Agama Islam mengajarkan agar umatnya menghindari bermegah-megahan dan terlalu membanggakan diri dalam hidup di dunia ini. Ayat yang memuat tentang pesan tersebut, salah satunya adalah surat At Takatsur. Surat At Takatsur tergolong ke dalam surat pendek lantaran jumlah ayatnya yang lebih sedikit dibandingkan jumlah ayat pada surat lainnya.
Surat At Takatsur adalah surah ke-102 dalam Al Quran. Surah ini diturunkan sesudah surat Al Kautsar, terdiri dari 8 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah.
At Takatsur berarti bermegah-megahan, yang juga menjadi nama surat, diambil dari perkataan yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Artikel terkait: 23 Surat Pendek yang Bisa Dibaca untuk Salat, Ajarkan pada Si Kecil!
Bacaan Surat At Takatsur Arab dan Latin Beserta Artinya
Berikut ini bacaan surat At Takatsur
بِسْــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِـــــــــــــــــــــــيمِ
(1) Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
(2) sampai kamu masuk ke dalam kubur. حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
(3) Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
(4) kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui, ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
(5) Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
(6) niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
(7) kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
(8) kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
Surat At Takatsur Diturunkan di Kota Makkah
Dikutip dari bersamadakwah.net, surat At Takatsur tergolong surat Makkiyah yang artinya diturunkan di kota Makkah. Para ulama sempat berselisih pendapat masa turunnya surat ini, tetapi mayoritas berpendapat surat ini adalah Makkiyah.
Artikel terkait: 17 Surat Pendek Juz Amma, Yuk Mulai Ajarkan pada Si Kecil, Parents!
Makna Surat At Takatsur
Surat At Takatsur diturunkan untuk memberi peringatan keras kepada orang-orang yang bermegah-megahan dan membangga-banggakan harta. Saling berlomba memamerkan kesenangan dunia, dan lupa pada nikmat akhirat.
Asal-usul lain turunnya surat At Takatsur yang juga dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Munir, bahwa Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah. Dia mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan dua kabilah dari kalangan kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani Harits. Mereka saling berbangga dan memperbanyak harta.”
Satu kabilah mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan bin fulan?” Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Mereka saling berbangga dengan menyebut orang-orang yang masih hidup.
Kemudian mereka berkata, “Mari ikutlah kami ke kuburan.” Lantas salah satu dari dua kabilah itu mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan bin fulan?” Mereka berkata saling menunjuk-nunjuk kuburan tersebut. Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Lalu Allah menurunkan Surat At Takatsur.
Riwayat ini juga menjadi hujjah bagi yang berpendapat surat ini Madaniyah. Namun karena riwayat ini dinilai lemah, pendapat itu banyak ditolak.
Artikel terkait: Tafsir Surat Al Humazah, Peringatan Keras Bagi yang Suka Ngerumpi
Tafsir At Takatsur
Tafsir surat At Takatsur berikut ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.
Pokok isi dari surat At Takatsur adalah mengecam orang-orang yang lengah pada gemerlap dunia dan bangga pada harta yang bersifat fana. Dalam surat ini juga mengingatkan tentang kesudahan atau akhir dari hidup di dunia.
Ayat 1
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
Hasan Al Basri menafsirkan, bermegah-megahan dan saling berbangga dalam ayat ini adalah dengan harta dan anak-anak.
Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili menafsirkan, kalian disibukkan oleh berbangga-bangga dengan harta, keturunan dan kawan. Sibuk dengan memperbanyak hal itu memalingkan kalian dari beribadah kepada Allah dan beramal untuk akhirat.
Ayat 2
“Sampai kamu masuk ke dalam kubur.”
Orang yang dikecam oleh Allah terus sibuk dan lalai dalam berbangga-bangga serta bermegahan hingga ia mati dan masuk ke kubur. Padahal, harta yang dikumpulkan dan dibangga-banggakan itu tidak akan dibawa ke alam kubur.
Ayat 3
“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),”
Pada ayat ini Allah mengingatkan agar tidak melakukan perbuatan itu, yakni berbangga-bangga dan saling berlomba memperbanyak harta.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, “Berbangga-bangga dan saling bermegahan itu menyebabkan saling tidak menyapa, hasud, benci, menelantarkan amalan akhirat dan umat serta tidak memperbaiki budi pekerti. Kalian akan mengetahui semua itu kelak pada hari kiamat.”
Ayat 4
“dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.”
Al Hasan mengatakan bahwa dalam ayat ini terkandung pengertian ancaman sesudah ancaman. Jangan sekali-kali melakukan perbuatan berbangga-bangga dan saling berlomba memperbanyak harta. Sebab kelak kalian akan mengetahui akibatnya.
Ayat 5
“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,”
Ibnu Katsir menjelaskan, jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya, niscaya tidak akan terlena dengan memperbanyak harta hingga lupa mencari pahala akhirat. Sampai kalian masuk ke kubur.
Artikel terkait: Bacaan Surat Al Ashr, Keutamaan dan Manfaatnya untuk Diajarkan pada Anak
Ayat 6
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,”
Menurut penjelasan Ibnu Katsir, di ayat ini Allah mengancam mereka dengan memperlihatkan neraka Jahiim. Ketika neraka bergolak dengan sekali golak. Maka menyungkurlah semua malaikat terdekat karena takut menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan itu.
Ayat 7
“dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.”
Ainul yaqin adalah mengetahui secara yakin. Yakni karena telah melihat dengan mata kepala sendiri. Saat seseorang dimasukkan neraka, saat itu ia benar-benar mengetahui secara yakin bahwa neraka yang selama ini dilalaikannya ternyata ada dan siap membakar mereka.
Neraka bagi orang-orang kafir adalah tempat tinggal selamanya. Sedangkan bagi mukmin yang masuk ke sana, ia hanya tempat tinggal sementara karena ia pasti akan dimasukkan ke dalam surga.
Ayat 8
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
Hasan Al Basri berkata, “Dahulu para salafus salih mengkategorikan sarapan pagi seseorang dan makan malamnya sebagai kenikmatan.” Lantas bagaimana dengan kita yang makannya tiga kali, memiliki rumah, kendaraan, gadget dan beragam kenikmatan lainnya?
“Kalian benar-benar akan dimintai pertanggungjawaban di hari itu tentang mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian,” kata Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat ini.
“Seperti kesehatan, keamanan, rezeki dan lain sebagainya. Apakah kalian bersyukur dan beribadah kepada-Nya?”
Bahkan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan lebih rinci. “Sungguh kalian akan ditanya tentang nikmat-nikmat itu. Dari mana kalian peroleh? Ke mana kalian belanjakan?
Apakah kalian peroleh melalui ketaatan dan kalian gunakan untuk ketaatan? Ataukah kalian peroleh melalui kemaksiatan lalu kalian gunakan untuk kemaksiatan pula?
Apakah kalian peroleh secara halal dan kalian gunakan untuk yang halal? Atau kalian peroleh secara haram dan kalian gunakan untuk yang haram?
Apakah kalian mensyukurinya? Apakah kalian tunaikan kewajibannya? Apakah kalian gunakan juga untuk kepentingan masyarakat atau kalian nikmati sendiri?”
Demikianlah bacaan dan tafsir surat At Takatsur. Semoga menjadi bagi kita untuk hidup bersahaja dan menghindari bermegah-megahan.
Baca juga:
7 Keutamaan Surat Al-Kautsar dan Maknanya, Bisa Diajarkan pada Si Kecil
Bacaan Lengkap Surah Al Insyirah, Hilangkan Kesulitan dalam Kehidupan
Bacaan Surat Al-Falaq Lengkap dan Keutamaannya untuk Diajarkan kepada Anak