Pasangan suami istri saling setia sehidup semati hingga maut memisahkan. Siapa, sih, yang tidak menginginkan hal ini? Saat memasuki gerbang pernikahan, saya yakin semua pasangan suami istri memiliki keinginan serupa. Sayangnya, keinginan sering kali tak berbanding lurus pada kenyataan. Tidak sedikit akhirnya suami mengaku selingkuh.
Perselingkuhan sebenarnya tidak hanya dilakukan pihak suami saja. Istri pun bisa melakukannya. Hal ini tentu saja disebabkan oleh beragam faktor. Mulai dari faktor ekonomi, komunikasi yang kian merenggang hingga satu sama lain merasa diabaikan. Atau, karena faktor sosial media?
Faktanya, zaman teknologi yang kian berkembang ini, sosial media memang bisa berisiko memicu terjadinya perselingkuhan.
Berbicara mengenai suami selingkuh, belum lama ini, Sandra, sebut saja begitu, mengaku bahwa pernikahannya telah di ujung tanduk. Setelah setahun belakangan dirinya mencurigai suaminya memiliki hubungan dengan wanita lain, ia pun berusaha keras mencari tahu apakah dugaannya benar atau tidak.
Hal ini dilakukan hanya karena ia tidak ingin pernikahannya hancur. Ia masih begitu menyayangi lelaki yang telah memberikannya dua orang anak perempuan.
Nyatanya, dugaannya tepat. Dalam satu kesempatan, ia mencoba mengajak suaminya berbicara dari hati ke hati. Rasa ego dan amarah yang kian membucah berusaha ia tekan sedalam-dalamnya.
Sang suami mengaku selingkuh.
Sandra pun menjadi paham bahwa mengapa beberapa bulan belakangan ini ia sering kali merasa diabaikan. Satu pertanyaan langsung terbersit di benak Sandra, apa yang harus saya lakukan sekarang?
Mendengar pengakuan suami telah berselingkuh, jelas bukan hal mudah dan bisa dicerna dengan kepala dingin.
Namun, pakar hubungan pernikahan mengingatkan bahwa saat suami mengaku selingkuh, istri perlu mengingat satu hal. Suami masih bisa jujur, mengatakan yang sebenarnya dan mengakui kesalahannya.
Tak hanya itu, psikolog atau pun pakar hubungan pernikahan pun menyarankan Anda mengingat beberapa hal-hal di bawah ini :
1. Tak perlu berkata kasar
Marah, emosi, kecewa, tentu perasaan yang sangat wajar dialami saat mendengar suami mengaku selingkuh. Biasanya, saat marah, perempuan sering memberikan reaksi keras dan mengatakan hal-hal jahat untuk menyakiti suami, bahkan kalimat yang bisa membuat harga dirinya pun terinjak injak.
Suami telah berselingkuh. Suami telah menyakiti hati istri. Kondisi ini memang tidak akan mudah dilalui, tetapi cobalah menghindari berbicara kasar kepada suami atau menyakitinya secara fisik. Hal ini justru akan membuat situasi yang sudah buruk menjadi lebih buruk lagi.
Jika merasa sulit mengelola kemarahan Anda, yang terbaik adalah mencari bantuan profesional atau mencari jalan keluar yang aman untuk melampiaskan kemarahan Anda.
Ingin menangis? Menangislah sepuasnya dan utarakan betapa kecewanya Anda. Namun, tak perlu mengeluarkan kata-kata kasar.
2. Cari waktu untuk sendiri
Menghadapi perselingkuhan yang dilakukan suami tentu akan menyakitkan. Saat mendengarnya, bukan tidak mungkin Anda akan mengekspresikan luapan emosi dengan kata-kata kasar. Pada titik ini, pikiran dan perasaan Anda akan mengamuk. Anda akan merasa marah, tertekan, sedih, dan bahkan putus asa. Luangkan waktu untuk sendiri, terpisah dari suami Anda.
Jika memungkinkan, mintalah seseorang menjaga anak-anak. Ambil kesempatan untuk pergi ke suatu tempat yang tenang dan merenungkan situasi.
Jika Anda tidak ingin sendirian, pergilah ke keluarga, sahabat, atau pemimpin agama di mana Anda bisa melakukan konsultasi. Hal ini perlu dilakukan untuk membantu memproses secara emosional dengan peristiwa yang baru dialami.
3. Menilai perselingkuhan
Coba cari tahu, apakah perselingkuhan tersebut hanya perselingkuhan fisik? Atau sudah mengkibatkan hati?
Keduanya memang salah. Tetapi perselingkuhan yang terjadi hanya sebentar tanpa melihatkan hati mendalam, tentu saja akan lebih muda diterima. Hubungan perselingkuhan akan lebih sulit dihadapi jika suami mengaku memiliki perasaan kuat atau bahkan telah jatuh cinta pada perempuan lain.
Jika dia bersedia menyelesaikan masalah dan telah mengakhiri perselingkuhannya, Anda mungkin melihatnya sebagai peluang untuk menyelamatkan pernikahan.
Jika Anda pikir bisa memaafkannya dan ingin bekerja sama membangun kembali pernikahan, maka jangan lupa untuk melakukan hal ini :
1. Ekspresikan perasaan Anda kepada suami. Katakan padanya betapa sakitnya perasaan Anda dan bahwa Anda bersedia memaafkannya jika dia menghentikan perselingkuhannya untuk selamanya. Ingatkan suami untuk menjadi pasangan yang lebih baik. Saling jujur untuk menjaga komitmen pernikahan.
2. Minta bantuan dari penasihat pernikahan. Mencari bantuan ahli dalam membangun kembali dan memperkuat pernikahan Anda untuk menghindari perceraian. Konselor juga dapat membantu Anda mengatasi masalah-masalah yang berisiko menyebabkan kehancuran pernikahan.
3. Maafkan pasangan Anda. Ini mungkin sulit tetapi Anda perlu memaafkan dan membangun kepercayaan kembali. Memahami bahwa memaafkan tidak sama dengan melupakan. Kedua belah pihak harus menyadari bahwa melupakan membutuhkan lebih banyak waktu, upaya dan tentu saja komitmen yang kuat.
Referensi artikel : theAsianparentSingapura
Baca juga:
"Saya membongkar perselingkuhan calon suami di hari pernikahan kami"