Suara Mendesah Bikin Gairah Seksual Meningkat? Ini Faktanya

Benarkah suara mendesah tanda ketertarikan seksual dan bisa tingkatkan gairah seks?

Ada ungkapan yang mengatakan dari mata turun ke hati. Artinya, cinta timbul setelah merasakan getaran saat memandang mata lawan jenisnya. Tapi bagaimana jika getaran itu datang setelah Anda mendengar suaranya? Apa benar jika ada yang mengatakan, suara mendesah tanda ketertarikan seksual terhadap lawan jenis?

Kalau tertarik secara seksual lewat suara ternyata memang bisa, dan bahkan, sering terjadi. Yuk, disimak penjelasannya di sini!

Suara Mendesah Tanda Ketertarikan Seksual? Apa Iya?

Penjelasan Ilmiah: Tertarik secara Seksual Lewat Suara Mendesah

Bagaimana ceritanya Anda bisa tertarik secara seksual dengan pasangan yang sekarang? Apakah karena penampilannya yang menarik, sikapnya yang perhatian, itu adalah cinta pada pandangan pertama, atau “Entah apa yang membuat saya menyukainya. Kami hanya merasa ‘klik’ saja!”  

Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa suara juga bisa menimbulkan ketertarikan seksual pada lawan jenis. Bagaimana sebuah suara dapat melakukan hal tersebut?

Melansir WebMD, penelitian yang dilakukan tahun 2010 oleh Susan Hughes, Ph.D, seorang profesor psikologi Amerika Serikat (saat itu beliau masih asisten profesor psikologi di Albright College), menyebutkan, dengan merendahkan suara Anda dapat mengomunikasikan hasrat seksual.

“Suara dapat mengomunikasikan informasi sosial dan biologis yang dapat menunjukkan apakah seseorang bergairah atau sebaliknya,” kata Susan.

Hal tersebut dilakukan Susan melalui sebuah penelitian pada beberapa mahasiswanya.

Artikel terkait: 6 Tanda Suami Kangen Istri, Bunda Wajib Tahu Nih!

Ketertarikan Seksual Tak Harus secara Fisik

Penelitian ini dilakukan dengan memelajari perilaku 45 mahasiswa di Albright College (20 pria dan 25 wanita). Di mana sejumlah 79 persen berasal dari kelompok berkulit putih, 12,5 persen Afrika-Amerika, 6,3 persen dari Asia, dan 2,1 persen adalah Hispanik. Usia mereka rata-rata sekitar 21 tahun.

Para responden melakukan survei dengan telepon menggunakan Skype. Mereka berkomunikasi sambil melihat gambar wajah frontal lawan jenisnya. Maksudnya ‘wajah frontal’ adalah, potret wajah buruk seseorang dengan menggunakan akun fiktif di internet. Suara mereka kemudian direkam dan dianalisis oleh Susan dan timnya.

“Kami menemukan bahwa kedua jenis kelamin –baik itu laki-laki atau perempuan- menggunakan suara bernada rendah dan menunjukkan tingkat gairah fisiologis yang lebih tinggi saat berbicara dengan lawan jenis yang lebih menarik,” kata Susan menjabarkan hasil penelitiannya.

Artikel terkait: “Mengapa suami tidak lagi tertarik padaku?” Kenali 7 penyebabnya berikut ini

‘Suarah Mendesah’ Tak Selalu Berarti Tertarik

Hal ini membuktikan bahwa ketertarikan seksual tidak hanya bisa terjadi melalui visual (tertarik secara fisik), tapi juga suara. Suara dapat mengkomunikasikan banyak informasi sosial dan biologis yang bisa meningkatkan (turn-on) atau menurunkan (turn-off) gairah seseorang.

Tadinya Susan mengira, kelompok perempuan akan menurunkan nada suaranya –tentunya dengan tujuan agar mereka terdengar lebih feminin oleh lawan jenisnya. Ternyata tidak selalu berarti seperti itu.

“Tampaknya, ada stereotip umum dalam budaya kita yang menganggap suara wanita seksi sebagai suara yang serak, bernapas (mendesah), dan bernada rendah. Ketika seorang wanita secara alami merendahkan suaranya, itu mungkin dianggap sebagai upayanya untuk terdengar lebih menggoda atau menarik, dan karena itu berfungsi sebagai sinyal ketertarikan romantisnya,” kata Hughes.

“Ini menunjukkan bahwa motivasi untuk menampilkan suara wanita yang seksi atau menggoda dapat bertentangan (atau bisa berbeda) dengan motivasi untuk terdengar lebih feminin,” katanya lagi.

Artikel terkait: Jangan Takut Mendesah Saat Bercinta! Ini 5 Manfaat yang Bisa Parents Rasakan

Suara Bisa Memanipulasi Perasaan

Hasil temuan Susan ini sudah dipublikasikan di Journal of Nonverbal Behavior pada tahun 2010.

Dalam jurnal tersebut Susan juga menjelaskan bahwa individu bisa memanipulasi suara mereka saat berbicara dengan orang yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda.

Misalnya saja ketika seseorang berbicara kepada atasan dan bawahannya. Suaranya cenderung lebih kompeten ketika ia berbicara dengan atasannya dibandingkan ketika ia berbicara dengan bawahan atau rekan kerjanya.  

Cepat Klik karena Aksen yang Sama

Menurut penelitian dari Universitas British Columbia di Kanada, seseorang cenderung lebih mudah tertarik atau bercengkrama jika memiliki aksen, intonasi, timbre (warna nada) yang sama dengan lawan jenisnya.

Daily Mail menulis tentang penelitian lain yang dilakukan Markus Koppensteiner, seorang antropolog dari University of Vienna. Markus mengatakan, seorang pria dapat menilai seberapa menarik seorang wanita hanya dengan mendengarkan ia berbicara. Dan dalam penelitian tersebut disebutkan, wanita yang dinilai memiliki wajah cantik pasti juga memiliki suara yang dianggap menarik oleh pria.

Penelitian Markus dilakukan dengan memotret wajah orang berusia rata-rata 24 tahun dan merekam suara mereka. Kemudian ia bertanya kepada dua kelompok pria yang berbeda –berusia rata-rata di pertengahan 20. Tiap kelompok mendapat tugas berbeda. Kelompok A menilai seberapa besar ketertarikan mereka pada wajah di foto, dan kelompok B menilai ketertarikan mereka pada suara dari 24 perempuan tersebut.

Hasilnya, wanita-wanita cantik yang dipilih oleh kelompok A ternyata juga dipilih oleh kelompok B sebagai suara terbaik (yang diduga dimiliki wanita cantik).

Inilah fakta mengenai benar tidaknya suara mendesah tanda ketertarikan seksual terhadap lawan jenis. Hmm, kalau Anda sendiri bagaimana, Parents? Apakah dulu di masa pendekatan dengan pasangan, Anda lebih sering merendahkan suara Anda?

Baca juga:

id.theasianparent.com/suara-anak-laki-laki-berubah

id.theasianparent.com/pelukan-mesra

id.theasianparent.com/film-dewasa-thailand