Gerhana bulan merupakan sebuah fenomena yang kerap memantik rasa penasaran. Kabarnya pada 26 Mei 2021 sore ini, akan ada fenomena gerhana bulan total yang terjadi di beberapa titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Masyarakat tradisional biasa menyambut peristiwa ini dengan berbagai ritual. Sedangkan dalam ajaran Islam, umat muslim dianjurkan untuk melakukan shalat gerhana bulan.
Parents, tahu nggak apa yang terjadi saat gerhana bulan? Fenomena alam ini terjadi saat sebagian atau seluruh penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Kondisi ini terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus. Akibatnya, sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalang bumi.
Dalil tentang Perintah Shalat Gerhana
Turunnya perintah untuk melaksanakan shalat saat gerhana berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Arab Jahiliyah. Mereka meyakini bulan dan matahari sebagai Tuhan. Maka Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah engkau sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak.” (QS. Fushshilat : 37)
Dalam sebuah riwayat juga diceritakan, pernah pada suatu ketika di zaman Rasulullah terjadi gerhana. Di saat yang bersamaan, Ibrahim putra Rasulullah wafat. Masyarakat Arab lantas menduga bahwa terjadinya gerhana kala itu ada hubungannya dengan wafatnya Ibrahim.
Rasulullah kemudian bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga gerhana pulih kembali.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Artikel terkait: Benarkah gerhana bulan berbahaya bagi ibu hamil? Ini penjelasannya!
Hukum Shalat Gerhana Bulan
Fenomena gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut ‘khusuf’. Ketika peristiwa tersebut terjadi, umat Islam disunnahkan mengerjakan shalat sunnah dua rakaat atau shalat khusuf. Mayoritas ulama mengatakan, hukum shalat gerhana secara umum adalah sunnah muakkad.
Melansir Republika, dalam kitab-kitab fikih disebutkan bahwa shalat gerhana dapat dilakukan baik secara berjamaah maupun sendiri. Usai shalat berjamaah ada khutbah, namun saat shalat sendiri tidak perlu khutbah.
Hal yang membedakan antara shalat gerhana dengan shalat lain adalah dalam shalat gerhana setiap rakaat ada dua rukuk.
Dikutip dari NU Online, shalat gerhana disunnahkan dilakukan secara berjama’ah, lebih utama lagi dilaksanakan di masjid. Kemudian dianjurkan mandi sebelum berangkat shalat gerhana.
Tidak ada adzan dan iqomah ketika akan melaksanakan shalat gerhana, tetapi cukup dengan seruan “Asshalatu Jami’ah”.
Imam disunnahkan mengeraskan suara saat membaca Al-Fatihah dan Surat untuk gerhana bulan, namun dengan suara lirih untuk gerhana matahari. Adapun menurut madzhab Hambali, Khottobi dan Ibnu Mundzir disunnahkan keras juga pada shalat gerhana matahari.
Artikel terkait: 26 Mei 2021 Akan Ada Gerhana Bulan Total, Ini Fase dan Wilayah Terjadinya
Tata Cara Shalat
Berikut ini tata cara shalat sunnah khusuf sesuai yang dijelaskan dalam laman Nahdlatul Ulama.
- Niat. Adapun lafadz niat shalat khusuf ini adalah: أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى
“Saya shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
- Membaca taawudz
- Membaca surah Al Fatihah dan salah satu surah dalam Al Quran. Keduanya dibaca dengan jahar atau suara lantang.
- Dilanjutkan dengan rukuk dengan membaca tasbih dan kemudian i’tidal. Pada i’tidal pertama tidak membaca doa i’tidal, namun membaca Surat Al-Fatihah kembali diikuti dengan bacaan surat Al-Qur’an kembali.
- Setelah itu rukuk untuk yang kedua kalinya dengan membaca tasbih. Kemudian i’tidal dengan membaca doa i’tidal.
- Selanjutnya sujud dengan membaca tasbih, lalu duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua dengan membaca tasbih.
- Berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
- Rangkaian shalat diakhiri dengan tahiyat dan salam.
Shalat gerhana dapat diringkas dengan cara membaca Surat Al-Fatihah sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang. Setelah shalat, imam dianjurkan menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan tausiyah agar jamaah beristighfar.
Shalat disunnahkan saat gerhana bulan sementara berlangsung. Sedangkan, dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah usai.
****
Parents, itulah tadi penjelasan lengkap seputar hukum dan tata cara shalat gerhana bulan.
Baca juga:
Tata Cara Mendirikan Shalat Tasbih dan Manfaatnya bagi Umat Muslim
Sempurnakan Taubat dengan Shalat Sunnah Taubat, Ini Niat dan Tata Caranya