, menghabiskan setengah hari merawat bayi yang kau cintai, dan dengan sukarela harus meninggalkannya. Tapi impian, tujuan dan target perusahaan tidak bisa menunggu. Hal terbaik yang bisa kau lakukan adalah menjadi ibu dan menjadi dirimu sendiri di waktu yang sama. Mencoba membuat anakmu merasa bangga pada orangtuanya. Kadang, kau harus mengikuti rapat di antara waktu menyusui, dan harus memotong rapat tersebut karena ASI-mu rembes dan membasahi pakaianmu. Dan kesakitan saat menyusui masih kau alami. Dan, akupun jatuh sakit. Seakan kau belum cukup kerepotan. Kau mengurusku yang sakit, sambil mengurus Shan, dan juga perusahaan.
Kau adalah ibu, istri dan CEO yang sangat bisa diandalkan.
Melihat perjuanganmu saat menyusui, godaan untuk menggunakan formula sangatlah tinggi. Kau tidak perlu kesakitan lagi setiapkali waktunya Shan menyusui. Setiap hari kau diberi pilihan itu, akan tetapi, kau lebih memilih rasa sakit, dan kurang tidur demi memberikan ASI pada buah hati kita. Karena itu adalah hal terbaik yang bisa kau berikan padanya. Mungkin saat ini, Shan tidak mengerti, tapi kelak ketika dia juga menjadi ibu, dia akan memahaminya. Meskipun kau melakukan semuanya tanpa pamrih. Lalu, suatu hari kau mulai melihat, Shan tidur lebih lama saat malam, dan tiba-tiba dia tidur sepanjang malam tanpa terbangun. Suplai ASI-mu menjadi lebih teratur, dan rutinitas pun terbangun. Kau menjadi lebih kuat, kau berhasil melewatinya, dan kau pun menjadi lebih cekatan. Kau bisa memegang Shan di satu tangan sambil menyusuinya, sembari membuat conference call, dan menulis daftar belanjaan untukku di waktu yang sama. Kau sadar kau bisa melakukannya dengan baik, bahwa kau bisa melakukan lebih dari yang kau kira. Bahwa kau pernah mendekati titik terbawah namun kau berhasil melewatinya tanpa menyerah. Kau menjadi orang yang lebih hebat dari sebelumnya. Selamat pekan menyusui sedunia, istriku yang luar biasa Dengan penuh cinta. Suamimu, Darius
(Surat dari Darius, suami dari Roshni Mahtani, CEO theAsianparent)
Diterjemahkan dari artikel Darius Cheung di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Foto ini Membuktikan Bahwa Suami Dapat Membantu Ibu Menyusui