Selain Virus Zika, Air Minum di Brasil Diduga Sebabkan Mikrosefali

Virus zika disinyalir sekelompok dokter bukan sebagai penyebab utama wabah mikrosefali di Brazil. Lantas, apa penyebabnya?

Belakangan, internet ramai dengan pemberitaan tentang wabah mikrosefali yang diduga akibat virus Zika. Nyaris 4000 bayi di Brasil terlahir dengan kondisi kepala yang kecil.

[Ribuan Bayi Baru Lahir di Brasil Mengalami Kerusakan Otak, Diduga Akibat Virus Zika]

Namun menyusul kemudian, sekelompok dokter dari Argentinian Group Physicians in Crop-Sprayed Towns (PCST) mengeluarkan laporan terkait penyebab lain wabah mikosefali tersebut.

Virus zika bukan penyebab pasti mikrosefali

Meski pemerintah Brasil telah mengeluarkan pernyataan bahwa ada kaitan  kuat antara virus zika dengan wabah mikrosefali, PCST tetap melakukan penelitian akan kemungkinan penyebab lainnya.

PCST menemukan bahwa kaitan antara pestisida jenis pyriproxyfen dengan wabah mikrosefali, lebih kuat daripada virus zika.

PCST menuliskan dalam laporan mereka bahwa di daerah yang penduduknya banyak terserang penyakit ini, air minumnya terkontaminasi pyriproxifen. Negara telah menerapkan penggunaan zat ini di dalam air minum mereka selama 18 bulan. 

Fungsi pyriproxifen itu sendiri adalah untuk pengendalian nyamuk dalam air yang dapat menjadi berbagai macam bibit penyakit, seperti zika, demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning.

Mereka menekankan bahwa bukan suatu kebetulan mikrosefali marak di Brasil (yang menggunakan pyriproxyfen pada air minum), sedangkan di Kolombia virus zika belum dikaitkan secara pasti sebagai penyebab mikrosefali. Padahal Kolombia adalah wilayah kedua tertinggi yang terjangkit virus ini.

Di Brasil sendiri, tidak semua kasus mikrosefali dapat dikatakan disebabkan oleh virus zika. “Setelah para ahli meneliti 732 kasus, mereka menemukan bahwa lebih dari setengah kasus mikrosefali tidak ada kaitannya dengan virus zika,” menurut reportase The Washington Post.

Menanggapi laporan tersebut, salah satu negara bagian Brasil telah menghentikan penggunaan pyriproxyfen sampai penelitian lebih lanjut.

“Kami memutuskan untuk menangguhkan penggunaan produk tersebut dalam air minum sampai ada posisi yang jelas dari kementerian kesehatan,” terang Joao Gabbardo dos Reis, sekretaris kesehatan negara, kepada The Telegraph.

Fakta lain tentang pyriproxifen

Sementara itu, beberapa pemberitaan juga memperdebatkan pyriproxifen sebagai penyebab mikrosefali.

Walau beberapa media mengatakan bukti yang mendukung hubungan antara pyriproxifen dan mikrosefali adalah “luar biasa” , media lain menyebutnya sebagai “teori konspirasi“.

Selain itu, World Health Organisation (WHO) bersikeras bahwa pyriproxifen yang dimasukkan dalam air minum cukup aman, karena masih dalam level yang direkomendasikan.

“Efek dari (laporan) ini menyebabkan kepanikan di masyarakat,” kata Ian Musgrave, seorang ahli neurotoksikologi dan farmakologi di University of Adelaide, kepada Huftington Post.

“Jika mereka ingin mengontrol nyamuk, apa yang akan mereka gunakan sekarang? Sesuatu yang lebih beracun?” tambahnya.

Masih banyak pertanyaan lainnya tentang mengapa kasus mikrosefali tampaknya telah meledak dalam beberapa bulan dan tahun terakhir, yang mungkin masih butuh waktu lebih lama untuk dapat terjawab tuntas.

Tapi sampai kita memiliki bukti jelas antara penyakit ini dengan penyebab masif tertentu, baik itu pestisida ataupun virus, tidaklah bijak untuk melompat ke kesimpulan berdasarkan bukti yang tidak konsisten.

Sumber foto: screenshot Youtube

Baca juga:

Mengenal Mikrosefali yang Disebabkan Virus Zika

WHO Umumkan Kondisi Darurat Akibat Virus Zika

Virus Zika Diduga Sudah Ada di Indonesia Sejak 1978

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.