Generasi Alpha merupakan generasi baru yang terlahir di permulaan abad yang baru. Bahkan pencetus sebutan “Generasi Alpha” juga memilih nama ini karena generasi yang lahir mulai tahun 2010 ini hadir di tengah-tengah era yang benar-benar baru. Inilah salah satu alasan mengapa strategi pembelajaran yang sebaiknya Mam terapkan di rumah untuk anak usia dini tak bisa disamakan dengan metode belajar yang Mam terima dahulu.
Ada beberapa hal yang harus Mam perhatikan saat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mendidik anak usia dini di rumah.
Metode Belajar yang Efektif Diterapkan di Rumah
Metode belajar yang diterapkan orang tua, harus disesuaikan dengan era kehidupan anak. Apalagi di rumah, orang tua justru menjadi pendidik utama yang berperan penting dalam mengembangkan potensi si Kecil. Lalu seperti apakah strategi pembelajaran yang positif dan efektif diterapkan di rumah agar potensi kecerdasan anak usia dini berkembang optimal? Simak pembahasannya bersama Binky Paramitha Iskandar M.Psi., Psikolog dari Rumah Dandelion berikut ini.
-
Apa kebutuhan dasar anak-anak generasi Alpha yang harus didukung oleh orang tua agar potensinya dapat berkembang?
Anak-anak generasi Alpha (kelahiran tahun 2010 – 2024) lahir dalam dunia digital yang berkembang pesat, hal ini membuat mereka menjadi sangat erat dengan teknologi dan digital, di mana arus informasi dapat begitu mudah dan deras diterima oleh anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk dapat membangun koneksi positif dengan anak, sehingga dapat mengimbangi perkembangan antara perkembangan kognitif anak dengan perkembangan sosial-emosionalnya, sehingga anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dengan adanya koneksi positif tersebut, diharapkan orang tua dapat memberikan stimulasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak.
-
Proses belajar anak generasi Alpha berbeda dengan generasi pendahulu. Seperti apakah metode belajar yang cocok diterapkan di rumah agar potensi dan kecerdasan anak-anak Generasi Alpha dapat berkembang optimal?
Orang tua dapat memberikan metode belajar yang berfokus pada kebutuhan dan tumbuh kembang anak atau banyak disebut sebagai “child-centered learning”. Dalam metode belajar ini tidak hanya dilihat dari satu sisi, tapi sebagai keseluruhan individu yang memiliki kebutuhan akademis, kebutuhan sosial-emosional, kebutuhan fisik, begitu pula kebutuhannya dalam mengembangkan kepribadian.
Dalam belajar, anak diharapkan dapat memiliki kebebasan bereksplorasi, kesempatan mengemukakan pendapat, dan juga berkreasi. Namun, orang tua tetap memiliki andil dalam menerapkan aturan dan batasan yang jelas dan konsisten.
-
Proses belajar seperti apa yang sebaiknya dihindari orang tua saat mendidik anak generasi Alpha agar tak menghambat perkembangan potensinya?
Proses belajar yang sebaiknya dihindari orang tua adalah belajar hanya untuk mencapai hasil tertentu, misalnya belajar hanya untuk mendapatkan nilai bagus ketika ujian, terlepas dari bagaimana cara mendapatkannya.
Sebaiknya, proses belajar diarahkan pada aktivitas yang bersifat kolaborasi dan kooperatif, bukan hanya sekadar kompetisi, sehingga perkembangan sosial dan emosional anak pun dapat ikut berkembang.
Selain itu, anak-anak (terutama pada generasi Alpha) butuh belajar mengenal proses, usaha, dan menjalankan kegiatan belajar dengan utuh. Dengan memahami proses dalam setiap usaha yang dilakukan, anak-anak dapat terlibat aktif dalam belajar memahami kemampuan dirinya, bagaimana cara mengatasi permasalahan, dan juga tidak mudah menyerah apabila menemui tantangan.
-
Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki Generasi Alpha adalah belajar progresif. Apa manfaat utama mengasah kemampuan belajar progresif bagi perkembangan potensi Si Kecil?
Pendidikan progresif merupakan pendidikan yang mengedepankan peran anak sebagai pembelajar aktif, dimana anak diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan sendiri dalam melakukan, menemukan, dan menyimpulkan suatu pengetahuan dengan bimbingan guru maupun orang tua. Pendekatan ini mengedepankan 4 hal, yaitu:
-
- Child-centered learning, dimana proses belajar berpusat pada anak yang mengeksplorasi lingkungannya sebagai wadahnya belajar. Orang tua dan guru bertanggung jawab untuk mempersiapkan kurikulum/lingkungan belajar/program yang bertujuan mengorganisasikan pengalaman yang mengarah pada pertumbuhan menyeluruh, bermutu, beragam & menggugah minat anak.
- Personalized learning atau pembelajaran yang berpegangan pada tahapan perkembangan setiap anak (sebagai individu unik). Program yang diberikan perlu memerhatikan kesiapan anak secara fisik dan psikologis dalam menerima pembelajaran, bukan setiap anak harus bisa menerima pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan.
- Experiential learning, dimana anak mendapatkan kesempatan belajar langsung melalui pengalaman langsung yang sesuai dengan konteks. Dengan belajar seperti ini, anak berkesempatan mendapatkan informasi melalui real life experience dan lebih mudah untuk mengaitkan teori dan mengaplikasikannya dalam menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari.
- Collaborative and Cooperative Learning menjadi hal yang juga dikedepankan dalam pembelajaran progresif ini. Anak didorong untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dan kesempatan belajar melalui interaksi sosial yang dibangun.
-
Apa tips bagi para orang tua agar bisa menerapkan proses belajar progresif secara maksimal di rumah kepada Si Kecil?
Bagi para orang tua yang ingin menerapkan proses belajar progresif di rumah, dapat dimulai dari kegiatan sehari-hari, seperti:
- Melibatkan anak dalam merencanakan beberapa hal di rumah, misalnya menu makan siang di rumah atau mengajak anak diskusi kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan di akhir pekan.
- Berikan kesempatan anak untuk melakukan hal sendiri dan tidak langsung membantu anak ketika ia menemukan masalah dengan mengambil alih perannya. Misalnya: menyuapi anak agar lebih cepat selesai makan karena ia kesulitan menyendok makanan sendiri.
- Ajak anak bermain kegiatan yang merangsang rasa ingin tahunya, misalnya membuat science project di rumah sesuai dengan minatnya saat itu. Misalnya, ketika anak ingin mengetahui mengenai proses terjadinya hujan, ajak anak untuk membuat percobaan sederhana di rumah. Pada anak usia kecil, orang tua bisa mengajak anak mengerjakan project bersama-sama dan menarasikan apa yang terjadi, sedangkan pada anak usia lebih besar berikan kesempatan ia mengobservasi perubahan yang terjadi pada percobaannya dan mencatat apa saja temuan yang ia pelajari dalam project tersebut.
- Lakukanlah hal-hal kecil tersebut secara konsisten, lama kelamaan anak dan orang tua menjadi terbiasa dalam melibatkan anak sebagai individu yang berperan sama pentingnya dengan orang dewasa lain di rumah.
Di tengah-tengah kemajuan teknologi, Mam sebaiknya menerapkan metode belajar yang efektif dan lebih sesuai bagi Si Kecil agar potensi dan kecerdasan dapat berkembang. Salah satunya adalah dengan menerapkan proses belajar progresif di rumah. Memahami metode belajar yang tepat dan mempraktekkan proses belajar progresif akan membantu Si Kecil mengoptimalkan potensinya sejak dini. Jangan lupa ya, Mam, Si Kecil juga butuh dukungan nutrisi yang penting bagi otaknya. S-26 Procal GOLD Multiexcel Alphalipids System siap membantu Mams mendukung Si Kecil #DariBelajarJadiHebat. Mam juga bisa cek website www.wyethnutrition.co.id atau mengikuti Facebook dan Instagram @wyethnutritionid untuk mendapatkan informasi dan inspirasi kegiatan lainnya yang dapat mendukung kegiatan belajar progresif Si Kecil, ya.
Baca juga:
Pendidikan Progresif dan Konvensional: Mana yang Lebih Baik untuk Anak?
Pentingnya Mengasah Kemampuan Anak Belajar Progresif Menurut Psikolog Anak
Penuh tantangan! Ini yang perlu disiapkan Parents dalam membesarkan anak generasi alpha