Takut Anak Sulit Bersosialisasi? Kenali Tahapannya dan Lakukan Tip Psikolog Ini Agar Anak Mudah Berteman

Ada cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengajarkan sosialisasi pada anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Parents sebagai orang dewasa terkadang masih merasa sulit untuk bersosialisasi, pernahkah membayangkan bagaimana sulitnya anak saat harus melakukan sosialisasi dengan teman sebayanya? Padahal, di usia mereka yang masih muda tentu saja belum punya banyak pengalaman.

Agar anak bisa lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain saat tumbuh besar, berikut ini panduan yang diberikan oleh psikolog untuk dilakukan oleh para orang tua.

Artikel terkait: Ide Stimulasi Seru Agar Si Kecil Tetap Bisa Percaya Diri & Pintar Bersosialisasi Meski Hanya di Rumah Saja

Kenali 6 Tahap Sosialisasi pada Anak

Sumber: Freepik

Seperti keterampilan lainnya yang dimiliki anak, sosialisasi juga memiliki tahapan. Dengan mengetahui hal ini, orang tua jadi mengerti kapan anaknya memang memiliki masalah dalam berteman dengan orang lain atau tidak.

Berikut adalah tahapan sosialisasi pada anak, seperti yang dijelaskan oleh psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi.

1. Anak di Bawah Usia 2 Tahun

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat di usia ini, selain asik bermain dengan permainannya sendiri, anak lebih suka mengamati orang lain bermain. Jadi, mereka sama sekali belum bisa diajak bermain, apalagi bersosialisasi dengan bermain bersama dengan teman sebaya atau bahkan yang lebih tua.

2. Anak Usia 2 Tahun

Menurut psikolog yang biasa dipanggil Mbak Nina ini, di usia 2 tahun anak lebih menyukai solitary play, bermain sendiri, dan fokus pada mainannya sendiri.

Tak jauh berbeda dengan saat usianya masih di bawah 2 tahun. Anak belum bisa untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Anak Usia 3 Tahun

Sumber: Freepik

Mbak Nina menyebut anak di tahapan ini dengan onlooker play kid atau senang menonton orang lain bermain, tetapi tidak ikut bermain. Di usia ini, anak sudah mulai memperhatikan orang bersosialisasi, tetapi belum ada keinginan kuat untuk ikut bersosialisasi.

4. Anak Usia 3,5 Tahun

Di usia ini, anak mulai melakukan parallel play, yaitu main bersama dengan orang lain, tetapi tidak berinteraksi. Apakah Parents pernah melihat anak bermain dengan teman sebayanya, tetapi mereka fokus dengan mainannya masing-masing dan hanya berinteraksi untuk saling meminjam mainan, misalnya? Inilah contoh dari parallel play.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Anak Usia 4 Tahun

Sumber: Freepik

Di tahapan ini, anak mulai masuk ke fase associative play atau mulai ada interaksi dengan teman. Saat inilah anak seharusnya mulai senang bermain dengan teman sebayanya. Meskipun misalnya memainkan satu permainan pun, tetapi di usia ini anak sudah senang melakukannya bersama teman.

6. Anak di Atas Usia 5 Tahun

Saat inilah anak sudah masuk ke tahapan cooperative play, yaitu anak bermain bersama dengan aturan tertentu. Bermain petak umpet, petak jongkok, atau bahkan main masak-masakan, sudah bisa dilakukan anak bersama dengan teman-temannya.

Artikel terkait: 5 Manfaat Bermain Peran untuk Anak, Bisa Latih Potensi Prestasi Aktif Bersosialisasinya, Lho!

Kegiatan yang Bisa Tumbuhkan Rasa Sosialisasi Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam acara Virtual Media Workshop Tokopedia: Manfaatkan Libur Sekolah untuk Tingkatkan Kemampuan Sosialisasi dan Melepas Kejenuhan Anak, Mbak Nina juga memberikan beberapa contoh kegiatan yang bisa membuat anak lebih mudah bersosialisasi.

1. Playdate dengan Teman Sebaya

Jangan hanya mengandalkan waktu bermain di sekolah—yang sangat terbatas, apalagi jika anak belum penuh work from school. Lakukan playdate dengan teman-teman sebaya anak seminggu atau dua minggu sekali. Dengan begitu, anak jadi terbiasa bermain dengan teman sebayanya.

2. Libatkan Anak dalam Acara Keluarga Besar

Setiap ada arisan keluarga, acara pernikahan saudara, atau kumpul keluarga besar, pastikan anak untuk mengikutinya. Lalu, kenalkan mereka ke kakek-nenek, paman-bibi, dan sepupu-sepupunya. Selain anak jadi lebih mengenal keluarganya, hal ini juga akan melatih rasa sosialisasinya.

3. Manfaatkan Teknologi untuk Anak Bersosialisasi

Saat Parents menelepon atau video call keluarga jauh, ikut sertakan anak dalam kegiatan tersebut. Meskipun hanya sekedar menyapa dan menanyakan kabar, tetapi ini adalah bentuk mengenalkan cara bersosialisasi kepada anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apalagi masih di masa pandemi seperti ini, jika masih khawatir anak bertemu dengan orang banyak, maka harus bisa memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.

Parents juga bisa mengajarkan anak untuk bermain dengan teman sebayanya lewat video call atau Zoom. Jangan biarkan anak merasa terisolasi karena tidak bergaul dengan orang lain.

Artikel terkait: Mengasah Kemampuan Bersosialisasi Si Kecil Sejak Dini

Tip bagi Orang Tua untuk Tumbuhkan Rasa Sosialisasi Anak

Terakhir, Mbak Nina memberitahukan beberapa tip yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan rasa sosialisasi pada anak.

1. Menunjukkan Kerja Sama yang Baik dengan Suami/Istri

 

Orang tua adalah contoh pertama anak. Jika Parents bisa menunjukkan kerja sama yang baik dengan suami/istri, maka itu akan menjadi contoh pertama dan nyata pada anak kalau orang tuanya melakukan sosialisasi.

Jika ayah dan ibunya saja lebih banyak tidak saling berbicara dan sibuk dengan urusannya masing-masing, anak akan sulit mendapatkan contoh cara bersosialisasi. Jadi, berikan contoh yang baik pada anak, ya.

2. Ceritakan atau Perlihatkan Sosialisasi yang Dilakukan Orang Tua

Saat sedang mengantarkan anaknya ke sekolah, playdate dengan temannya, atau bahkan berbelanja ke supermarket, anak akan melihat bagaimana cara orang tuanya bersosialisasi. Secara tidak langsung ini akan menjadi pelajaran yang tertanam di otaknya.

Selain memperlihatkan secara langsung, Parents juga bisa menceritakan pengalaman saat masih bersekolah atau kuliah dengan teman dan sahabat. Dari cerita-cerita tersebut, anak akan mendapatkan gambaran bagaimana cara orang tuanya bersosialisasi dan kemungkinan akan mengikutinya.

3. Lakukan Roleplay untuk Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Sumber: Pexels

Misalnya saat bermain jualan-jualanan dengan anak, perlihatkan bagaimana cara bersosialisasi yang baik antara penjual dan pembeli. Saat bermain salon-salonan, ajarkan anak cara bersikap yang sopan dengan petugas di salon. Atau saat bermain sekolah-sekolahan, perlihatkan cara menjadi murid yang baik kepada guru.

Dari permainan roleplay yang dilakukan, secara tidak langsung anak akan mendapatkan pelajaran mengenai pentingnya melakukan sosialisasi dengan orang lain dan bagaimana cara melakukannya.

Baca juga: