Agar berprestasi secara akademik, para siswa memang harus rajin belajar. Sayangnya, belajar secara berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan lo. Bahkan seorang siswi asal Cina, mengalami stres karena belajar hingga rambutnya rontoh dan nyaris botak.
Simak kisah selengkapnya berikut ini
Stres karena belajar terlalu keras, rambut anak ini rontok parah
Seorang gadis berusia 13 tahun datang ke rumah sakit di Cina selatan karena kepala, alis serta bulu matanya hampir botak.
“Pasien datang dengan topi dan terlihat sangat tidak percaya diri,” ungkap Shi Ge, seorang dokter kulit di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, China.
Gadis itu sangat berprestasi di sekolah dasar, tetapi nilainya turun saat di sekolah menengah pertama. Karena nilainya menurun, orangtuanya pun menuntut agar gadis itu untuk belajar lebih keras.
Sayangnya, karena belajar dengan sangat keras, gadis itu pun mengalami stres, dan rambutnya mengalami kerontokan yang parah.
Untungnya, seiring perawatan medis yang didapatkannya, rambut anak yang giat belajar itu tumbuh kembali.
Atas kejadian yang dialami siswi ini, diharapkan lebih banyak siswa di China yang akan konsultasi ke dokter untuk mengatasi rambut rontok yang disebabkan oleh stres.
Artikel terkait: Cukur rambut bayi sampai botak, haruskah dilakukan? Ini jawaban pakar
Komentar dokter tentang banyaknya anak muda yang alami kerontokan rambut
Jia Lijun, seorang dokter di Rumah Sakit Shenzhen Traditional Chinese Medicine, mengatakan bahwa selain dari faktor genetika, faktor-faktor seperti stres dalam pekerjaan, pendidikan dan kehidupan, akan menyebabkan ketidakseimbangan endokrin yang mempengaruhi siklus pertumbuhan rambut.
Dan pada bulan Januari, survei terhadap 1.900 orang di China menemukan bahwa, 64,1 persen orang berusia antara 18 dan 35 mengatakan mereka mengalami kerontokan rambut, susah tidur, dan tekanan mental, akibat jam kerja yang panjang dan tidak teratur
Shi mengatakan bahwa semakin banyak anak muda datang kepadanya untuk perawatan rambut rontok dalam beberapa tahun terakhir. Mereka yang mengalami kerontokan rambut biasanya bekerja di bidang teknologi informasi, dan white-collar jobs (pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus).
“Pekerja yang mengalami rambut rontok biasanya tidak bisa tidur nyenyak di malam hari. Mereka juga biasanya melakukan diet yang tidak teratur karena sering melakukan perjalanan bisnis,” kata Shi.
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 oleh AliHealth juga menemukan bahwa, 36,1 persen orang Cina yang lahir pada 1990-an mengalami kerontokan rambut, dibandingkan dengan 38,5 persen yang lahir pada 1980-an.
Artikel terkait: Ini Cara Mewarnai Rambut Secara Alami yang Aman untuk Ibu Hamil
Nah, Parents. Semoga kisah ini bisa menyadarkan kita sebagai orangtua agar tidak terlalu menuntut anak dalam hal belajar. Mereka juga butuh bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Jangan sampai dia stres dan mengalami masalah kesehatan seperti kisah anak di atas.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Sumber: AsiaOne
Baca juga:
Rambut Rontok Parah saat Hamil? Ini 5 Bahan Alami untuk Mengatasinya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.