Sub varian baru dari Omicron COVID-19, yakni subvarian BA.1.1, ditemukan di China. Dilansir dari Quartz, subvarian ini dikatakan baru karena berbeda dengan data subvarian lain yang ada di database varian global.
Pertama kali subvarian BA.1.1 ditemukan dalam kasus COVID-19 ringan di Suzhou, sebuah kota di sebelah Shanghai. Berikut ulasan lengkap tentangnya.
Mengenal Subvarian BA.1.1, Varian Corona Terbaru
Menurut US News, subvarian ini memiliki tingkat penularan yang lebih rendah daripada subvarian BA.2. Seperti diberitakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), subvarian BA.2 telah menyebabkan sekitar 86% dari kasus COVID-19 secara global.
Meski demikian, para ahli mengatakan bahwa subvarian BA.2 tidak menyebabkan gejala yang parah. Kendari begitu, para ahli tetap khawatir varian baru ini akan menjadi ancaman baru.
Banyak pihak mengatakan, penemuan subvarian BA.1.1 ini merupakan peringatan bahwa kemungkinan akan ada kemunculan subvarian-subvarian lainnya. Meski demikian, penelitian mengenai subvarian BA.1.1 masih cukup terbatas.
Pemerintah China memang tengah menghadapi rekor baru kasus COVID-19. Mereka mencatat ada 13.146 kasus COVID-19 baru pada hari Minggu (3/4).
Jumlah tersebut merupakan kasus tertinggi sejak COVID-19 menyerang negara tersebut. Namun, dari jumlah tersebut, 11.691 di antaranya tidak menunjukkan gejala apa pun.
Artikel terkait: Mengenal Varian XE COVID-19, Lebih Menular dari Omicron
Sebabkan Lonjakan Kasus di Tiongkok
Pihak berwenang mengatakan bahwa lonjakan kasus tertinggi disebabkan oleh subvarian BA.2. Lonjakan kasus terbesar ada di Kota Shanghai dengan 438 kasus lokal yang dikonfirmasi dan 7.788 kasus tanpa gejala.
Wakil Perdana Menteri China, Sun Chunlan, melakukan kunjungan resmi ke kota tersebut untuk membantu memerangi virus tersebut. Sun mengatakan bahwa harus ada tindakan tegas dan cepat dalam memerangi wabah Omicron.
“Ini adalah tugas berat dan tantangan besar untuk memerangi varian Omicron sambil mempertahankan operasi normal fungsi inti di kota besar,” kata Sun yang dikutip dari Newsweek.
Di samping itu, Zhang Boli, seorang akademisi dari Akademi Teknik China dan kepala Universitas Pengobatan Tradisional China (TCM) Tianjin menambahkan bahwa persentase kasus tanpa gejala yang tinggi disebabkan oleh karakteristik dari varian yang cepat menular.
Senada, Chen Erzhen selaku wakil kepala Rumah Sakit Ruijin di Shanghai dalam sebuah wawancara dengan People’s Daily mengatakan bahwa orang-orang yang terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala dianjurkan untuk melakukan karantina mandiri di rumah mereka masing-masing.
Dalam menghadapi lonjakan kasus tersebut, Kota Shanghai pun dibantu oleh berbagai provinsi tetangga. Mereka mengirimkan tenaga medis dari Jiangsu dan Zhejiang membantu dalam pengujian asam nukleat dan pembangunan gedung rumah sakit darurat.
Selain itu, makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya dikirim ke Shanghai untuk memastikan penduduk setempat menjaga keadaan normal. Demikian penjelasan terkait penemuan Subvarian BA.1.1, semoga wabah ini lekas musnah dari muka bumi.
Baca juga:
Ditemukan Lagi Varian Baru Covid-19, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Muncul Varian Baru COVID-19 IHU Setelah Omicron, Ini Faktanya
Wajib Tahu! Perbandingan Varian COVID-19, Manakah yang Paling Berbahaya?